Kenaikan PPN Jadi 12 Persen di 2025: Barang Apa Aja yang Kena Dampaknya?

Hai Sobat Cuan! Udah denger kabar tentang kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang bakal jadi 12%? Yap, mulai 1 Januari 2025, pemerintah bakal menaikkan tarif Pajak tersebut dari yang tadinya 11% menjadi 12%. Kenaikan ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Pasti banyak dari Sobat yang bertanya-tanya, barang apa aja sih yang bakal kena dampak dari kenaikan ini? Atau ada juga yang penasaran, apa barang atau jasa tertentu bakal dikecualikan dari kenaikan ini?

pajak ppn

Nah, biar lebih jelas, yuk kita kupas satu per satu soal barang dan jasa yang bakal kena pajak, dan barang apa aja yang nggak kena Pajak PPN.

PPN 12 Persen Mulai Berlaku di 2025, Apa Aja Dampaknya?

Sobat, PPN atau Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan jasa di dalam negeri. Jadi, tiap kali kita beli barang atau pakai jasa, sebagian dari harga yang kita bayarkan itu adalah Pajak tersebut. Nah, mulai dari tahun 2025, Sobat akan merasakan sedikit kenaikan harga karena tarif Pajak tersebut bakal naik jadi 12%. Kenaikan ini memang bukan pertama kali, karena sebelumnya Pajak tersebut juga naik dari 10% jadi 11% pada April 2022.

Tujuan utama dari kenaikan ini adalah untuk menambah pemasukan negara. Dan tentu aja, Sobat perlu siap-siap nih buat perubahan harga yang bakal terasa di beberapa sektor. Tapi, tenang, nggak semua barang dan jasa bakal kena Pajak tersebut kok. Ada beberapa pengecualian yang udah diatur dalam undang-undang. Kita bakal bahas lebih lanjut di bawah!

Barang dan Jasa yang Dikecualikan dari PPN

Pertama-tama, kita ngomongin dulu nih barang dan jasa yang nggak kena Pajak tersebut. Menurut Pasal 4A UU HPP, ada beberapa kelompok barang dan jasa yang dibebaskan dari Pajak tersebut, alias nggak bakal terpengaruh kenaikan 12% ini.

Barang yang Dikecualikan dari PPN:

  1. Makanan dan Minuman di Tempat Makan
    Barang-barang yang dijual di restoran, hotel, warung, atau tempat makan lainnya nggak dikenakan PPN. Jadi, kalau Sobat makan di luar atau pesan katering, tenang aja, harga yang Sobat bayar nggak termasuk PPN 12% karena sudah termasuk pajak daerah.
  2. Uang, Emas Batangan, dan Surat Berharga
    Barang-barang yang termasuk uang, emas batangan (khusus untuk cadangan devisa negara), dan surat berharga juga nggak kena PPN.

Jasa yang Dikecualikan dari PPN:

  1. Jasa Keagamaan
    Semua jenis jasa yang berkaitan dengan aktivitas keagamaan, seperti layanan di tempat ibadah, nggak dikenakan PPN.
  2. Jasa Kesenian dan Hiburan
    Jasa yang dilakukan oleh pekerja seni dan hiburan, seperti konser atau pertunjukan, juga nggak kena PPN, karena ini merupakan objek pajak daerah.
  3. Jasa Perhotelan
    Kalau Sobat nginap di hotel atau menyewa ruangan di hotel, nggak perlu khawatir soal PPN karena jasa ini udah dikenakan pajak daerah, bukan PPN.
  4. Jasa Pemerintah
    Jasa yang diberikan oleh pemerintah dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan umum, seperti layanan administrasi atau pelayanan publik, nggak kena PPN.
  5. Jasa Penyediaan Tempat Parkir
    Parkir kendaraan juga termasuk dalam jasa yang bebas PPN, karena ini diatur sebagai pajak daerah.
  6. Jasa Katering
    Kalau Sobat suka pesan katering buat acara atau kebutuhan harian, jasa boga atau katering juga nggak dikenakan PPN.

Barang dan Jasa yang Kena PPN

Nah, setelah kita bahas barang dan jasa yang bebas dari Pajak, sekarang kita lihat daftar barang dan jasa yang bakal kena PPN 12% di 2025. Mengacu pada UU Nomor 42 Tahun 2009, berikut adalah jenis barang dan jasa yang dikenakan Pajak:

  1. Barang Kena Pajak (BKP)
    Semua barang yang diproduksi di dalam negeri atau diimpor dari luar negeri yang sifatnya kena pajak akan dikenakan PPN. Misalnya, produk elektronik seperti televisi, kulkas, dan gadget bakal kena PPN. Begitu juga barang-barang kayak tas, pakaian, sepatu, hingga kosmetik.
  2. Impor Barang
    Setiap barang yang diimpor ke Indonesia juga kena PPN, mulai dari bahan baku industri hingga barang konsumsi. Jadi, kalau Sobat beli barang dari luar negeri, jangan kaget kalau harganya naik karena kena PPN impor.
  3. Jasa Kena Pajak (JKP)
    Layanan atau jasa yang ditawarkan di dalam negeri, seperti jasa perbaikan, konstruksi, hingga layanan teknologi informasi, bakal kena PPN. Layanan digital seperti langganan Netflix, Spotify, atau platform streaming lainnya juga termasuk jasa yang kena PPN.
  4. Ekspor Barang dan Jasa
    Pengusaha yang mengekspor barang kena pajak ke luar negeri juga dikenakan PPN. Begitu juga ekspor jasa kena pajak, seperti jasa konsultasi atau pengembangan teknologi.

Jadi, misalnya Sobat beli baju, sepatu, atau produk kecantikan, Sobat perlu siap-siap buat kena PPN 12% mulai tahun depan. Begitu juga kalau Sobat langganan layanan streaming kayak Netflix atau Spotify, bakal ada tambahan biaya karena layanan ini juga dikenakan Pajak.

Bagaimana Kenaikan PPN Mempengaruhi Konsumen?

Kenaikan Pajak tersebut dari sebelumnya 11% ke 12% tentu bakal terasa buat sebagian konsumen. Bayangin aja, setiap barang atau jasa yang Sobat beli harganya bakal sedikit naik karena tambahan Pajak. Misalnya, kalau Sobat beli produk elektronik seharga Rp1 juta, dengan PPN 11%, Sobat bakal bayar Rp1,110,000. Tapi dengan Pajak tersebut menjadi 12%, harganya jadi Rp1,120,000. Meskipun perbedaannya cuma sedikit, tapi kalau dikalikan dengan banyak pembelian, tentu bakal terasa.

Selain itu, sektor bisnis juga bakal ikut terpengaruh. Pengusaha harus menyesuaikan harga jual mereka untuk mengimbangi kenaikan Pajak. Meskipun Pajak ini ditanggung oleh konsumen, pengusaha perlu melakukan perubahan dalam sistem penagihan dan administrasi pajak mereka.

Apa yang Bisa Sobat Lakukan?

Sebagai konsumen, Sobat bisa melakukan beberapa hal untuk menghadapi kenaikan Pajak tersebut. Pertama, Sobat bisa mulai lebih cermat dalam mengatur pengeluaran. Prioritaskan kebutuhan dan alokasikan dana dengan bijak. Kedua, Sobat bisa memanfaatkan promo atau diskon dari penjual untuk mengimbangi kenaikan harga akibat Pajak tersebut. Banyak toko yang biasanya memberikan diskon besar menjelang akhir tahun, jadi manfaatkan kesempatan ini!

Selain itu, penting buat Sobat untuk lebih memahami mana barang yang kena Pajak tersebut dan mana yang nggak. Dengan begitu, Sobat bisa lebih bijak dalam berbelanja dan nggak kaget dengan perubahan harga yang terjadi.

Kesimpulan

Kenaikan PPN menjadi 12% di tahun 2025 mungkin bikin Sobat Cuan merasa ada beban tambahan saat belanja barang atau jasa. Tapi, dengan pemahaman yang lebih baik tentang apa aja barang dan jasa yang kena atau nggak kena Pajak, Sobat bisa lebih siap dalam menghadapi perubahan ini. Ingat, tujuan dari kenaikan Pajak ini adalah untuk meningkatkan pemasukan negara yang nantinya bisa digunakan buat pembangunan nasional dan layanan publik.

Jadi, jangan terlalu khawatir, Sobat! Selama kita bisa mengatur pengeluaran dengan bijak dan memahami peraturan pajak yang berlaku, kenaikan Pajak tersebut bisa dikatan nggak akan terlalu membebani. Selalu cek lagi harga barang sebelum membeli, dan manfaatkan berbagai diskon yang ada. Siap menyongsong 2025 dengan penuh perencanaan keuangan yang lebih baik? Yuk, atur keuangan Sobat dengan lebih cermat dengan moota mulai sekarang!

October 17, 2024
Baca Sekarang
baca sekarang
1 9 10 11 12 13 24
Kami sediakan update terbaru, tutorial, dan tips terbaik untuk Anda
arizaz
October 25, 2024
October 25, 2024

Marketplace vs Website Keefektifan untuk Bisnis Online

Pernah nggak sih, kamu kepikiran lebih efektif mana, jualan lewat marketplace atau bikin website sendiri? Ini pertanyaan klasik yang pasti sering muncul di benak para pebisnis online, terutama yang baru mau mulai. Nah, di artikel ini, kita bakal ngobrol santai tapi tetap profesional soal perbandingan antara marketplace dan website pribadi. Simak terus, ya!

Marketplace vs Website: Apa Bedanya?

Sebelum kita bahas lebih jauh, yuk kita pahami dulu apa itu marketplace dan website pribadi.

Marketplace adalah platform online seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan lainnya. Di sini, penjual bisa langsung bertemu pembeli dalam satu tempat yang sama. Sedangkan website pribadi adalah situs yang kamu bangun sendiri, baik untuk keperluan pribadi atau bisnis. Biasanya, website ini dirancang khusus untuk menunjukkan identitas brand dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis kamu.

Keduanya sama-sama penting dalam dunia bisnis online. Tapi, masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya sendiri, loh! Jadi, pilihan platform mana yang lebih cocok buat kamu tergantung pada strategi dan kebutuhan bisnis.

Keuntungan dan Kerugian Marketplace

Kita mulai dulu dari marketplace. Ada beberapa keuntungan utama yang bikin banyak pebisnis online tertarik menggunakan marketplace, terutama buat yang baru mulai.

  1. Jangkauan Pasar yang Luas Marketplace seperti Tokopedia atau Shopee sudah punya jutaan pengguna aktif setiap harinya. Ini berarti, produk kamu bisa langsung dilihat oleh banyak orang tanpa perlu usaha promosi yang terlalu besar. Pengguna datang sendiri ke platform tersebut untuk belanja, jadi kamu nggak perlu repot menarik pengunjung dari awal.
  2. Biaya Awal Rendah Nah, buat kamu yang budgetnya terbatas, marketplace ini cocok banget. Kamu nggak perlu modal besar untuk mulai jualan. Hanya dengan mendaftar dan mengunggah produk, kamu udah bisa mulai berjualan. Belum lagi, kamu juga nggak perlu pusing mikirin biaya hosting atau desain website.
  3. Kemudahan Fitur Platform seperti marketplace biasanya sudah menyediakan berbagai fitur untuk mempermudah transaksi, seperti sistem pembayaran otomatis, promosi, hingga fitur review dari pelanggan. Fitur-fitur ini sangat membantu dalam menjalankan bisnis tanpa perlu ribet.

Tapi, di balik semua keuntungan tersebut, ada beberapa kekurangan yang perlu kamu pertimbangkan juga:

  1. Persaingan Ketat Marketplace itu bagaikan lautan penuh ikan. Kamu bukan satu-satunya penjual di sana, dan bisa jadi ada ribuan penjual lain yang menawarkan produk serupa dengan harga lebih murah. Jadi, tantangan kamu adalah bagaimana bisa menonjol di tengah kompetisi yang sangat ketat ini.
  2. Kurangnya Kendali atas Brand Di marketplace, kamu harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan platform. Branding juga agak terbatas karena tampilan toko dan produk diatur oleh marketplace, bukan kamu sendiri. Jadi, kadang sulit untuk membedakan bisnismu dari yang lain.
  3. Biaya Komisi dan Iklan Meski biaya awalnya rendah, jangan lupa bahwa marketplace juga mengambil komisi dari setiap penjualan. Selain itu, kalau kamu mau produkmu lebih terlihat, kamu mungkin perlu membayar untuk iklan atau fitur promosi tambahan.

Keuntungan dan Kerugian Situs Pribadi

Sekarang kita bahas website pribadi. Punya website sendiri tentu saja memberikan lebih banyak kendali dan fleksibilitas, tapi ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.

  1. Kendali Penuh atas Brand Keuntungan terbesar dari punya website pribadi adalah kamu bisa sepenuhnya mengontrol tampilan dan fungsi website tersebut. Kamu bisa mendesain tampilan yang sesuai dengan brand kamu, menyesuaikan konten sesuai kebutuhan, dan menciptakan pengalaman belanja yang unik untuk pelanggan.
  2. Membangun Kepercayaan Pelanggan Dengan website pribadi, kamu bisa membangun hubungan lebih erat dengan pelanggan. Mereka akan melihat bisnismu sebagai sesuatu yang lebih profesional dan terpercaya karena punya domain sendiri. Ini juga bisa meningkatkan kredibilitas bisnismu di mata calon pelanggan.
  3. Kreativitas Tanpa Batas Punya website artinya kamu bebas berkreasi, baik dalam desain, strategi pemasaran, hingga konten yang kamu tampilkan. Mau bikin blog untuk promosi? Bisa. Mau tawarkan program membership khusus pelanggan setia? Gampang. Semuanya bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan bisnismu.

Tapi, tetap ada kekurangan yang perlu diperhatikan:

  1. Biaya Pemeliharaan Punya website pribadi berarti kamu harus siap dengan biaya tambahan untuk domain, hosting, dan mungkin jasa pengembang website. Belum lagi, kalau kamu ingin optimasi SEO, biaya pemasaran online juga perlu diperhitungkan. Jadi, ada modal awal yang harus kamu keluarkan lebih besar dibanding marketplace.
  2. Menarik Pengunjung Butuh Usaha Ekstra Kalau di marketplace, pengunjung sudah tersedia, di website pribadi kamu harus bekerja keras untuk menarik traffic. Ini artinya kamu perlu belajar tentang SEO, digital marketing, dan mungkin juga iklan berbayar. Tanpa itu, website kamu bisa sepi pengunjung.
  3. Waktu dan Tenaga Mengelola website pribadi juga butuh waktu dan tenaga ekstra. Kamu harus rajin meng-update konten, memperbarui fitur, dan memastikan website tetap berfungsi dengan baik. Jadi, kalau kamu nggak punya tim yang bisa membantu, hal ini bisa jadi tantangan tersendiri.
Pakai Moota, Yuk Buruan Daftar!

Mana yang Lebih Efektif untuk Bisnismu?

Nah, setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, mungkin kamu masih bingung: mana yang lebih efektif? Jawabannya tergantung pada situasi dan tujuan bisnismu.

  1. Jika Kamu Baru Memulai Kalau kamu baru memulai bisnis dan belum punya banyak modal, marketplace adalah pilihan yang lebih realistis. Dengan jangkauan yang luas dan biaya awal yang rendah, kamu bisa mulai jualan tanpa beban besar. Ini juga cocok kalau kamu ingin menguji produk di pasar sebelum memutuskan untuk berinvestasi lebih besar.
  2. Jika Kamu Ingin Membangun Brand Jangka Panjang Namun, kalau tujuan utamamu adalah membangun brand yang kuat dan membedakan bisnismu dari kompetitor, punya website pribadi bisa jadi langkah yang tepat. Meski butuh investasi lebih besar di awal, keuntungan jangka panjangnya bisa sangat menguntungkan, terutama jika kamu fokus pada peningkatan SEO dan pengalaman pelanggan yang unik.
  3. Kombinasi Marketplace dan Website Jangan lupa, kamu juga nggak harus memilih salah satu saja. Kamu bisa mengombinasikan keduanya! Gunakan marketplace untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan memanfaatkan traffic yang sudah ada. Di sisi lain, bangun website pribadi untuk menciptakan kesan profesional dan membangun loyalitas pelanggan.

Kesimpulan

Marketplace dan website pribadi sama-sama punya peran penting dalam bisnis online. Keduanya menawarkan kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhan bisnismu. Marketplace cocok untuk kamu yang ingin cepat menjual dengan biaya rendah, sementara website pribadi lebih pas untuk membangun brand jangka panjang.

Pilihan antara platform online dan situs pribadi tergantung pada kebutuhan bisnis Anda. Jika Anda baru memulai dan memiliki anggaran yang terbatas, platform online bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika Anda ingin membangun brand dan bersedia menginvestasikan waktu dan uang untuk pemasaran, memiliki situs pribadi bisa menjadi pilihan yang lebih baik.

Sebagai catatan, moota.co bisa menjadi alat yang membantu Sobat Cuan dalam melakukan cek transaksi otomatis khususnya untuk transaksi via bank transfer. Dengan moota.co, Sobat bisa lebih fokus dalam mengembangkan bisnisnya.

Baca Sekarangbaca sekarang
arizaz
October 24, 2024
October 24, 2024

UMKM dan UKM: Apa Bedanya dan Mengapa Penting?

Kalau kita ngobrolin soal bisnis di Indonesia, pasti nggak asing dengan istilah UKM dan UMKM, kan? Tapi pernah nggak, Sobat kepikiran apa bedanya antara UKM dan UMKM? Banyak orang mungkin masih bingung, padahal keduanya punya peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, lho. Di artikel ini, kita bakal bahas tuntas tentang perbedaan UKM dan UMKM, mulai dari definisi, kriteria, hingga pengaruh keduanya terhadap perekonomian negara kita.

perbedaan umkm dan ukm

Jadi, yuk, simak pembahasan ini sampai habis, siapa tahu bisa jadi inspirasi buat Sobat yang mau memulai usaha UMKM dengan modal kecil. Dan jangan lupa, teknologi seperti Moota juga bisa bantu kelola keuangan bisnis kamu agar lebih terkontrol!

Apa Itu UKM?

UKM, atau Usaha Kecil dan Menengah, merupakan jenis usaha yang berada di skala kecil hingga menengah. Biasanya, UKM ini dimiliki oleh individu atau kelompok kecil yang menjalankan bisnis dengan modal terbatas dan tenaga kerja yang sedikit. UKM sering kita jumpai dalam bentuk toko-toko kelontong, usaha rumahan, warung makan, dan sejenisnya. Meski skala usahanya tidak sebesar perusahaan besar, UKM memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian, terutama dalam menciptakan lapangan kerja.

Kita bisa melihat contoh UKM di sekitar kita seperti penjual keripik, pemilik kios kecil, atau penjahit rumahan. Menariknya, meskipun usahanya kecil, UKM tetap punya peluang berkembang menjadi lebih besar jika dikelola dengan baik.

Apa Itu UMKM?

Sementara itu, UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Dari namanya saja, kita bisa melihat ada tambahan “mikro” di depan UKM. Nah, di sinilah salah satu perbedaan utamanya. UMKM mencakup usaha mikro yang lebih kecil dari usaha kecil. Misalnya, seorang pedagang kaki lima atau penjual gorengan di pinggir jalan termasuk dalam kategori usaha mikro.

UMKM sendiri memiliki tiga kategori, yaitu usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Usaha mikro biasanya dijalankan dengan modal yang sangat minim, dan sering kali tidak memiliki tenaga kerja. Sementara itu, usaha kecil dan menengah memiliki modal yang lebih besar dibandingkan usaha mikro, dan biasanya sudah mempekerjakan beberapa karyawan.

Perbedaan UKM dan UMKM

Sekarang, setelah kita paham apa itu UKM dan UMKM, mari kita bahas perbedaan spesifik antara keduanya. Meskipun keduanya sering kali dianggap sama, ada beberapa poin utama yang membedakan UKM dan UMKM. Yuk, kita bahas satu per satu.

1. Kriteria Modal dan Pendapatan

Salah satu perbedaan terbesar antara UKM dan UMKM terletak pada kriteria modal dan pendapatan yang digunakan untuk mengklasifikasikan usaha tersebut. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, berikut adalah batasan modal dan pendapatan untuk masing-masing kategori:

  • Usaha Mikro (UMKM): Memiliki kekayaan bersih hingga Rp50 juta, atau pendapatan tahunan maksimal Rp300 juta.
  • Usaha Kecil (UKM/UMKM): Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50 juta hingga Rp500 juta, atau pendapatan tahunan antara Rp300 juta hingga Rp2,5 miliar.
  • Usaha Menengah (UMKM): Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500 juta hingga Rp10 miliar, atau pendapatan tahunan antara Rp2,5 miliar hingga Rp50 miliar.

Dari sini, bisa dilihat kalau UKM biasanya berada di kategori usaha kecil hingga menengah, sedangkan UMKM mencakup usaha mikro, kecil, dan menengah.

2. Skala Usaha

Dari segi skala usaha, UMKM mencakup lebih banyak kategori, mulai dari usaha mikro hingga usaha menengah. Usaha mikro biasanya sangat kecil, seperti pedagang keliling atau usaha rumahan yang modalnya minim. Sedangkan UKM lebih sering merujuk pada usaha kecil dan menengah yang sudah memiliki struktur bisnis yang lebih stabil.

Contohnya, seorang penjual nasi goreng keliling bisa dikategorikan sebagai usaha mikro (UMKM), sementara pemilik restoran kecil mungkin lebih cocok masuk dalam kategori UKM.

3. Jumlah Tenaga Kerja

Perbedaan lain yang bisa dilihat adalah jumlah tenaga kerja. UMKM, terutama yang termasuk usaha mikro, biasanya dijalankan oleh satu atau dua orang saja, sering kali anggota keluarga. Sementara UKM, khususnya yang sudah mencapai skala usaha menengah, biasanya sudah memiliki tenaga kerja tetap dalam jumlah yang lebih besar.

UKM yang berkembang bisa memiliki puluhan hingga ratusan karyawan, tergantung dari besar kecilnya usaha tersebut. Hal ini berbeda dengan usaha mikro yang biasanya lebih mengandalkan tenaga pemilik usaha itu sendiri.

4. Jenis Usaha

Jenis usaha yang dijalankan oleh UMKM dan UKM juga bisa berbeda. UMKM lebih banyak bergerak di sektor informal, seperti perdagangan kaki lima, pertanian kecil-kecilan, atau kerajinan tangan rumahan. Sementara UKM lebih sering bergerak di sektor formal, seperti produksi barang atau jasa yang lebih terstruktur.

Namun, perlu diingat bahwa UMKM dan UKM bisa berada di berbagai sektor, baik formal maupun informal. Yang membedakan adalah skala dan modal usaha yang mereka miliki.

Peran Penting UKM dan UMKM dalam Perekonomian Indonesia

Kenapa sih kita perlu memahami perbedaan UKM dan UMKM? Salah satu alasannya adalah karena keduanya memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia.

UKM dan UMKM menciptakan lapangan kerja bagi jutaan orang di Indonesia. Di tengah kondisi ekonomi yang sering kali tidak stabil, usaha kecil dan menengah bisa menjadi penyelamat bagi banyak orang yang kehilangan pekerjaan atau ingin mencari penghasilan tambahan. Selain itu, UKM dan UMKM juga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan menyediakan produk dan jasa yang dibutuhkan masyarakat.

Banyak produk-produk lokal Indonesia yang berasal dari UKM dan UMKM, dan ini berkontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi nasional. Bahkan, UKM dan UMKM juga punya potensi besar untuk berkembang lebih jauh, apalagi dengan adanya dukungan teknologi.

Mengelola Keuangan UKM dan UMKM dengan Teknologi

Salah satu tantangan terbesar bagi UKM dan UMKM adalah bagaimana mengelola keuangan dengan baik. Banyak usaha kecil yang gagal karena mereka tidak memiliki sistem pengelolaan keuangan yang tepat. Di sini, teknologi bisa menjadi solusi.

Misalnya, Sobat bisa menggunakan aplikasi Moota untuk memantau arus kas dan mutasi rekening usaha. Dengan Moota, Sobat bisa melihat transaksi masuk dan keluar secara real-time, sehingga memudahkan untuk mengontrol keuangan usaha. Ini penting banget buat Sobat yang menjalankan usaha UMKM, agar usaha tetap berjalan lancar tanpa harus bingung masalah keuangan.

Bagaimana Memulai Usaha UMKM?

Nah, setelah paham perbedaan UKM dan UMKM, mungkin Sobat mulai tertarik buat memulai usaha sendiri. Jika iya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai usaha UMKM.

1. Tentukan Jenis Usaha

Langkah pertama adalah menentukan jenis usaha yang ingin Sobat jalankan. Apakah Sobat ingin bergerak di bidang kuliner, jasa, atau mungkin produksi barang? Pilih jenis usaha yang sesuai dengan minat dan kemampuan Sobat, serta memiliki prospek pasar yang bagus.

2. Hitung Modal Awal

Setelah menentukan jenis usaha, langkah selanjutnya adalah menghitung modal awal yang dibutuhkan. Untuk usaha mikro, modal awal bisa sangat minim, mulai dari beberapa ratus ribu hingga jutaan rupiah saja. Pastikan Sobat memiliki rencana keuangan yang matang agar usaha bisa berjalan lancar.

3. Kelola Keuangan dengan Baik

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, pengelolaan keuangan adalah kunci sukses dalam menjalankan usaha UMKM. Jangan lupa untuk selalu mencatat pemasukan dan pengeluaran, serta memantau arus kas usaha. Dengan menggunakan aplikasi seperti Moota, Sobat bisa lebih mudah dalam mengelola keuangan dan fokus pada pengembangan usaha.

4. Manfaatkan Teknologi

Teknologi bisa menjadi sahabat terbaik Sobat dalam mengembangkan usaha UMKM. Mulai dari pemasaran online, hingga pengelolaan keuangan, semua bisa dilakukan dengan bantuan teknologi. Sobat bisa memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk, serta aplikasi keuangan untuk memantau bisnis secara real-time.

Kesimpulan

UKM dan UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Meskipun sering kali dianggap sama, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan, terutama dari segi skala usaha, modal, dan jumlah tenaga kerja. Baik UKM maupun UMKM sama-sama memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Jika Sobat ingin memulai usaha UMKM, pastikan untuk mengelola keuangan dengan baik, dan jangan ragu untuk memanfaatkan teknologi seperti Moota agar usaha bisa berkembang lebih pesat. Semoga artikel ini bisa membantu Sobat lebih memahami perbedaan UKM dan UMKM serta memberi inspirasi untuk memulai usaha sendiri!

Jadi, selamat berbisnis, baik Anda seorang pelaku UKM maupun UMKM! Semoga bisnis Anda terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi ekonomi Indonesia.

Baca Sekarangbaca sekarang
arizaz
October 24, 2024
October 24, 2024

Jenis Usaha Kecil Menengah Modal Kecil di Indonesia

Halo Sobat! Lagi cari ide usaha modal kecil yang bisa dimulai dari rumah atau dengan modal terbatas? Kamu nggak sendirian! Banyak orang di Indonesia yang ingin memulai usaha tapi terkendala dengan modal yang terbatas. Tapi tenang, Sobat, karena ada banyak banget jenis usaha kecil dan menengah (UKM) yang bisa kamu jalankan dengan modal kecil, tapi tetap menjanjikan hasil yang menguntungkan.

usaha modal kecilccccccccccccccccccccccccccccccccccccc

Di artikel ini, kita akan membahas beberapa jenis usaha kecil yang bisa kamu coba di Indonesia, mulai dari kuliner, jasa, sampai bisnis online. Selain itu, kita juga akan membahas bagaimana cara memulai dan tips mengelola usaha agar tetap sukses. Jangan lupa, Sobat bisa juga memanfaatkan teknologi seperti Moota untuk memantau keuangan usaha kamu, lho! Yuk, kita mulai!

Apa Itu Usaha Kecil dan Menengah (UKM)?

Sebelum kita masuk ke berbagai jenis usaha modal kecil, penting banget untuk tahu dulu apa sih yang dimaksud dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). UKM adalah jenis usaha yang dimiliki oleh perorangan atau kelompok kecil dengan modal terbatas dan cakupan usaha yang relatif kecil. Biasanya, UKM melibatkan produk atau jasa yang dijual dalam skala lokal atau regional. Namun, bukan berarti UKM nggak bisa berkembang besar, ya!

Contoh Usaha Modal Kecil

Banyak perusahaan besar saat ini yang dulunya dimulai dari usaha kecil dengan modal yang minim. Jadi, siapa tahu, usaha kecil yang kamu mulai nanti bisa tumbuh jadi bisnis besar di masa depan.

1. Usaha Kuliner

Nah, kalau ngomongin usaha modal kecil, usaha kuliner pasti jadi salah satu yang paling banyak diminati, terutama di Indonesia. Kenapa? Karena makan itu kebutuhan pokok, dan selera makan orang Indonesia tuh kaya banget. Usaha kuliner bisa dimulai dari yang sederhana, seperti jualan jajanan, makanan rumahan, atau minuman kekinian.

a. Jualan Makanan Ringan atau Snack

Makanan ringan seperti keripik, kacang-kacangan, atau makanan olahan lainnya punya pasar yang luas. Modal yang dibutuhkan juga nggak besar. Kamu bisa mulai dengan memproduksi dalam skala kecil, lalu menjualnya lewat online atau menitipkan di warung-warung sekitar.

b. Minuman Kekinian

Minuman seperti boba, kopi susu, hingga jus sehat sedang jadi tren beberapa tahun terakhir. Sobat bisa coba bikin brand minuman kekinian sendiri dengan modal kecil, terutama jika kamu bisa menyiasati kemasan yang menarik dan rasa yang unik. Bahkan, usaha minuman ini bisa dijalankan dari rumah dengan sistem pre-order.

c. Catering Rumahan

Untuk Sobat yang punya hobi memasak, usaha catering rumahan bisa jadi pilihan yang menjanjikan. Mulailah dengan skala kecil, seperti menerima pesanan untuk acara-acara kecil atau menawarkan menu harian sehat. Usaha ini bisa berkembang dengan cepat, terutama jika kamu memberikan pelayanan yang baik dan cita rasa yang enak.

2. Usaha Jasa

Selain usaha kuliner, usaha jasa juga termasuk kategori usaha modal kecil yang cukup menjanjikan. Jasa biasanya tidak memerlukan modal besar, karena lebih mengandalkan keterampilan atau keahlian yang kamu miliki.

a. Jasa Cuci Sepatu

Saat ini, banyak orang yang punya sepatu branded dan ingin merawatnya dengan baik. Kamu bisa memulai usaha jasa cuci sepatu dengan modal kecil. Peralatan yang dibutuhkan juga sederhana, seperti sabun khusus sepatu, sikat, dan pengering. Asal punya teknik membersihkan yang tepat, usaha ini bisa sangat menguntungkan.

b. Jasa Desain Grafis

Kalau kamu punya skill desain, kamu bisa mulai usaha jasa desain grafis. Banyak bisnis kecil hingga perusahaan besar yang membutuhkan jasa desain untuk keperluan branding, seperti logo, brosur, atau konten media sosial. Kamu bisa mulai dengan menawarkan jasa lewat platform freelancer atau langsung ke teman-teman terdekat.

c. Jasa Kebersihan Rumah

Jasa kebersihan rumah atau cleaning service juga bisa jadi pilihan usaha yang cocok buat Sobat yang tinggal di kota besar. Banyak keluarga yang sibuk dan nggak sempat membersihkan rumah sendiri. Modalnya nggak terlalu besar, dan kamu bisa mulai dari skala kecil.

3. Usaha Online

Di era digital ini, usaha online semakin populer dan banyak diminati, terutama bagi yang ingin memulai usaha modal kecil. Kelebihan dari usaha online adalah kamu bisa menjalankannya dari mana saja, bahkan dari rumah, dan jangkauan pasar yang bisa sangat luas.

a. Toko Online

Membuka toko online bisa jadi salah satu pilihan usaha modal kecil yang sangat menjanjikan. Kamu bisa menjual produk apa saja, mulai dari pakaian, aksesoris, hingga produk handmade. Platform seperti marketplace atau media sosial memudahkan kamu untuk memulai usaha tanpa perlu menyewa toko fisik.

b. Dropshipper

Untuk Sobat yang ingin memulai usaha online tapi nggak punya produk sendiri, bisnis dropship bisa jadi solusinya. Kamu hanya perlu mencari supplier, lalu memasarkan produknya lewat platform online. Keuntungannya, kamu nggak perlu stok barang, dan proses pengiriman dilakukan oleh supplier.

c. Jasa Pembuatan Website

Jasa pembuatan website adalah usaha yang sangat dibutuhkan di era digital ini. Banyak UMKM hingga perusahaan besar yang membutuhkan website untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Kalau kamu punya skill coding atau web development, usaha ini bisa dimulai dengan modal kecil dan potensi penghasilan yang cukup besar.

4. Usaha Kreatif

Industri kreatif juga semakin berkembang di Indonesia, dan banyak usaha kreatif yang bisa dimulai dengan modal kecil. Kuncinya adalah inovasi dan kreativitas, yang bisa membuat produk kamu berbeda dari yang lain.

a. Kerajinan Tangan

Sobat punya bakat membuat kerajinan tangan? Mulai dari perhiasan, aksesoris, hingga barang-barang dekorasi rumah, semua bisa kamu jual secara online. Produk handmade memiliki pasar tersendiri, apalagi jika kamu bisa menawarkan keunikan dan kualitas yang baik.

b. Bisnis Souvenir

Bisnis souvenir juga termasuk usaha modal kecil yang menjanjikan. Kamu bisa memulai dengan menjual souvenir untuk acara-acara tertentu, seperti pernikahan, ulang tahun, atau seminar. Cobalah tawarkan produk yang unik dan personal, agar lebih menarik minat konsumen.

c. Jasa Fotografi

Jika Sobat hobi fotografi, kamu bisa memanfaatkan skill ini untuk memulai usaha jasa fotografi. Nggak perlu langsung punya studio besar, kamu bisa mulai dengan jasa fotografi untuk acara-acara kecil atau foto produk. Modal awalnya cukup dengan kamera dan peralatan dasar fotografi.

5. Usaha Agribisnis

Buat Sobat yang tinggal di daerah pedesaan, usaha agribisnis bisa jadi pilihan usaha modal kecil yang sangat menguntungkan. Pasar untuk produk pertanian dan peternakan selalu ada, dan kamu bisa mulai dari skala kecil.

a. Budidaya Ikan

Usaha budidaya ikan, seperti lele atau nila, bisa dimulai dengan modal kecil. Kamu hanya perlu kolam kecil di halaman rumah, dan bibit ikan yang bisa dibeli dengan harga terjangkau. Dalam beberapa bulan, kamu sudah bisa memanen ikan dan menjualnya ke pasar lokal.

b. Menanam Sayuran Organik

Saat ini, semakin banyak orang yang peduli dengan gaya hidup sehat dan memilih untuk mengonsumsi sayuran organik. Jika Sobat punya lahan kecil di rumah, kamu bisa mencoba menanam sayuran organik dan menjualnya ke tetangga atau pasar sekitar. Modalnya kecil, tapi permintaannya cukup tinggi.

c. Beternak Ayam

Beternak ayam kampung atau ayam petelur bisa menjadi usaha modal kecil yang sangat menguntungkan. Dengan perawatan yang tepat, ayam bisa menghasilkan telur atau daging yang bisa dijual ke pasar lokal. Ini termasuk usaha yang cukup stabil karena produk ternak selalu dibutuhkan oleh masyarakat.

Mengelola Keuangan Usaha Modal Kecil dengan Baik

Apapun jenis usaha modal kecil yang Sobat pilih, penting banget untuk bisa mengelola keuangan dengan baik. Banyak usaha yang gagal karena pemiliknya nggak bisa mengatur arus kas dengan benar. Di sini, Sobat bisa memanfaatkan teknologi seperti Moota, yang membantu memantau transaksi dan mutasi rekening secara real-time. Dengan aplikasi ini, Sobat bisa lebih mudah melihat alur pemasukan dan pengeluaran usaha, sehingga keuangan tetap sehat.

Yuk Buruan Daftar!

Kesimpulan

Memulai usaha modal kecil bukanlah hal yang mustahil. Banyak jenis usaha yang bisa Sobat jalankan dengan modal terbatas, mulai dari kuliner, jasa, hingga usaha online. Yang terpenting adalah Sobat punya komitmen untuk terus belajar dan berinovasi agar usaha bisa berkembang. Jangan lupa juga untuk selalu mengelola keuangan usaha dengan baik, agar bisnis Sobat bisa bertahan dan sukses di masa depan.

Jadi, sudah siap memulai usaha modal kecil Sobat?

Baca Sekarangbaca sekarang
1 9 10 11 12 13 113
Keuangan
Lihat Semua
arizaz
October 22, 2024
October 22, 2024

Hilangnya Kelas Menengah di Indonesia: Nyata atau Cuma Isu?

Sobat, pernah dengar istilah kelas menengah? Mungkin terdengar akrab, ya. dimana masyarakat tersebut sering kali diidentikkan dengan mereka yang hidupnya sudah cukup stabil—punya rumah, mobil, pekerjaan tetap, dan sedikit tabungan untuk masa depan. Nah, kabarnya, ada kekhawatiran bahwa kelas menengah di Indonesia bisa terancam hilang. Serius, hilang? Bukan hal yang sepele, ini benar-benar masalah yang bisa berdampak besar bagi perekonomian dan kesejahteraan sosial kita. Yuk, akan moota bahas kupas tuntas soal ini!

kelas menengah

Apa Itu Kelas Menengah?

Sebelum kita masuk ke dalam masalah yang lebih serius, ada baiknya kita pahami dulu definisi dari kelas menengah. Secara sederhana, kelas menengah adalah kelompok masyarakat yang berada di antara kelas bawah dan kelas atas, baik dari segi pendapatan maupun gaya hidup. Mereka adalah orang-orang yang mungkin tidak terlalu kaya, tapi juga tidak kekurangan. Biasanya, mereka sudah bisa memenuhi kebutuhan pokok seperti makan, tempat tinggal, dan pendidikan, serta punya sedikit sisa untuk kebutuhan hiburan atau investasi.

Di Indonesia, menurut Bank Dunia, mereka yang tergolong kelas menengah adalah individu yang berpenghasilan antara USD 3,20 hingga USD 10 per hari. Walaupun standar ini berbeda di setiap negara, umumnya kelas menengah adalah mereka yang hidup lebih nyaman daripada kelas bawah dan punya peluang lebih besar untuk naik ke kelas atas jika keadaan ekonomi mendukung.

Dimana masyarakat tersebut ini punya peran penting dalam perekonomian, Sobat. Mereka biasanya menjadi motor penggerak konsumsi dalam negeri, membeli barang dan jasa, serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Mengapa Kelas Menengah Penting?

Kelas menengah sering dianggap sebagai tulang punggung ekonomi. Mereka adalah konsumen utama yang mendorong roda perekonomian lewat belanja produk-produk sehari-hari, mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga barang-barang sekunder seperti elektronik dan kendaraan. Tanpa kelas menengah, sektor ritel bisa lesu, industri bisa berhenti berproduksi, dan lapangan kerja bisa berkurang.

Selain itu, masyarakat tersebut juga berperan dalam stabilitas sosial. Biasanya, mereka yang berada di kelas ini memiliki akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan kesehatan, yang berarti mereka lebih cenderung memiliki stabilitas dalam kehidupan sosialnya. Dengan kata lain, semakin banyak masyarakat yang tergolong masyarakat tersebut, semakin stabil dan sehat perekonomian suatu negara.

Namun, akhir-akhir ini muncul kekhawatiran bahwa masyarakat yang diposisi ini di Indonesia bisa terancam. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah ini, mulai dari krisis ekonomi global hingga ketimpangan pendapatan yang semakin tinggi.

Ancaman Terhadap Kelas Menengah di Indonesia

Nah, apa sih yang sebenarnya mengancam keberadaan masyarakat tersebut di Indonesia? Berikut beberapa penyebab utamanya.

1. Pandemi dan Dampaknya Terhadap Ekonomi

Nggak bisa dipungkiri, pandemi COVID-19 punya dampak yang luar biasa terhadap semua aspek kehidupan, termasuk perekonomian. Banyak bisnis tutup, angka pengangguran meningkat, dan pendapatan masyarakat menurun. dimana masyarakat tersebut yang biasanya merasa "aman" dalam hal keuangan pun terpaksa mengalami tekanan ekonomi.

Sebagian dari mereka kehilangan pekerjaan, sementara yang lainnya harus mengurangi pengeluaran dan mengandalkan tabungan untuk bertahan hidup. Dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu, banyak yang jatuh dari kelas menengah menjadi kelas bawah karena tidak mampu lagi mempertahankan gaya hidup atau menabung seperti sebelumnya.

2. Ketimpangan Pendapatan yang Semakin Tinggi

Ketimpangan pendapatan juga menjadi salah satu ancaman terbesar bagi masyarakat tersebut. Selama beberapa dekade terakhir, kesenjangan antara si kaya dan si miskin di Indonesia terus meningkat. Sementara sebagian kecil masyarakat terus memperkaya diri, sebagian besar lainnya berjuang untuk sekadar memenuhi kebutuhan dasar.

masyarakat yang diposisi ini yang berada di tengah-tengah kesenjangan ini akhirnya semakin tertekan. Pendapatan mereka stagnan, sementara biaya hidup terus meningkat, terutama untuk kebutuhan seperti pendidikan, kesehatan, dan properti. Akibatnya, semakin sulit bagi mereka untuk mempertahankan status sebagai masyarakat tersebut.

3. Inflasi dan Kenaikan Biaya Hidup

Tingginya inflasi juga menjadi ancaman serius bagi kelas menengah. Inflasi membuat harga barang dan jasa terus naik, sehingga daya beli masyarakat menurun. Bagi masyarakat ini, yang pendapatannya mungkin tidak secepat kenaikan harga, ini bisa menjadi masalah besar.

Contoh paling nyata adalah kenaikan harga properti. Saat ini, memiliki rumah sendiri sudah menjadi impian yang semakin sulit dicapai oleh masyarakat ini di kota-kota besar. Dengan gaji yang tidak meningkat signifikan, banyak yang harus menunda atau bahkan menyerah untuk memiliki rumah, yang merupakan salah satu simbol kestabilan ekonomi kelas menengah.

Apakah Kelas Menengah Benar-Benar Akan Hilang?

Sobat, dengan berbagai tantangan yang dihadapi, mungkin muncul pertanyaan: apakah dimana masyarakat tersebut di Indonesia benar-benar akan hilang? Jawabannya tidak sesederhana itu. Meskipun ada ancaman, hilangnya kelas menengah bukanlah sesuatu yang tak terelakkan. Namun, jika tidak ada tindakan yang tepat dari pemerintah dan masyarakat, potensi ini bisa menjadi kenyataan.

Salah satu cara untuk melindungi masyarakat ini adalah dengan memperbaiki kebijakan ekonomi yang mendukung inklusi keuangan dan pengembangan sumber daya manusia. Pemerintah harus menciptakan lebih banyak lapangan kerja berkualitas, memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan dan kesehatan yang terjangkau, serta memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk naik kelas sosial.

Selain itu, masyarakat ini juga harus lebih bijak dalam mengelola keuangan pribadi. Di tengah ketidakpastian ekonomi, menabung dan berinvestasi menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Mengelola pengeluaran dengan cermat dan mempersiapkan dana darurat bisa membantu kelas menengah bertahan dari guncangan ekonomi.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh berbagai pihak untuk menjaga agar lapisan masyarakat ini tetap bertahan dan berkembang di Indonesia.

1. Meningkatkan Akses Pendidikan Berkualitas

Salah satu kunci untuk mempertahankan kelas menengah adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan yang lebih baik, masyarakat bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik pula, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan daya beli mereka. Pemerintah perlu memastikan bahwa setiap orang memiliki akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas, tanpa memandang latar belakang ekonomi mereka.

2. Mendorong Investasi dan Tabungan

Sebagai masyarakat perlu belajar untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka. Salah satu caranya adalah dengan mendorong mereka untuk menabung dan berinvestasi. Ini bukan hanya tentang menyimpan uang, tetapi juga tentang membuat uang "bekerja" untuk masa depan. Dengan berinvestasi, baik dalam saham, properti, atau bisnis, dimana masyarakat tersebut bisa melindungi diri dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Mulai Gratis

3. Pemerintah Harus Menciptakan Kebijakan yang Mendukung

Terakhir, pemerintah perlu menciptakan kebijakan ekonomi yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Ini termasuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, memberikan insentif bagi pengusaha kecil dan menengah, serta menekan inflasi agar harga barang-barang pokok tetap terjangkau.

Kesimpulan

Kelas menengah di Indonesia memang menghadapi berbagai tantangan, mulai dari dampak pandemi, ketimpangan pendapatan, hingga inflasi yang tinggi. Meskipun ancaman ini nyata, masyarakat tersebut masih memiliki peluang untuk bertahan dan bahkan berkembang jika mereka mampu mengelola keuangan dengan bijak dan mendapat dukungan dari kebijakan pemerintah yang tepat.

Sobat moota, kelas menengah bukan hanya tentang pendapatan, tetapi juga tentang kesempatan untuk hidup yang lebih baik. Selama kesempatan itu masih ada, dimana masyarakat tersebut di Indonesia bisa tetap menjadi tulang punggung perekonomian yang kuat.

Baca Sekarangbaca sekarang
arizaz
October 21, 2024
October 21, 2024

Solusi Kelola Keuangan Untuk Lembaga Pendidikan

Mengelola keuangan lembaga pendidikan itu bukan perkara mudah, loh. Kalau Anda pernah terlibat dalam pengelolaan sekolah, universitas, atau lembaga pelatihan, Anda pasti tahu betapa rumitnya mengatur semua pemasukan dan pengeluaran. Mulai dari pembayaran SPP, gaji pegawai, dana bantuan, hingga biaya operasional lainnya, semuanya harus dikelola dengan hati-hati. maka perlu Solusi Kelola Keuangan khususnya untuk lembaga pendidikan di Indonesia ini.

Nah, jika semuanya dilakukan secara manual, tentu saja bakal memakan waktu dan rawan kesalahan, bukan? Untungnya, di era digital ini, ada berbagai solusi efektif untuk membantu lembaga pendidikan dalam mengelola keuangannya dengan lebih efisien. Salah satu Solusi Kelola Keuanganyang layak dipertimbangkan adalah Moota, yang menawarkan kemudahan dalam manajemen transaksi keuangan secara otomatis. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas masalah yang sering dihadapi lembaga pendidikan dalam mengelola keuangan dan bagaimana Moota bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasinya.

Masalah Umum dalam Pengelolaan Keuangan Lembaga Pendidikan

Kita mulai dulu dari berbagai masalah yang sering terjadi dalam pengelolaan keuangan lembaga pendidikan. Beberapa hal ini mungkin sudah sangat akrab di telinga Anda, terutama jika Anda terlibat langsung dalam administrasi keuangan sekolah.

1. Konfirmasi Pembayaran SPP yang Ribet dan Manual

Bagi lembaga pendidikan, menerima pembayaran SPP dari ratusan bahkan ribuan siswa adalah rutinitas yang terjadi setiap bulan. Petugas administrasi biasanya harus mengecek rekening bank secara manual untuk memastikan pembayaran sudah masuk. Setelah itu, mereka masih harus mencatat secara manual dalam buku keuangan atau aplikasi lain. Proses ini tentunya memakan waktu, tenaga, dan sering kali rawan kesalahan.

2. Rekonsiliasi Bank yang Memakan Waktu

Setiap lembaga pendidikan pasti memiliki banyak transaksi keuangan setiap harinya, baik itu pemasukan dari SPP, donasi, atau dana BOS, maupun pengeluaran untuk gaji pegawai dan operasional lainnya. Petugas keuangan harus memastikan bahwa semua transaksi tercatat dengan benar dan saldo rekening bank sesuai dengan catatan keuangan. Proses rekonsiliasi bank yang dilakukan secara manual ini bisa memakan waktu yang sangat lama, terutama jika ada banyak transaksi yang harus dicocokkan.

3. Laporan Keuangan yang Rumit dan Rawan Kesalahan

Lembaga pendidikan biasanya harus membuat laporan keuangan secara rutin untuk berbagai pihak, seperti yayasan, pemerintah, atau orang tua siswa. Membuat laporan ini bisa menjadi pekerjaan yang sangat memakan waktu, terutama jika dilakukan secara manual. Selain itu, risiko kesalahan dalam pencatatan transaksi bisa menyebabkan laporan keuangan menjadi tidak akurat, dan hal ini bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.

Solusi Kelola Keuangan: Moota untuk Bantu Manajemen Keuangan Lembaga Pendidikan

Nah, setelah mengetahui berbagai masalah yang sering dihadapi, sekarang kita bahas solusinya. Salah satu solusi yang sangat membantu adalah Moota, platform yang dirancang khusus untuk memudahkan manajemen keuangan lembaga pendidikan dengan fitur-fitur otomatis yang sangat praktis. Dengan Moota, lembaga pendidikan bisa menghemat waktu, tenaga, dan tentunya mengurangi kesalahan dalam pencatatan transaksi keuangan.

1. Konfirmasi Pembayaran SPP yang Otomatis

Fitur pertama yang ditawarkan Moota adalah konfirmasi pembayaran SPP otomatis. Dengan fitur ini, lembaga pendidikan tidak perlu lagi melakukan pengecekan manual ke rekening bank setiap kali ada pembayaran masuk. Moota akan secara otomatis memeriksa transaksi dan mengirimkan konfirmasi pembayaran kepada siswa atau orang tua siswa. Ini jelas menghemat banyak waktu bagi petugas administrasi, sehingga mereka bisa fokus pada tugas lainnya yang juga penting.

2. Monitoring Transaksi dalam Satu Tampilan

Moota juga memungkinkan lembaga pendidikan untuk memonitor semua transaksi keuangan dalam satu tampilan. Petugas administrasi tidak perlu lagi bolak-balik login ke berbagai akun internet banking untuk memeriksa transaksi dari berbagai bank. Dengan Moota, semua transaksi bisa dilihat dalam satu dashboard yang mudah dipahami. Fitur ini tentu saja sangat membantu dalam meningkatkan efisiensi kerja dan memudahkan proses monitoring keuangan.

3. Pembuatan Laporan Keuangan yang Lebih Cepat dan Akurat

Membuat laporan keuangan untuk yayasan atau pemerintah sering kali menjadi pekerjaan yang sangat melelahkan. Dengan Moota, petugas keuangan bisa membuat laporan dengan lebih cepat dan akurat. Semua transaksi yang tercatat di Moota menggunakan data real-time, sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pencatatan. Selain itu, fitur ini memungkinkan petugas keuangan untuk membuat laporan yang sesuai dengan kebutuhan, tanpa harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengecek ulang setiap transaksi.

Solusi Efektif Mudah Kelola Keuangan Sekolah

Mari kita lihat contoh nyata dari Nurul Imam Islamic School Karawang adalah salah satu Lembaga Pendidikan yang mencakup SD & PG-TK terbaik di Kota Karawang. Sekolah ini memiliki lebih dari 300+ siswa dan 50+ pegawai.

Sebelum menggunakan Moota, Nurul Imam Islamic School Karawang mengalami berbagai permasalahan dalam mengelola keuangannya. Petugas administrasi harus memeriksa rekening bank secara manual untuk mengetahui apakah pembayaran SPP sudah masuk. Jika sudah masuk, petugas administrasi harus mencatatnya secara manual di buku.

Hal ini bisa memakan waktu dan tenaga, serta rentan terjadi kesalahan. Selain itu, petugas administrasi juga harus melakukan rekonsiliasi bank secara manual untuk memastikan bahwa saldo rekening bank sesuai dengan catatan keuangan.

Setelah menggunakan Moota, Nurul Imam Islamic School Karawang merasakan berbagai manfaat. Konfirmasi pembayaran SPP menjadi otomatis, sehingga petugas administrasi tidak perlu lagi memeriksa rekening bank secara manual.

Selain itu, petugas administrasi juga dapat melihat semua transaksi keuangan dalam 1 tampilan. Hal ini memudahkan petugas administrasi untuk memantau semua transaksi keuangan sekolah.

Laporan keuangan yang dibuat dengan Moota juga lebih akurat dan mudah dibuat. Petugas administrasi tidak perlu lagi bolak-balik login ibanking untuk melihat transaksi keuangan.

Tips Tambahan untuk Meningkatkan Efisiensi Keuangan Lembaga Pendidikan

Selain menggunakan Moota, ada beberapa tips lain yang bisa diterapkan oleh lembaga pendidikan untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan keuangan:

  1. Digitalisasi Proses Keuangan: Selain menggunakan Moota, pastikan lembaga pendidikan Anda juga mengadopsi teknologi lain untuk mempermudah proses keuangan. Misalnya, gunakan software akuntansi untuk mencatat semua transaksi keuangan secara otomatis.
  2. Pelatihan bagi Petugas Keuangan: Petugas keuangan yang terampil dan paham teknologi akan lebih efisien dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, pastikan Anda memberikan pelatihan yang memadai bagi petugas keuangan di lembaga pendidikan Anda.
  3. Evaluasi dan Monitoring Berkala: Lakukan evaluasi secara berkala terhadap proses keuangan di lembaga pendidikan Anda. Hal ini akan membantu mengidentifikasi permasalahan yang mungkin terjadi dan memberikan solusi yang tepat sebelum masalah tersebut membesar.
  4. Transparansi Keuangan: Pastikan laporan keuangan disampaikan secara transparan kepada pihak yang berkepentingan, seperti yayasan, pemerintah, dan orang tua siswa. Transparansi keuangan akan meningkatkan kepercayaan dan membuat semua pihak merasa lebih tenang dengan pengelolaan keuangan di lembaga pendidikan.

Kesimpulan

Mengelola keuangan lembaga pendidikan memang bukan tugas yang mudah, tapi dengan adanya teknologi seperti Moota, semuanya bisa menjadi lebih efisien dan akurat. Dari konfirmasi pembayaran SPP otomatis hingga pembuatan laporan keuangan yang mudah, Moota menawarkan solusi efektif untuk berbagai permasalahan dalam pengelolaan keuangan lembaga pendidikan.

Jadi, jika Anda sedang mencari solusi efektif kelola keuangan untuk lembaga pendidikan Anda, tidak ada salahnya mencoba Moota. Dengan berbagai fitur yang ditawarkannya, Moota bisa membantu lembaga pendidikan Anda menghemat waktu, tenaga, dan meningkatkan akurasi dalam pencatatan keuangan. Jangan ragu untuk memanfaatkan teknologi demi kemajuan lembaga pendidikan Anda!

Baca Sekarangbaca sekarang
arizaz
October 18, 2024
October 18, 2024

Doom Spending: Sering Belanja Berlebihan Saat Stres?

Belanja itu menyenangkan, setuju? Rasanya asyik banget ketika kita bisa membeli barang yang diinginkan. Tapi, ada satu hal yang sering kita nggak sadari—belanja juga bisa jadi cara pelarian dari stres. Fenomena ini sering disebut doom spending. Belanja di saat stres bisa memberikan kepuasan sementara, tapi pada akhirnya justru bikin masalah finansial semakin runyam.

doom spending

Kita bakal bahas lebih dalam soal apa itu doom spending, kenapa orang melakukannya, dampaknya terhadap keuangan, dan pastinya, gimana cara menghindari kebiasaan ini. Jadi, buat Sobat yang mungkin pernah atau bahkan sering ngalamin momen “kok tiba-tiba saldo berkurang banyak ya?”, simak artikel ini sampai selesai ya!

Apa Itu Doom Spending?

Doom spending adalah kebiasaan belanja berlebihan yang sering terjadi ketika seseorang merasa cemas, stres, atau tidak nyaman secara emosional. Secara singkat, orang akan mencari kenyamanan melalui belanja saat berada dalam kondisi psikologis yang kurang baik. Belanja ini biasanya tidak terencana dan dilakukan tanpa pertimbangan matang, sehingga barang-barang yang dibeli sering kali bukan kebutuhan utama, bahkan terkadang nggak penting sama sekali.

Bayangin situasi kayak gini: kamu habis kerja lembur semalaman, stres karena deadline mepet, terus tiba-tiba buka aplikasi belanja online. Lihat diskon gede-gedean, langsung aja checkout barang yang nggak direncanakan. Mungkin saat itu kamu mikir, "Yaudah deh, ini buat ngurangin stres." Padahal, tanpa disadari kamu sedang melakukan doom spending.

Penyebab Doom Spending

Kenapa kita bisa terjebak dalam kebiasaan doom spending? Sebenernya ada beberapa faktor yang bikin hal ini sering terjadi, terutama dalam kondisi mental dan sosial kita.

1. Stres dan Kecemasan

Stres sering jadi pemicu utama seseorang melakukan doom spending. Ketika merasa tertekan atau cemas, orang mencari cara untuk meredakan perasaan negatif tersebut. Belanja menjadi solusi instan karena memberikan perasaan senang dan puas sesaat. Tapi, efeknya hanya sementara dan tidak menyelesaikan akar masalah.

2. Dopamin dan Sistem Reward Otak

Belanja memicu otak kita melepaskan dopamin, zat kimia yang berhubungan dengan perasaan senang. Karena itulah, setelah belanja, kita merasa bahagia dan puas. Tapi sayangnya, kebahagiaan ini nggak bertahan lama, dan ketika perasaan stres muncul lagi, kita cenderung melakukan hal yang sama: belanja lagi.

3. FOMO (Fear of Missing Out)

Selain faktor psikologis, faktor sosial seperti FOMO juga sering jadi alasan orang melakukan doom spending. Ketika kita melihat teman atau influencer di media sosial membeli barang-barang tertentu, kita jadi tergoda untuk ikut-ikutan. Kita merasa takut ketinggalan tren atau diskon besar, akhirnya belanja tanpa berpikir panjang.

4. Kemudahan Teknologi

Teknologi juga punya peran besar dalam memfasilitasi doom spending. Akses mudah ke aplikasi belanja online, notifikasi diskon, dan program loyalty yang menggoda bikin kita makin sulit menahan godaan untuk belanja. Belum lagi, adanya fitur one-click purchase yang membuat belanja semakin cepat tanpa perlu berpikir ulang.

Dampak Buruk Doom Spending

Walaupun belanja bisa memberikan kepuasan jangka pendek, doom spending punya dampak negatif yang nggak bisa diabaikan. Dampaknya bukan cuma ke kondisi finansial, tapi juga kesehatan mental.

1. Kondisi Finansial Terpuruk

Dampak paling nyata dari doom spending adalah keuangan yang berantakan. Karena belanja dilakukan tanpa rencana dan tanpa mempertimbangkan anggaran, kamu bisa tiba-tiba kaget melihat saldo rekening yang menipis atau tagihan kartu kredit yang membengkak. Kebiasaan ini, jika terus dibiarkan, bisa membuat kamu sulit menabung dan bahkan terjerumus dalam utang.

2. Penyesalan dan Stres Tambahan

Setelah puas belanja, perasaan senang itu cuma sesaat. Yang tersisa justru penyesalan, apalagi ketika sadar bahwa barang-barang yang dibeli nggak benar-benar dibutuhkan. Stres karena kondisi finansial yang terpuruk juga bakal muncul, dan siklus ini bisa terus berulang: stres – belanja – stres lagi karena uang habis.

3. Kesehatan Mental Terganggu

Kebiasaan doom spending juga bisa berdampak buruk pada kesehatan mental. Ketika kamu terus-menerus mengandalkan belanja untuk meredakan stres atau kecemasan, kamu nggak benar-benar menyelesaikan masalah emosional yang mendasarinya. Akibatnya, kamu bisa merasa semakin terjebak dalam perasaan cemas atau bahkan depresi.

Cara Mengatasinya

Untungnya, doom spending bukan sesuatu yang nggak bisa diatasi. Dengan beberapa langkah sederhana, kamu bisa mulai mengontrol kebiasaan belanja impulsif ini dan menjaga kesehatan finansial serta mentalmu tetap stabil.

1. Sadari Pemicu Emosional

Langkah pertama untuk mengatasi doom spending adalah menyadari pemicu emosional yang membuat kamu ingin belanja. Apakah kamu belanja saat sedang stres, bosan, atau cemas? Cobalah untuk lebih introspektif dan cari tahu apa yang membuat kamu tergoda untuk mengeluarkan uang secara impulsif.

2. Buat Anggaran Belanja

Membuat anggaran belanja bisa jadi langkah efektif untuk mengontrol pengeluaran. Tetapkan batasan untuk belanja setiap bulannya, dan disiplinlah dalam mengikuti anggaran tersebut. Dengan cara ini, kamu bisa tetap menikmati belanja tanpa harus khawatir kondisi keuanganmu terancam.

3. Hindari Godaan

Notifikasi diskon, promosi, atau email marketing bisa jadi godaan yang sulit ditolak. Untuk itu, cobalah untuk unsubscribe dari newsletter atau notifikasi toko online yang sering membuat kamu tergoda untuk belanja. Selain itu, hapus aplikasi belanja dari ponselmu jika dirasa perlu.

4. Temukan Cara Lain untuk Redakan Stres

Karena doom spending sering terjadi saat seseorang mencari pelarian dari stres, kamu perlu menemukan cara lain yang lebih sehat untuk meredakan stres. Misalnya, kamu bisa mencoba meditasi, berolahraga, atau menulis jurnal. Aktivitas-aktivitas ini bisa membantu menenangkan pikiran tanpa harus merusak dompet.

5. Latih Diri untuk Belanja dengan Pertimbangan

Setiap kali kamu merasa ingin membeli sesuatu, berhenti sejenak dan tanyakan pada dirimu sendiri: apakah barang ini benar-benar aku butuhkan? Apakah aku bisa hidup tanpanya? Latih diri untuk lebih bijak dalam membuat keputusan belanja agar kamu nggak terjebak dalam kebiasaan doom spending.

6. Buat Wishlist

Salah satu trik lain yang bisa kamu coba adalah membuat wishlist. Jadi, ketika kamu merasa ingin belanja, masukkan barang-barang yang kamu inginkan ke dalam daftar wishlist. Tunggu beberapa hari atau minggu sebelum memutuskan untuk membelinya. Dengan cara ini, kamu bisa menilai lagi apakah barang tersebut benar-benar penting atau hanya keinginan sesaat.

Kesimpulan: Mulai Kendalikan Keuanganmu Sekarang!

Doom spending memang bisa memberikan kebahagiaan sementara, tapi efek jangka panjangnya bisa sangat merugikan, terutama bagi keuangan dan kesehatan mental kita. Jadi, mulai sekarang coba lebih sadar akan kebiasaan belanjamu dan temukan cara yang lebih sehat untuk mengatasi stres.

Ingat, belanja itu boleh-boleh aja kok, asal dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan. Nggak ada salahnya buat sesekali memanjakan diri, tapi jangan sampai kebiasaan belanja berlebihan ini malah merusak kondisi finansialmu, ya!

Baca Sekarangbaca sekarang
1 9 10 11 12 13 86
Tutorial
Lihat Semua
arizaz
March 27, 2024
March 27, 2024

‘Social Listening’ #2 - Setup dan Eksekusi

Nih, Sobat Cuan! Sekarang kita masuk ke bagian ke 2 yaitu eksekusi dari kampanye 'social listening' di artikel ‘Social Listening’ #1 - Pengertian dan Persiapan - Moota.co. Pertama-tama, mari kita buat Google Alerts.

social-listening-2-eksekusi

Membuat Google Alerts

Jadi begini, Sobat Cuan, Google Alerts tuh kayaknya pake mesin pencari yang sama dengan Google Search, jadi dia bisa nyariin kata-kata yang kita atur. Kalo Sobat Cuan mau ngerakit kampanye social listening pake Google Alerts, ikutin langkah-langkah simpel ini:

  1. Buka Google Alerts dan ketik kata-kata yang Sobat Cuan mau pantengin di kotak pencarian. Sobat Cuan bisa bikin sebanyak mungkin pemberitahuan yang diperlukan—Kami saranin buat beberapa dari yang berikut ini buat bisnis Sobat Cuan:
    • Nama Brand + Industri/Kategori
    • Nama Brand + Keluhan Umum
    • Nama Brand + Ulasan
    • Nama Brand
    • Nama Pendiri/CEO
    • Nama Produk
    • Nama Kompetitor
  2. Setelah Sobat Cuan masukin kata-katanya, klik "Tampilkan Opsi".
    • Sesuaikan opsi
      sesuai keinginan Sobat Cuan. Kami saranin, kalo ini pertama kalinya Sobat Cuan set up pemberitahuan buat bisnis Sobat Cuan, lebih baik jangan terlalu sempit-sempitin hasilnya. Biarin beberapa pemberitahuan umum masuk dulu, baru diperkecil hasilnya biar yang muncul beneran relevan.
    • Seberapa seringnya, Sobat Cuan bisa pilih:
      langsung begitu ada, paling sering sekali sehari, atau maksimal seminggu sekali. Kalo tim Sobat Cuan kecil, mending pilih yang seharian. Tapi kalo ada yang jagain social listening, bisa pilih yang paling sering.
    • Sumbernya, kami sarankan pake yang otomatis aja.
      Bahasa, tentuin daerah yang relevan buat bisnis Sobat Cuan.
    • Berapa banyak hasil,
      yang Sobat Cuan mau, bisa pilih hanya yang terbaik atau semua.
    • Mau dikirim ke email mana.
  3. Klik "Buat Pemberitahuan". Trus ulangi lagi buat semua jenis kata kunci yang Sobat Cuan pilih tadi.
  4. Di bawah formulir pengaturan pemberitahuan, Sobat Cuan bakal liat jenis hasil yang mungkin Sobat Cuan terima di kotak masuk Sobat Cuan sesuai dengan kriteria yang Sobat Cuan masukin. Kalo gak sesuai, bisa pake operator khusus:
    • Kutipan (“kata-kata kunci”) buat nyariin penyebutan yang bener-bener tepat.
    • Operator minus (“kata-kata kunci” -“topik yang gak mau”) buat ngeluarin topik yang gak pengen ditampilin di pemberitahuan.
    • Operator OR (“kata-kata kunci” OR “kata-kata kunci” OR “kata-kata kunci”) buat bikin pemberitahuan buat kata-kata yang mirip-mirip.
    • Operator plus (“kata-kata kunci” + “kata-kata kunci”) buat nyariin hasil yang punya dua kata kunci yang udah ditentuin.

Menyiapkan Hootsuite

Jadi, Sobat Cuan, Google Alerts kan gratis dan bisa dipake buat pribadi atau bisnis. Tapi, kalo mau yang lebih hebat, Sobat Cuan bisa coba Hootsuite. Ini platform manajemen media sosial yang keren banget.

Dengan Hootsuite, Sobat Cuan gak cuma dengerin omongan orang tentang brand Sobat Cuan, tapi juga bisa atur percakapan, jawab langsung dari satu platform, bahkan posting dan analisis media sosial.

Jadi gini cara set up-nya, Sobat Cuan:

  1. Buka Hootsuite dan daftar akun. Mulai dari yang gratis aja dulu, atau coba uji coba gratis dari rencana berbayar mereka.
  2. Setelah akun dibikin, login dan ke "Dashboard" (tombol hijau di pojok kanan atas layar).
  3. Klik "Tambah Jaringan Sosial".

(Sumber: Hootsuite)

Hubungin jaringan sosial yang Sobat Cuan mau, ikutin aja langkah-langkahnya. Biasanya Sobat Cuan bakal diminta buat login dengan akun bisnis Sobat Cuan.

(Sumber: Hootsuite)

Ulangin buat semua jaringan sosial yang Sobat Cuan mau pantengin.

  1. Nah, sekarang kita bikin "stream" buat dipantengin. Pilih dulu jaringan sosialnya (contohnya Twitter).

(Sumber: Hootsuite)

  1. Klik "Cari" buat nyariin kata-kata yang Sobat Cuan mau pantengin.
  2. Kami saranin buat mulai dari satu stream buat masing-masing kata kunci berikut:
    1. Nama Brand + Industri/Kategori
    2. Nama Brand + Keluhan Umum
    3. Nama Brand + Ulasan
    4. Nama Brand
    5. Nama Pendiri/CEO
    6. Nama Produk
    7. Nama Kompetitor
  3. Setelah masukin kata kuncinya, klik "Tambah Stream". Terus ulangi buat semua kata kunci di atas. Sama kayak Google Alerts, Sobat Cuan bisa pake operator pencarian buat nyempetin hasil dan ngeluarin penyebutan yang gak relevan:
    1. Kutipan (“kata-kata kunci”) buat nyariin yang tepat-tepat banget.
    2. Operator minus (“kata-kata kunci” -“topik yang gak mau”) buat ngeluarin topik yang gak mau.
    3. Operator OR (“kata-kata kunci” OR “kata-kata kunci” OR “kata-kata kunci”) buat nyariin yang mirip-mirip.
    4. Operator plus (“kata-kata kunci” + “kata-kata kunci”) buat nyariin yang harus punya dua kata kunci.

Mengelola Penyebutan Sosial Anda

Oke, Sobat Cuan, sekarang kita bahas gimana caranya ngatur penyebutan yang ada di media sosial. Nah, strategi 'social listening' kita harus termasuk manajemen penyebutan yang lagi hot banget.

Kami saranin biar lebih rapi, Sobat Cuan bisa kelompokin penyebutan-penyebutan itu ke dalam "ember" yang berbeda, sesuai sama sifatnya. Jadi gampang nih, buat ngasih tugas ke orang yang paling cocok untuk nanganinnya.

Ini dia jenis-jenis penyebutan yang bisa Sobat Cuan kelompokin:

  • Keluhan atau permintaan layanan pelanggan: Misalnya, ada pengguna yang lagi kesel atau minta bantuan soal produk atau layanan Sobat Cuan. Biasanya mereka bakal numpahin curhatan di media sosial.
  • Pujian: Kalo lagi dapet pujian atau testimonial positif, pasti bakal seneng banget kan? Nah, itu tugasnya kelompok ini.
  • Pertanyaan umum dan pertanyaan penjualan: Kadang ada yang nanya-nanya soal produk atau layanan kita. Biasanya ini dari orang yang lagi cari-cari info.
  • Peluang konten: Kalo bisnis Sobat Cuan bikin pengguna ngerjain sesuatu atau bikin konten, mungkin bakal ada yang punya konten yang bagus banget buat dipake dalam kampanye pemasaran.

Setelah kita kelompokin, kita juga harus atur prosedur yang jelas buat tiap-tiap kelompok itu. Nih, kami kasih contoh, tapi Sobat Cuan bisa modifikasi sesuai kebutuhan bisnis atau tim Sobat Cuan ya:

Keluhan:

  • Waktu tanggapannya harus cepet, kurang dari 30 menit. Semakin cepet responnya, semakin bagus, karena respon cepet itu biasanya dikasih nilai bagus sama pelanggan.
  • Prosesnya gimana? Nah, kita bawa obrolan itu ke private, misalnya lewat email atau pesan langsung. Trus, segera atasi masalahnya di sana.
  • Siapa yang tanggung jawab? Kalo tim media sosial bisa tangani, ya mereka yang atur. Tapi kalo masalahnya ribet, mungkin perlu bantuan tim layanan pelanggan.

Pujian:

  • Waktu tanggapannya bisa lebih santai, kurang dari 12 jam. Karena ini nggak gitu urgen sih.
  • Cara ngelakuinnya, ya cukup bilang terima kasih dan bagi kebahagiaan itu ke teman-teman di media sosial.
  • Biasanya manajer media sosial atau komunitas yang tanggung jawab.

Pertanyaan umum/pertanyaan penjualan:

  • Waktu tanggapannya kurang dari 2 jam. Ini kan bisa jadi peluang buat jualan nih, jadi kudu cepet tanggapannya.
  • Gimana prosesnya? Kita buat dokumentasi FAQ, biar tim media sosial bisa cepet dan akurat jawab pertanyaan-pertanyaan itu.
  • Siapa yang atur? Biasanya tim media sosial atau tim penjualan yang tanggung jawab.

Klola Peluang konten:

  • Waktu tanggapannya kurang dari 12 jam. Ini buat ngecek apakah konten yang diterima itu oke atau nggak.
  • Prosesnya, kita analisis dulu peluangnya, terus kontak buat minta izin. Kalo udah dapet ijinnya, baru diposting di media sosial atau situs web.
  • Biasanya, tim pemasaran yang atur.

Bangun dokumentasi internal Anda:

Nah, Sobat Cuan, buat yang lebih rapi lagi, Sobat Cuan bisa bikin dokumentasi internal. Kumpulin pertanyaan-pertanyaan umum itu, terus tulis jawaban-jawaban terbaiknya. Kalo perlu, Sobat Cuan bisa bikin sumber daya di situs web atau dokumentasi dukungan buat bantuin pelanggan.

Trus, Sobat Cuan bisa bagi-bagi tugas ke anggota timnya juga, lho. Hootsuite bisa bantu Sobat Cuan nge-tugas-tugas gitu. Misalnya, Sobat Cuan bisa tugasin semua tweet negatif sama keluhan pelanggan ke spesialis layanan pelanggan.

Cukup klik tanda tambah di bawah penyebutan sosial yang mau ditugaskan, terus pilih anggota timnya. Dan Sobat Cuan sama tim Sobat Cuan juga bisa langsung balas dari platform Hootsuite, lho. Gampang kan?

Baca Sekarangbaca sekarang
arizaz
March 15, 2024
March 15, 2024

‘Social Listening’ #1 - Pengertian dan Persiapan

Pertama-tama, Sobat, mari kita bahas apa itu kampanye 'social listening'. Jadi, ini adalah serangkaian langkah untuk mengidentifikasi, mengkategorikan, dan mengoperasionalisasi cara kita berinteraksi dengan sebutan sosial secara efektif. Penting banget nih dalam strategi pemasaran digital, karena bisa bantu kita memahami dan merespons tren serta percakapan yang lagi rame di media sosial.

Definisi ‘Social Listening‘

Tujuan:

Jadi, apa tujuan utamanya? Tentu, kita mau menyiapkan kampanye 'social listening' yang bisa mengidentifikasi, mengkategorikan, dan mengoperasikan cara kita menangani sebutan sosial secara paling efektif. Kenapa? Supaya kita bisa tahu apa yang lagi dibicarakan orang tentang merek kita di media sosial dan bisa bertindak sesuai dengan itu.

Hasil Ideal:

Jelasnya, dengan kampanye ini, kita bisa lebih baik dalam memberikan dukungan pelanggan dan membuat keputusan bisnis yang lebih terinformasi. Mantap kan?

Mengapa Ini Penting:

Menyiapkan kampanye social listening akan membantu Anda menawarkan dukungan pelanggan yang lebih baik, serta membuat keputusan bisnis yang lebih terinformasi, berdasarkan apa yang dikatakan klien, calon klien, dan orang-orang di industri Anda tentang perusahaan Anda.

Dimana Dilakukan:

Di Google Alerts atau Hootsuite, tergantung pada sumber daya keuangan yang Anda siapkan untuk ini.

Kapan Ini Dilakukan:

Semakin cepat, semakin baik.

Siapa yang Melakukannya:

Anda, Manajer Media Sosial Anda, atau Asisten Virtual Anda.

Pengaturan Awal

Oke, sekarang kita masuk ke pengaturan awal. Pertama-tama, pastikan kamu punya akses ke akun media sosial perusahaanmu. Nanti bakal kita gunain buat menghubungkan alat pemantauan kita dan juga buat menjawab sebutan sosial. Nah, selanjutnya, kita harus tentuin alat mana yang mau kita pake. Misalnya, buat contoh, kita bakal bahas pengaturan kampanye social listening pake dua alat: yang gratis, Google Alerts, dan yang berbayar, Hootsuite. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, jadi kita harus pilih yang paling cocok dengan kebutuhan kita.

Untuk di arikel ini, kami akan memberikan contoh pengaturan kampanye social listening menggunakan dua alat: yang gratis (Google Alerts), dan yang berbayar (Hootsuite). Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan untuk masing-masing alat ini:

Google Alerts:

Kelebihan:

  • Gratis;
  • Mudah untuk diatur;
  • Bagus untuk bisnis kecil yang baru memulai dalam pemasaran digital.

Kekurangan:

  • Tidak akan mengirimkan pemberitahuan untuk semua saluran sosial, hanya yang pesan-pesannya diindeks di Google (misalnya Twitter.)

Hootsuite:

Kelebihan:

  • Mudah untuk diatur;
  • Dapat membantu Anda mengakses penyebutan sosial di berbagai jaringan media sosial;
  • Memungkinkan Anda untuk menjawab penyebutan ini langsung dari aplikasi (tidak perlu masuk secara terpisah ke setiap jaringan sosial tempat merek Anda hadir);
  • Memungkinkan Anda untuk menugaskan masalah-masalah tertentu kepada anggota tim Anda (misalnya menugaskan keluhan kepada Spesialis Layanan Pelanggan Anda);
  • Memungkinkan Anda untuk menjadwalkan posting media sosial dan mendapatkan metrik.

Kekurangan:

  • Ini adalah alat berbayar (meskipun menawarkan rencana gratis dengan fungsionalitas terbatas)
  • Mungkin membatasi untuk bisnis besar dan perusahaan.

Dengan persiapan yang matang untuk kampanye 'social listening', Anda telah mengambil langkah awal yang penting dalam memahami dan merespons tren serta percakapan yang terjadi di media sosial. Melalui identifikasi, pengkategorian, dan operasionalisasi cara perusahaan Anda berinteraksi dengan penyebutan sosial secara efektif, Anda telah membuka pintu bagi pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang dikatakan orang tentang merek Anda di media sosial.

teruslah mengikuti seri artikel dari Moota ini untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana Anda dapat mengoptimalkan kampanye 'social listening' Anda. Nantikan bagian selanjutnya!

Baca Sekarangbaca sekarang
arizaz
March 14, 2024
March 14, 2024

Memulai Kalender Media Sosial untuk Bisnis

Halo, Sobat Cuan! Ayo kita bahas bagaimana cara memulai kalender media sosial untuk bisnis Anda. Dengan kalender ini, Anda tak perlu lagi kebingungan apa yang harus diposting hari ini atau besok. Semuanya akan lebih terorganisir dan tidak akan membuat Anda pusing.

Tujuannya apa?

Tujuan kita adalah untuk membuat kalender media sosial agar Anda bisa merencanakan dan memantau aktivitas media sosial bisnis Anda.

Dengan begitu, Anda tidak akan lagi bertanya-tanya, "Hey guys, apa yang mau kita posting di Facebook hari ini?" atau "Di mana kita harus posting ini?" Tujuan kita adalah untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan semacam itu.

Apa yang harus kita siapin? 

Anda hanya perlu memiliki akun media sosial dan akses ke Google Sheets. Selain itu, kesabaran dan ketelitian juga sangat penting, ya. 😊

Kenapa ini penting? 

Semua upaya pemasaran digital harus terencana dengan baik. Anda harus mengetahui apa yang ingin Anda posting, kapan, dan di mana. Jadi, mari kita mulai membuat kalender media sosial sendiri!

Jadi, ketika Anda memutuskan untuk memulai pemasaran di media sosial, pertimbangkan untuk menggunakan kalender sebelum memposting. Anda hanya perlu membuat kalender sekali, tetapi kami merekomendasikan membuat salinan baru setiap minggu.

Jika tidak, kemungkinan kalender akan terlalu padat, terutama jika Anda memposting setiap hari di lebih dari satu saluran media sosial.

Setelah Anda menyiapkan kalender, cukup perbarui saat Anda pergi. Ini seharusnya tidak memakan waktu lebih dari 5-10 menit per hari, terutama jika Anda sudah memiliki konten yang ingin Anda posting.

Siapa yang melakukan ini:

Anda, Manajer Media Sosial Anda, atau Manajer Komunitas.

Setelah kita membahas tentang tujuannya, sekarang fokus pada langkah-langkahnya. Siap? Yuk, kita bahas!

Langkah 1: Persiapan

  1. Buka Social Media Calendar Template.
  2. Buat salinan template ini untuk digunakan ke depannya.

Langkah 2: Sesuaikan dengan Kebutuhan Anda

Setiap bisnis memiliki karakteristik yang berbeda, bukan? Begitu juga dengan konten yang ingin Anda posting di media sosial. Karena itu, Anda dapat menyesuaikan template yang kami buat dengan kebutuhan bisnis Anda.

Cara mengeditnya:

  1. Pilih sel yang ingin Anda ubah.
  2. Buka Data – Data Validation.
  3. Tambahkan atau hapus kategori sesuai kebutuhan Anda.

Langkah 3: Isi template

Yuk, mari kita isi template ini! Caranya sangat mudah. Ada beberapa kolom yang harus Anda isi:

  1. Tanggal Publikasi: Ini jelas, tanggal kapan Anda ingin memposting konten di media sosial.
  2. Tipe Konten: Ada beberapa pilihan nih, seperti:
    1. “Kursus” buat konten yang berhubungan dengan kursus,
    2. “Kampanye Pemasaran” buat tawaran spesial,
    3. “Evergreen” buat konten yang bisa dipromosikan berkali-kali, dan
    4. “Right-Time” buat konten yang pas banget diposting saat event atau momen tertentu.
  3. Topik/Judul: Tulis topik umum atau judul spesifik kontennya di sini.
  4. Konten/Detail: Ceritain deh isi dan tujuan kontennya apa. Jangan lupa detailnya ya!
  5. Jaringan Sosial: Pilih media sosial mana yang mau Anda gunakan. Bisa Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, atau Pinterest. Kalau nggak cocok bisa dihapus atau ditambah.
  1. Jenis Postingan Mari kita bahas jenis-jenis postingan yang penting dalam kalender media sosial kita. Ingat, ini yang akan menentukan tampilan dan isi postingan kita. Berikut beberapa pilihan yang bisa kita gunakan:
    • “Normal Post”: Ini biasanya berisi teks dan satu atau dua gambar.
    • “Link Post”: Cocok untuk membagikan tautan atau artikel.
    • “Chained Post”: Khusus untuk Twitter, di mana kita bisa membuat rangkaian tweet.
    • “Carousel Posts”: Kalau kita mau menampilkan beberapa produk atau gambar sekaligus, kita bisa gunakan fitur “Carousel” yang memungkinkan pengguna menggeser gambar-gambar tersebut.
  2. Jenis Konten Konten juga penting, karena ini akan memengaruhi gaya, tone, dan panjang tulisan kita. Berikut beberapa pilihan yang bisa kita gunakan:
    • "Foto"
    • "Grafik"
    • "GIF"
    • "Video"
    • "UGC" (Konten buatan pengguna)
    • “Tanpa aset” (misalnya, ketika Anda hanya memposting teks, tanpa aset apa pun yang terkait dengannya).
  3. Tulisan Masukkan tulisan yang akan kita posting.
  4. Asset Salin dan tempelkan asset yang akan kita gunakan dengan postingan. Kalau berupa gambar, kita bisa unggah ke sel di spreadsheet ini dan atur ukurannya.

Langkah 4: Bagian Perilisan

  1. Tautan Tambahkan tautan yang akan kita gunakan dalam postingan, jika diperlukan.
  2. Tautan Pendek yang Dilacak Kalau kita memendekkan tautan, kita bisa lacak dengan layanan seperti bit.ly dan masukkan di sini.
  3. Waktu Publikasi Pastikan kita menambahkan waktu publikasi agar postingan muncul di waktu yang tepat di berbagai platform media sosial.
  4. Persetujuan 1 dan Persetujuan 2. Jika postingan Anda perlu disetujui sebelum ditayangkan, simpan kolom ini (atau hanya salah satu dari mereka jika hanya perlu satu persetujuan). Persetujuan kedua. Anda dapat dengan mudah menandai seseorang dengan menambahkan komentar ke sel dan memasukkan email mereka dengan tanda "+" di depannya (misalnya, "[email protected]").
  1. Catat Tautan Aktif Setiap Postingan Supaya kita bisa pantau performa postingan, catat tautan aktif setiap postingan yang sudah dipublikasikan.

Ingat, kita bikin kalender ini biar semuanya lebih teratur dan nggak bingung lagi, ya! 😊

Baca Sekarangbaca sekarang
1 9 10 11 12 13 15
Jangan Lewatkan Update Tips Terbaru dari Kami!
Dengan berlangganan artikel kami, Anda akan mendapatkan notifikasi langsung setiap kali kami memposting konten baru.
Moota merupakan aplikasi untuk pengecekkan mutasi dan saldo rekening Anda, dimana mutasi rekening Anda kami dapatkan dari akun iBanking Anda.
Office
Jl. Sunda, No 85, Kel. Kb. Pisang, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40112
Workshop
Jl Terusan Cikutra Baru No. 3B Kel. Neglasari Kec. Cibeunying Kaler Bandung
Download Moota di
2024 © All rights reserved
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram