
Banyak UMKM pindah platform bukan karena fiturnya kurang, tapi karena “biaya tak kelihatan” makan margin pelan-pelan. Jadi, keputusan memilih fondasi toko bukan sekadar ikut tren—ini soal arah profit jangka panjang. Kita langsung ke intinya. Saat memulai atau meng-upgrade toko digital, Anda dihadapkan pada tiga jalan besar: WooCommerce, Shopify, atau Custom build. Masing-masing Platform Toko Online punya plus minus. Tugas kita: menilai mana yang paling relevan dengan model bisnis, budget, tim, dan ambisi Anda. Di penghujung tulisan, aSiap-siap catat ya, karena kita bakal bahas lengkap dari WooCommerce, Shopify, solusi custom, sampai platform anyar yang lagi hangat, Traksee!

Platform toko online itu semacam mesin penggerak toko digital Anda. Bayangkan ini sebagai dasar bangunan: kalau fondasinya rapuh, sebagus apapun produk Anda, toko bisa ambruk duluan. Platform toko online mengatur semuanya—dari tampilan toko, proses checkout, pembayaran, sampai pengiriman. Tanpa platform yang solid, Anda bakal sibuk urusan teknis daripada fokus kejualan.
Nah, karena ini menyangkut kelangsungan bisnis, memilih platform toko online bukan perkala "boleh-boleh aja". Ini soal efisiensi operasional dan pengalaman pelanggan. Platform toko online yang tepat bikin proses jual-beli mulus, pelanggan senang, dan Anda bisa tidur nyenyak tanpa khawatir toko tiba-tiba error.
Jawabannya: siapa saja yang pengen bisnis onlinenya serius dan scalable! Mulai dari pemilik UMKM yang baru merintis, pengusaha kuliner yang mau ekspansi, sampai brand fashion yang pengen go-global. Platform toko online itu seperti "rumah" digital—semua bisnis perlu rumah yang nyaman dan aman buat pelanggan.
Khusus buat Anda yang masih jualan di marketplace, ini penting banget. Kenapa? Karena di marketplace, Anda gak punya data pelanggan, brand Anda tergantung algoritma, dan komisi makin lama makin makan untung. Dengan platform toko online sendiri, Anda kuasai semuanya: data, branding, dan margin. Jadi, baik Anda pemula maupun yang pengen upgrade, platform toko online itu wajib ada di radar bisnis.
Timing itu penting, apalagi dalam bisnis. Jadi, kapan sih saatnya Anda harus memutuskan soal platform toko online?
Pertama, kalau Anda baru memulai bisnis online: jangan tunda! Memilih platform toko online sejak awal bikin Anda nggak perlu repot migrasi data di kemudian hari. Mulai dengan yang sederhana, sesuai budget, tapi pasti bisa dikembangkan.
Kedua, kalau toko Anda sering lemot, sering error, atau biaya operasional makin bengkak: itu alarm! Biaya tak kelihatan seperti maintenance hosting, plugin berbayar, atau biaya transaksi tinggi bisa pelan-pelan habisin margin. Kalau sudah begini, waktunya evaluasi platform toko online Anda.
Ketiga, ketika bisnis mulai berkembang. Misalnya, Anda pengen punya fitur khusus seperti membership program, multi-bahasa, atau integrasi dengan sistem akuntansi. Ini saatnya Anda butuh platform toko online yang lebih fleksibel atau bahkan custom.
Intinya: jangan tunggu bisnis Anda kolaps baru action. Preventif lebih baik daripada curhat, kan?
Untungnya, di era digital ini, platform toko online mudah diakses. WooCommerce, misalnya, bisa Anda dapatkan langsung dari situs resminya sebagai plugin WordPress. Cukup beli hosting dan domain, lalu install deh. Shopify lebih gampang lagi: tinggal daftar di webnya, pilih paket, dan toko online Anda langsung jalan dalam hitungan menit.
Kalau Anda pengen solusi custom, biasanya harus cari developer atau agensi digital yang bisa bangun dari nol. Ini butuh waktu lebih lama dan budget lebih besar, tapi hasilnya sesuai keinginan.
Nah, buat Anda yang pengen yang praktis dan lokal, ada Traksee. Platform toko online asli Indonesia ini bisa diakses via web resminya, dan sekarang lagi dibuka waiting list buat yang pengen early access. Jadi, tinggal sesuaikan aja dengan kebutuhan dan budget Anda.
Ini pertanyaan paling inti: kenapa sih nggak bisa asal pilih platform toko online? Jawabannya: karena ini langsung impact ke profit Anda.
Pertama, biaya tersembunyi. Contoh, Shopify kelihatan murah bulanannya, tapi kalau Anda pakai banyak app berbayar atau transaksi di luar payment gateway mereka, biayanya bisa membengkak. WooCommerce "gratis", tapi biaya hosting, security, dan plugin premium bisa jadi bom waktu kalau nggak dihitung dari awal.
Kedua, skalabilitas. Platform toko online yang nggak bisa diajak berkembang bakal jadi penghalang ketika bisnis Anda makin besar. Misalnya, Anda pengen buka cabang di luar negeri, tapi platformnya nggak support multi-currency. Atau Anda pengen integrasi sama ERP, tapi platformnya tertutup.
Ketiga, kontrol data. Di platform tertentu, data pelanggan Anda jadi milik platform. Ini fatal! Data adalah aset berharga buat retensi dan personalisasi marketing. Dengan platform toko online yang benar, Anda full control atas data pelanggan.
Jadi, memilih platform toko online itu bukan sekadar "teknis", tapi strategi bisnis jangka panjang. Salah pilih, bisa-bisa Anda kerja keras tapi untungnya habis buat bayar platform.
Oke, kita sampai di bagian paling seru: perbandingan tiga raksasa plus satu pendatang anyar. Kita bahas satu-satu dengan jujur dan tanpa basa-basi.
WooCommerce itu seperti mobil manual: full control, tapi Anda harus paham mesin. Keunggulannya? Sangat fleksibel. Anda bisa custom segala hal—dari desain toko sampai fitur checkout. Plus, karena open-source, Anda nggak terikat vendor. Cocok buat Anda yang punya tim IT atau pengen kontrol penuh.
Tapi, perhatikan "biaya tak kelihatan": hosting (mulai Rp100rb/bulan), plugin premium (bisa jutaan), dan biaya maintenance. Juga, Anda harus urus security sendiri. Kalau web kena hack, tanggung jawab Anda. Jadi, WooCommerce cocok buat yang pengen fleksibilitas tinggi dan siap "berkeringat" di balik layar.
Shopify itu seperti mobil matic: tinggal gas, langsung jalan. Cocok buat Anda yang pengen fokus jualan tanpa pusing teknis. Semua terintegrasi: hosting, security, payment gateway. Anda tinggal pilih template, upload produk, dan jualan.
Tapi, kebebasan Anda terbatas. Template Shopify meskipun bagus, tapi kurang unik karena banyak dipakai orang. Fitur-fitur canggih biasanya butuh app berbayar (bisa $10-$50/bulan per app). Plus, fee transaksi kalau Anda nggak pakai Shopify Payments. Jadi, Shopify cocok buat pemula atau yang pengen praktis, tapi siap bayar lebih buat kenyamanan.
Custom build itu seperti mobil sport: eksklusif, full sesuai keinginan, tapi harganya selangit. Anda bisa minta fitur apapun—dari AI recommendation sampai integrasi dengan sistem apapun. Cocok buat brand besar yang punya budget puluhan juta dan tim IT solid.
Tapi, biaya development bisa ratusan juta, maintenance bulanan juga lumayan, dan kalau ada error, Anda harus cari developer lagi. Jadi, custom build cuma direkomendasikan buat yang benar-benar butuh solusi spesifik dan punya dana tebal.
Nah, ini dia opsi menarik buat pebisnis UKM: Traksee. Platform toko online asli Indonesia ini mengusung konsep "SaaS Hybrid"—praktis seperti Shopify, tapi dengan biaya lebih terprediksi. Anda nggak perlu pusing hosting, security, atau integrasi pembayaran/pengiriman karena semuanya sudah termasuk.
Keunggulan Traksee:
Traksee ini cocok banget buat Anda yang pengen platform toko online praktis, biaya jelas, dan support lokal. Saat ini, mereka masih dalam tahap pengembangan, tapi Anda bisa gabung waiting list buat dapetin early bird price dan special offering.
Setelah kita bahas panjang lebar, mungkin Anda sudah punya gambaran mana tools toko online yang paling cocok. Tapi, sebelum Anda putuskan, coba dengarkan ini: Traksee itu dirancang khusus buat pebisnis UKM seperti Anda yang pengen jualan online tanpa ribet. Bayangkan, Anda bisa punya toko online mandiri dengan semua fitur penting—pembayaran, pengiriman, keamanan—tanpa harus jadi ahli IT.
Yang lebih menarik, Traksee lagi ngadain program early access buat yang gabung waiting list sekarang. Anda bakal dapetin:
Jadi, tunggu apa lagi? Kunjungi traksee.com, daftarkan email Anda, dan gabung waiting list sekarang juga! Gratis, nggak ada spam, dan ini kesempatan langka buat jadi pelopor tools toko online lokal yang revolusioner.
Guys, memilih platform toko online itu seperti memilih pasangan hidup: harus cocok, bisa diajak berkembang, dan nggak bikin pusing di kemudian hari. Baik WooCommerce, Shopify, custom, atau Traksee—semua punya tempatnya masing-masing. Yang terpenting, pilih yang sesuai dengan bisnis model, budget, dan tim Anda.
Ingat, platform toko online yang tepat itu bukan pengeluaran, tapi investasi buat profit jangka panjang. Jangan sampai Anda terjebak di platform yang makan margin atau nggak bisa diajak berkembang.
Jadi, mulailah dengan evaluasi kebutuhan, hitung biaya total (bukan cuma biaya awal!), dan jangan ragu buat coba opsi baru seperti Traksee. Siapa tahu, justru platform lokal ini yang jadi "soulmate" bisnis Anda.
Sekarang giliran Anda action! Kunjungi traksee.com, gabung waiting list, dan dapatkan akses early bird. Sukses selalu buat bisnis Anda, dan semoga platform toko online pilihan Anda bawa banyak cuan!

Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks, keberadaan vendor perusahaan atau bisnis menjadi bagian penting dari rantai pasokan. Tapi, sebenarnya apa itu vendor, dan kenapa banyak perusahaan bergantung pada mereka? Yuk, kita bahas selengkapnya tentang vendor perusahaan, bagaimana peran mereka dalam bisnis, dan apa saja yang perlu Anda ketahui untuk memilih vendor yang tepat.

Kenali peran vendor dalam perusahaan dan bisnis, serta manfaat dan tips memilih vendor yang tepat untuk menunjang kebutuhan bisnis Anda.
Secara sederhana, vendor adalah pihak ketiga atau mitra yang menyediakan barang atau jasa kepada perusahaan atau bisnis untuk mendukung operasional mereka. Vendor ini bisa berwujud perseorangan, perusahaan, hingga organisasi besar. Mulai dari penyedia bahan baku, teknologi, layanan pemasaran, hingga logistik, vendor memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan bisnis.
Di era digital seperti sekarang, kehadiran vendor juga semakin beragam. Misalnya, jika Anda memiliki bisnis online dan butuh alat untuk memantau arus kas, vendor seperti Moota bisa menjadi solusi untuk membantu mencatat dan mengelola transaksi. Vendor ini pada dasarnya membantu bisnis mencapai tujuan lebih efisien dan mengurangi beban operasional.
Vendor tidak hanya satu macam; jenis-jenisnya tergantung dari barang atau jasa yang mereka tawarkan. Berikut beberapa jenis vendor yang sering ditemukan dalam bisnis:
Vendor barang menyediakan produk atau bahan baku yang diperlukan perusahaan untuk memproduksi barang. Misalnya, perusahaan makanan mungkin membutuhkan vendor untuk bahan baku seperti tepung, gula, atau kemasan.
Vendor jasa menyediakan layanan untuk mendukung operasional bisnis, seperti jasa pemasaran, desain grafis, keamanan, atau layanan IT. Misalnya, vendor yang menyediakan layanan pengiriman atau kurir sangat penting bagi bisnis e-commerce.
Di zaman modern ini, vendor teknologi menjadi sangat penting. Vendor teknologi biasanya menyediakan software, hardware, atau infrastruktur IT yang dibutuhkan perusahaan. Contoh sederhananya adalah perusahaan yang menggunakan sistem cloud atau aplikasi pembayaran online.
Vendor logistik bertanggung jawab untuk pengelolaan distribusi produk. Mereka membantu dalam pengiriman barang, penyimpanan, hingga tracking produk sampai ke tangan pelanggan.
Beberapa bisnis bekerja sama dengan vendor yang menyediakan layanan pembiayaan atau pembayaran, terutama untuk skema cicilan atau pembiayaan proyek besar.
Tanpa vendor, perusahaan mungkin akan kesulitan menjalankan operasional dengan lancar. Vendor membantu mengurangi beban kerja, mempercepat proses, dan tentunya menekan biaya produksi. Berikut beberapa alasan kenapa vendor sangat penting:
Memilih vendor yang tepat adalah kunci agar bisnis Anda berjalan lancar. Berikut beberapa tips yang bisa Anda gunakan:
Sebelum memilih vendor, pastikan Anda tahu kebutuhan bisnis Anda. Misalnya, jika Anda butuh solusi pencatatan transaksi, Anda bisa mencari vendor seperti Moota yang fokus pada layanan tersebut.
Cari tahu vendor yang tersedia di pasar dan bandingkan layanan serta harga yang mereka tawarkan. Pastikan juga vendor memiliki reputasi baik di bidangnya.
Vendor dengan pengalaman lebih biasanya memiliki sistem yang sudah teruji. Tanyakan kepada calon vendor tentang portofolio mereka atau minta referensi dari perusahaan lain yang pernah bekerja sama dengan mereka.
Harga murah bukan segalanya, apalagi jika kualitas yang diberikan tidak sesuai harapan. Lebih baik memilih vendor dengan harga sedikit lebih tinggi tapi dengan layanan berkualitas.
Pastikan vendor memiliki layanan pelanggan yang responsif dan mudah dihubungi. Jika terjadi kendala, Anda akan lebih tenang jika vendor bisa segera memberikan solusi.
Vendor yang baik adalah yang sesuai dengan anggaran bisnis Anda. Jangan tergiur untuk memilih vendor dengan layanan yang mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan Anda.
Kerja sama dengan vendor bukan hanya memberikan manfaat dalam jangka pendek, tapi juga dalam jangka panjang. Berikut beberapa manfaat jangka panjang dari kerja sama yang baik dengan vendor:
Meskipun vendor bisa memberikan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu Anda hadapi saat bekerja sama dengan vendor:
Teknologi bisa membantu perusahaan mengelola vendor dengan lebih efisien. Salah satu contohnya adalah dengan menggunakan aplikasi atau platform untuk memantau transaksi dan pembayaran ke vendor. Aplikasi seperti Moota bisa membantu Anda melacak pengeluaran atau pemasukan secara otomatis, sehingga lebih mudah untuk memantau anggaran yang digunakan untuk vendor.
Vendor adalah mitra penting dalam dunia bisnis, baik dalam penyediaan barang maupun jasa. Dengan vendor yang tepat, perusahaan bisa mencapai efisiensi, menghemat biaya, dan lebih fokus pada tujuan utama bisnis mereka. Memilih vendor yang sesuai membutuhkan riset, perbandingan, dan evaluasi yang cermat. Jangan lupa untuk menjalin hubungan baik agar kerja sama dengan vendor dapat berlangsung dalam jangka panjang.
Jadi, apakah Anda sudah mempertimbangkan vendor untuk mendukung bisnis Anda? Gunakan tips di atas agar bisa menemukan vendor yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda dan membantu Anda mencapai kesuksesan bisnis secara lebih efektif.

Di dunia bisnis, ada berbagai strategi yang bisa digunakan untuk memenangkan persaingan, salah satunya adalah predatory pricing. Meskipun taktik ini terdengar canggih dan bisa menguntungkan, sebenarnya praktik ini sering kali kontroversial dan memiliki risiko tersendiri. Jadi, apa sebenarnya predatory pricing? Dan bagaimana cara kerjanya? Mari kita ulas lebih dalam.

Pelajari lebih dalam tentang predatory pricing, sebuah strategi bisnis yang sering dianggap kontroversial. Temukan pengertian, cara kerja, serta dampak yang ditimbulkan bagi pasar dan perusahaan lain disini.
Predatory pricing adalah strategi penetapan harga di mana sebuah perusahaan menurunkan harga produknya hingga sangat rendah, bahkan di bawah harga produksi. Tujuan dari strategi ini sederhana, yaitu untuk “membunuh” atau menyingkirkan pesaing dari pasar. Dengan harga yang lebih rendah, pesaing tidak akan mampu bersaing dalam jangka panjang dan akhirnya keluar dari pasar. Setelah pesaing hilang, perusahaan yang menerapkan predatory pricing ini bisa menaikkan harga kembali, menguasai pasar, dan mendapatkan keuntungan besar tanpa ada yang mengganggu.
Strategi predatory pricing ini biasanya digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki sumber daya finansial kuat, karena mereka harus mampu menanggung kerugian dalam jangka waktu tertentu. Sebaliknya, pesaing kecil atau menengah mungkin tidak akan mampu bertahan lama dalam kondisi harga jual yang ditekan.
Predatory pricing bekerja dalam beberapa tahap, di antaranya:
Predatory pricing sering kali dianggap sebagai taktik bisnis yang tidak etis dan bisa melanggar hukum. Di banyak negara, strategi ini ilegal karena dianggap merugikan persaingan sehat dan mengarah ke monopoli. Di Amerika Serikat, misalnya, undang-undang antitrust melarang praktek predatory pricing untuk menjaga persaingan yang sehat di pasar.
Namun, sulit untuk membuktikan predatory pricing di pengadilan karena dibutuhkan bukti kuat bahwa perusahaan benar-benar berniat untuk menyingkirkan pesaing dari pasar dan bukan hanya sekedar memberikan diskon atau promosi sementara. Oleh karena itu, banyak perusahaan besar yang bisa “bermain aman” dan melakukan strategi ini secara halus agar tidak terjebak masalah hukum.
Predatory pricing bisa membawa berbagai dampak, baik untuk pesaing, konsumen, maupun pasar secara keseluruhan.
Pesaing yang tidak memiliki sumber daya cukup sering kali menjadi korban utama predatory pricing. Mereka tidak bisa terus-menerus menurunkan harga untuk bersaing dan akhirnya keluar dari pasar. Hal ini mengurangi jumlah pesaing dan mengarah pada situasi pasar yang tidak seimbang.
Di satu sisi, konsumen bisa menikmati harga murah dalam jangka pendek. Namun, setelah perusahaan pengadopsi strategi ini menguasai pasar, mereka bisa menaikkan harga seenaknya, yang merugikan konsumen dalam jangka panjang. Konsumen juga bisa kehilangan pilihan, karena pesaing sudah keluar dari pasar.
Predatory pricing bisa membuat pasar menjadi tidak sehat dan menciptakan monopoli. Pasar yang tidak kompetitif umumnya menyebabkan inovasi menurun, harga naik, dan kualitas produk berpotensi menurun karena tidak adanya persaingan yang mendorong perbaikan.
Beberapa kasus predatory pricing terkenal melibatkan perusahaan besar yang berusaha menekan pesaing kecil. Contohnya termasuk industri teknologi dan retail, di mana raksasa seperti Amazon pernah dituduh melakukan predatory pricing untuk menguasai pasar e-commerce. Perusahaan besar memiliki kemampuan untuk menekan harga sementara karena modal mereka yang sangat besar, tetapi praktik ini terus dipantau ketat oleh lembaga hukum di berbagai negara.
Di Indonesia, kasus predatory pricing pernah menjadi sorotan, terutama di industri retail dan transportasi online. Dengan strategi harga rendah, perusahaan dapat dengan mudah menarik konsumen. Namun, dalam jangka panjang, strategi ini bisa berdampak pada usaha lokal atau UMKM yang tidak bisa bersaing dengan harga rendah yang terus ditekan.
Bagi bisnis yang merasa terancam oleh predatory pricing, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan:
Pertanyaan ini tergantung dari sudut pandang dan tujuan perusahaan. Predatory pricing memang bisa efektif dalam jangka pendek untuk menekan pesaing. Namun, strategi ini memiliki risiko besar, baik dari sisi hukum maupun dari sisi reputasi. Banyak perusahaan yang justru mengalami kerugian besar karena terlalu lama mempertahankan harga rendah tanpa bisa mendapatkan keuntungan.
Selain itu, strategi ini bisa merusak reputasi perusahaan di mata konsumen dan mitra bisnis. Dalam jangka panjang, pasar yang sehat dan kompetitif biasanya lebih stabil dan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.
Penting untuk membedakan antara predatory pricing dengan diskon atau promosi biasa. Diskon atau promosi merupakan strategi pemasaran yang sah dan sering digunakan untuk menarik pelanggan dalam jangka pendek. Bedanya, diskon dan promosi tidak bertujuan untuk menyingkirkan pesaing dari pasar, melainkan untuk memperkenalkan produk atau menarik minat pembelian dalam waktu terbatas.
Predatory pricing, di sisi lain, dilakukan dengan niat untuk menghabisi kompetisi dan mengambil alih pasar. Karena sifatnya yang bisa merusak, strategi ini dipandang negatif dalam dunia bisnis, dan di banyak negara, pemerintah menentang praktik predatory pricing.
Predatory pricing adalah strategi bisnis yang bisa sangat efektif namun penuh risiko. Untuk perusahaan besar yang memiliki modal kuat, strategi ini memungkinkan mereka mendominasi pasar. Namun, dalam jangka panjang, predatory pricing sering kali menciptakan pasar yang tidak kompetitif dan merugikan konsumen.
Bagi bisnis yang ingin tetap bertahan di tengah persaingan ketat tanpa menggunakan predatory pricing, menjaga kualitas produk dan memperkuat hubungan dengan pelanggan adalah strategi yang lebih sehat. Menggunakan teknologi dan platform keuangan seperti Moota juga bisa membantu bisnis mengatur arus kas dan tetap kompetitif tanpa harus menurunkan harga terlalu rendah.
Dengan memahami apa itu predatory pricing, cara kerjanya, dan dampaknya, perusahaan dapat lebih bijak dalam menentukan strategi bisnis yang tidak hanya menguntungkan tetapi juga etis dan berkelanjutan.

Di era digital ini, perusahaan afiliasi menjadi salah satu model bisnis yang menarik bagi banyak orang. Bagi yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan atau bahkan penghasilan utama dari internet, bisnis afiliasi menawarkan peluang besar. Namun, apa itu perusahaan afiliasi dan bagaimana cara kerjanya? Artikel ini akan membahasnya dengan lengkap, sehingga Anda bisa memahami peran dan peluang yang bisa Anda manfaatkan.

Pahami peran perusahaan afiliasi dalam bisnis digital dan peluang keuntungan yang bisa Anda dapatkan. Mulai bisnis afiliasi dengan strategi efektif yang mudah diterapkan!
Perusahaan afiliasi adalah bisnis yang berbasis kemitraan di mana seseorang, yang disebut sebagai afiliasi, membantu mempromosikan produk atau layanan perusahaan lain. Ketika afiliasi berhasil mengarahkan pelanggan atau penjualan kepada perusahaan tersebut, mereka akan mendapatkan komisi. Model ini menguntungkan kedua belah pihak karena perusahaan bisa memperluas jangkauan pasarnya, sementara afiliasi mendapatkan penghasilan dari setiap transaksi yang berhasil.
Di sinilah letak kemudahan bisnis afiliasi: afiliasi tidak perlu memiliki produk sendiri atau mengelola layanan, cukup fokus pada pemasaran dan promosi. Afiliasi ini bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai dari blogger, influencer media sosial, hingga pemilik situs web kecil.
Proses bisnis afiliasi terbilang sederhana namun efektif. Berikut adalah langkah-langkah umum yang terjadi dalam model ini:
Perusahaan afiliasi adalah pilihan yang menarik bagi banyak bisnis, terutama di era digital saat ini. Ada beberapa alasan utama mengapa perusahaan memilih menggunakan model afiliasi, antara lain:
Dalam dunia bisnis afiliasi, terdapat beberapa jenis program afiliasi yang populer. Memahami perbedaan ini bisa membantu afiliasi dalam memilih program yang paling sesuai dengan keahlian dan audiens mereka.
Bagi Anda yang tertarik untuk memulai bisnis afiliasi, ada beberapa keuntungan yang bisa Anda dapatkan dari model ini:
Memilih program afiliasi yang tepat sangat penting untuk kesuksesan Anda. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu:
Sebagai platform manajemen keuangan, Moota menawarkan fitur yang bisa membantu para afiliasi dalam mengelola pendapatan dari berbagai sumber. Dengan notifikasi transaksi otomatis, afiliasi bisa melacak setiap pemasukan dari komisi mereka tanpa perlu repot melakukan pengecekan manual. Hal ini tentu akan sangat membantu, terutama bagi afiliasi yang bergabung dengan lebih dari satu program afiliasi.
Meskipun bisnis afiliasi terdengar menggiurkan, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi, antara lain:
Bisnis afiliasi memberikan peluang besar untuk menghasilkan penghasilan tambahan dengan modal rendah. Dengan memilih program afiliasi yang tepat dan menggunakan strategi pemasaran yang efektif, Anda bisa meraih sukses dalam bisnis ini. Perusahaan afiliasi menawarkan fleksibilitas dan potensi pendapatan pasif yang menarik, terutama di era digital ini.

Sobat, pernah dengar istilah kelas menengah? Mungkin terdengar akrab, ya. dimana masyarakat tersebut sering kali diidentikkan dengan mereka yang hidupnya sudah cukup stabil—punya rumah, mobil, pekerjaan tetap, dan sedikit tabungan untuk masa depan. Nah, kabarnya, ada kekhawatiran bahwa kelas menengah di Indonesia bisa terancam hilang. Serius, hilang? Bukan hal yang sepele, ini benar-benar masalah yang bisa berdampak besar bagi perekonomian dan kesejahteraan sosial kita. Yuk, akan moota bahas kupas tuntas soal ini!

Sebelum kita masuk ke dalam masalah yang lebih serius, ada baiknya kita pahami dulu definisi dari kelas menengah. Secara sederhana, kelas menengah adalah kelompok masyarakat yang berada di antara kelas bawah dan kelas atas, baik dari segi pendapatan maupun gaya hidup. Mereka adalah orang-orang yang mungkin tidak terlalu kaya, tapi juga tidak kekurangan. Biasanya, mereka sudah bisa memenuhi kebutuhan pokok seperti makan, tempat tinggal, dan pendidikan, serta punya sedikit sisa untuk kebutuhan hiburan atau investasi.
Di Indonesia, menurut Bank Dunia, mereka yang tergolong kelas menengah adalah individu yang berpenghasilan antara USD 3,20 hingga USD 10 per hari. Walaupun standar ini berbeda di setiap negara, umumnya kelas menengah adalah mereka yang hidup lebih nyaman daripada kelas bawah dan punya peluang lebih besar untuk naik ke kelas atas jika keadaan ekonomi mendukung.
Dimana masyarakat tersebut ini punya peran penting dalam perekonomian, Sobat. Mereka biasanya menjadi motor penggerak konsumsi dalam negeri, membeli barang dan jasa, serta berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Kelas menengah sering dianggap sebagai tulang punggung ekonomi. Mereka adalah konsumen utama yang mendorong roda perekonomian lewat belanja produk-produk sehari-hari, mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga barang-barang sekunder seperti elektronik dan kendaraan. Tanpa kelas menengah, sektor ritel bisa lesu, industri bisa berhenti berproduksi, dan lapangan kerja bisa berkurang.
Selain itu, masyarakat tersebut juga berperan dalam stabilitas sosial. Biasanya, mereka yang berada di kelas ini memiliki akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan kesehatan, yang berarti mereka lebih cenderung memiliki stabilitas dalam kehidupan sosialnya. Dengan kata lain, semakin banyak masyarakat yang tergolong masyarakat tersebut, semakin stabil dan sehat perekonomian suatu negara.
Namun, akhir-akhir ini muncul kekhawatiran bahwa masyarakat yang diposisi ini di Indonesia bisa terancam. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah ini, mulai dari krisis ekonomi global hingga ketimpangan pendapatan yang semakin tinggi.
Nah, apa sih yang sebenarnya mengancam keberadaan masyarakat tersebut di Indonesia? Berikut beberapa penyebab utamanya.
Nggak bisa dipungkiri, pandemi COVID-19 punya dampak yang luar biasa terhadap semua aspek kehidupan, termasuk perekonomian. Banyak bisnis tutup, angka pengangguran meningkat, dan pendapatan masyarakat menurun. dimana masyarakat tersebut yang biasanya merasa "aman" dalam hal keuangan pun terpaksa mengalami tekanan ekonomi.
Sebagian dari mereka kehilangan pekerjaan, sementara yang lainnya harus mengurangi pengeluaran dan mengandalkan tabungan untuk bertahan hidup. Dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu, banyak yang jatuh dari kelas menengah menjadi kelas bawah karena tidak mampu lagi mempertahankan gaya hidup atau menabung seperti sebelumnya.
Ketimpangan pendapatan juga menjadi salah satu ancaman terbesar bagi masyarakat tersebut. Selama beberapa dekade terakhir, kesenjangan antara si kaya dan si miskin di Indonesia terus meningkat. Sementara sebagian kecil masyarakat terus memperkaya diri, sebagian besar lainnya berjuang untuk sekadar memenuhi kebutuhan dasar.
masyarakat yang diposisi ini yang berada di tengah-tengah kesenjangan ini akhirnya semakin tertekan. Pendapatan mereka stagnan, sementara biaya hidup terus meningkat, terutama untuk kebutuhan seperti pendidikan, kesehatan, dan properti. Akibatnya, semakin sulit bagi mereka untuk mempertahankan status sebagai masyarakat tersebut.
Tingginya inflasi juga menjadi ancaman serius bagi kelas menengah. Inflasi membuat harga barang dan jasa terus naik, sehingga daya beli masyarakat menurun. Bagi masyarakat ini, yang pendapatannya mungkin tidak secepat kenaikan harga, ini bisa menjadi masalah besar.
Contoh paling nyata adalah kenaikan harga properti. Saat ini, memiliki rumah sendiri sudah menjadi impian yang semakin sulit dicapai oleh masyarakat ini di kota-kota besar. Dengan gaji yang tidak meningkat signifikan, banyak yang harus menunda atau bahkan menyerah untuk memiliki rumah, yang merupakan salah satu simbol kestabilan ekonomi kelas menengah.
Sobat, dengan berbagai tantangan yang dihadapi, mungkin muncul pertanyaan: apakah dimana masyarakat tersebut di Indonesia benar-benar akan hilang? Jawabannya tidak sesederhana itu. Meskipun ada ancaman, hilangnya kelas menengah bukanlah sesuatu yang tak terelakkan. Namun, jika tidak ada tindakan yang tepat dari pemerintah dan masyarakat, potensi ini bisa menjadi kenyataan.
Salah satu cara untuk melindungi masyarakat ini adalah dengan memperbaiki kebijakan ekonomi yang mendukung inklusi keuangan dan pengembangan sumber daya manusia. Pemerintah harus menciptakan lebih banyak lapangan kerja berkualitas, memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan dan kesehatan yang terjangkau, serta memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk naik kelas sosial.
Selain itu, masyarakat ini juga harus lebih bijak dalam mengelola keuangan pribadi. Di tengah ketidakpastian ekonomi, menabung dan berinvestasi menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Mengelola pengeluaran dengan cermat dan mempersiapkan dana darurat bisa membantu kelas menengah bertahan dari guncangan ekonomi.
Ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh berbagai pihak untuk menjaga agar lapisan masyarakat ini tetap bertahan dan berkembang di Indonesia.
Salah satu kunci untuk mempertahankan kelas menengah adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan yang lebih baik, masyarakat bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik pula, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan daya beli mereka. Pemerintah perlu memastikan bahwa setiap orang memiliki akses yang setara terhadap pendidikan berkualitas, tanpa memandang latar belakang ekonomi mereka.
Sebagai masyarakat perlu belajar untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka. Salah satu caranya adalah dengan mendorong mereka untuk menabung dan berinvestasi. Ini bukan hanya tentang menyimpan uang, tetapi juga tentang membuat uang "bekerja" untuk masa depan. Dengan berinvestasi, baik dalam saham, properti, atau bisnis, dimana masyarakat tersebut bisa melindungi diri dari inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
Terakhir, pemerintah perlu menciptakan kebijakan ekonomi yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Ini termasuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, memberikan insentif bagi pengusaha kecil dan menengah, serta menekan inflasi agar harga barang-barang pokok tetap terjangkau.
Kelas menengah di Indonesia memang menghadapi berbagai tantangan, mulai dari dampak pandemi, ketimpangan pendapatan, hingga inflasi yang tinggi. Meskipun ancaman ini nyata, masyarakat tersebut masih memiliki peluang untuk bertahan dan bahkan berkembang jika mereka mampu mengelola keuangan dengan bijak dan mendapat dukungan dari kebijakan pemerintah yang tepat.
Sobat moota, kelas menengah bukan hanya tentang pendapatan, tetapi juga tentang kesempatan untuk hidup yang lebih baik. Selama kesempatan itu masih ada, dimana masyarakat tersebut di Indonesia bisa tetap menjadi tulang punggung perekonomian yang kuat.

Mengelola keuangan lembaga pendidikan itu bukan perkara mudah, loh. Kalau Anda pernah terlibat dalam pengelolaan sekolah, universitas, atau lembaga pelatihan, Anda pasti tahu betapa rumitnya mengatur semua pemasukan dan pengeluaran. Mulai dari pembayaran SPP, gaji pegawai, dana bantuan, hingga biaya operasional lainnya, semuanya harus dikelola dengan hati-hati. maka perlu Solusi Kelola Keuangan khususnya untuk lembaga pendidikan di Indonesia ini.

Nah, jika semuanya dilakukan secara manual, tentu saja bakal memakan waktu dan rawan kesalahan, bukan? Untungnya, di era digital ini, ada berbagai solusi efektif untuk membantu lembaga pendidikan dalam mengelola keuangannya dengan lebih efisien. Salah satu Solusi Kelola Keuanganyang layak dipertimbangkan adalah Moota, yang menawarkan kemudahan dalam manajemen transaksi keuangan secara otomatis. Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas masalah yang sering dihadapi lembaga pendidikan dalam mengelola keuangan dan bagaimana Moota bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasinya.
Kita mulai dulu dari berbagai masalah yang sering terjadi dalam pengelolaan keuangan lembaga pendidikan. Beberapa hal ini mungkin sudah sangat akrab di telinga Anda, terutama jika Anda terlibat langsung dalam administrasi keuangan sekolah.
Bagi lembaga pendidikan, menerima pembayaran SPP dari ratusan bahkan ribuan siswa adalah rutinitas yang terjadi setiap bulan. Petugas administrasi biasanya harus mengecek rekening bank secara manual untuk memastikan pembayaran sudah masuk. Setelah itu, mereka masih harus mencatat secara manual dalam buku keuangan atau aplikasi lain. Proses ini tentunya memakan waktu, tenaga, dan sering kali rawan kesalahan.
Setiap lembaga pendidikan pasti memiliki banyak transaksi keuangan setiap harinya, baik itu pemasukan dari SPP, donasi, atau dana BOS, maupun pengeluaran untuk gaji pegawai dan operasional lainnya. Petugas keuangan harus memastikan bahwa semua transaksi tercatat dengan benar dan saldo rekening bank sesuai dengan catatan keuangan. Proses rekonsiliasi bank yang dilakukan secara manual ini bisa memakan waktu yang sangat lama, terutama jika ada banyak transaksi yang harus dicocokkan.
Lembaga pendidikan biasanya harus membuat laporan keuangan secara rutin untuk berbagai pihak, seperti yayasan, pemerintah, atau orang tua siswa. Membuat laporan ini bisa menjadi pekerjaan yang sangat memakan waktu, terutama jika dilakukan secara manual. Selain itu, risiko kesalahan dalam pencatatan transaksi bisa menyebabkan laporan keuangan menjadi tidak akurat, dan hal ini bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
Nah, setelah mengetahui berbagai masalah yang sering dihadapi, sekarang kita bahas solusinya. Salah satu solusi yang sangat membantu adalah Moota, platform yang dirancang khusus untuk memudahkan manajemen keuangan lembaga pendidikan dengan fitur-fitur otomatis yang sangat praktis. Dengan Moota, lembaga pendidikan bisa menghemat waktu, tenaga, dan tentunya mengurangi kesalahan dalam pencatatan transaksi keuangan.
Fitur pertama yang ditawarkan Moota adalah konfirmasi pembayaran SPP otomatis. Dengan fitur ini, lembaga pendidikan tidak perlu lagi melakukan pengecekan manual ke rekening bank setiap kali ada pembayaran masuk. Moota akan secara otomatis memeriksa transaksi dan mengirimkan konfirmasi pembayaran kepada siswa atau orang tua siswa. Ini jelas menghemat banyak waktu bagi petugas administrasi, sehingga mereka bisa fokus pada tugas lainnya yang juga penting.
Moota juga memungkinkan lembaga pendidikan untuk memonitor semua transaksi keuangan dalam satu tampilan. Petugas administrasi tidak perlu lagi bolak-balik login ke berbagai akun internet banking untuk memeriksa transaksi dari berbagai bank. Dengan Moota, semua transaksi bisa dilihat dalam satu dashboard yang mudah dipahami. Fitur ini tentu saja sangat membantu dalam meningkatkan efisiensi kerja dan memudahkan proses monitoring keuangan.
Membuat laporan keuangan untuk yayasan atau pemerintah sering kali menjadi pekerjaan yang sangat melelahkan. Dengan Moota, petugas keuangan bisa membuat laporan dengan lebih cepat dan akurat. Semua transaksi yang tercatat di Moota menggunakan data real-time, sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pencatatan. Selain itu, fitur ini memungkinkan petugas keuangan untuk membuat laporan yang sesuai dengan kebutuhan, tanpa harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengecek ulang setiap transaksi.
Mari kita lihat contoh nyata dari Nurul Imam Islamic School Karawang adalah salah satu Lembaga Pendidikan yang mencakup SD & PG-TK terbaik di Kota Karawang. Sekolah ini memiliki lebih dari 300+ siswa dan 50+ pegawai.
Sebelum menggunakan Moota, Nurul Imam Islamic School Karawang mengalami berbagai permasalahan dalam mengelola keuangannya. Petugas administrasi harus memeriksa rekening bank secara manual untuk mengetahui apakah pembayaran SPP sudah masuk. Jika sudah masuk, petugas administrasi harus mencatatnya secara manual di buku.
Hal ini bisa memakan waktu dan tenaga, serta rentan terjadi kesalahan. Selain itu, petugas administrasi juga harus melakukan rekonsiliasi bank secara manual untuk memastikan bahwa saldo rekening bank sesuai dengan catatan keuangan.
Setelah menggunakan Moota, Nurul Imam Islamic School Karawang merasakan berbagai manfaat. Konfirmasi pembayaran SPP menjadi otomatis, sehingga petugas administrasi tidak perlu lagi memeriksa rekening bank secara manual.
Selain itu, petugas administrasi juga dapat melihat semua transaksi keuangan dalam 1 tampilan. Hal ini memudahkan petugas administrasi untuk memantau semua transaksi keuangan sekolah.
Laporan keuangan yang dibuat dengan Moota juga lebih akurat dan mudah dibuat. Petugas administrasi tidak perlu lagi bolak-balik login ibanking untuk melihat transaksi keuangan.
Selain menggunakan Moota, ada beberapa tips lain yang bisa diterapkan oleh lembaga pendidikan untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan keuangan:
Mengelola keuangan lembaga pendidikan memang bukan tugas yang mudah, tapi dengan adanya teknologi seperti Moota, semuanya bisa menjadi lebih efisien dan akurat. Dari konfirmasi pembayaran SPP otomatis hingga pembuatan laporan keuangan yang mudah, Moota menawarkan solusi efektif untuk berbagai permasalahan dalam pengelolaan keuangan lembaga pendidikan.
Jadi, jika Anda sedang mencari solusi efektif kelola keuangan untuk lembaga pendidikan Anda, tidak ada salahnya mencoba Moota. Dengan berbagai fitur yang ditawarkannya, Moota bisa membantu lembaga pendidikan Anda menghemat waktu, tenaga, dan meningkatkan akurasi dalam pencatatan keuangan. Jangan ragu untuk memanfaatkan teknologi demi kemajuan lembaga pendidikan Anda!

Belanja itu menyenangkan, setuju? Rasanya asyik banget ketika kita bisa membeli barang yang diinginkan. Tapi, ada satu hal yang sering kita nggak sadari—belanja juga bisa jadi cara pelarian dari stres. Fenomena ini sering disebut doom spending. Belanja di saat stres bisa memberikan kepuasan sementara, tapi pada akhirnya justru bikin masalah finansial semakin runyam.

Kita bakal bahas lebih dalam soal apa itu doom spending, kenapa orang melakukannya, dampaknya terhadap keuangan, dan pastinya, gimana cara menghindari kebiasaan ini. Jadi, buat Sobat yang mungkin pernah atau bahkan sering ngalamin momen “kok tiba-tiba saldo berkurang banyak ya?”, simak artikel ini sampai selesai ya!
Doom spending adalah kebiasaan belanja berlebihan yang sering terjadi ketika seseorang merasa cemas, stres, atau tidak nyaman secara emosional. Secara singkat, orang akan mencari kenyamanan melalui belanja saat berada dalam kondisi psikologis yang kurang baik. Belanja ini biasanya tidak terencana dan dilakukan tanpa pertimbangan matang, sehingga barang-barang yang dibeli sering kali bukan kebutuhan utama, bahkan terkadang nggak penting sama sekali.
Bayangin situasi kayak gini: kamu habis kerja lembur semalaman, stres karena deadline mepet, terus tiba-tiba buka aplikasi belanja online. Lihat diskon gede-gedean, langsung aja checkout barang yang nggak direncanakan. Mungkin saat itu kamu mikir, "Yaudah deh, ini buat ngurangin stres." Padahal, tanpa disadari kamu sedang melakukan doom spending.
Kenapa kita bisa terjebak dalam kebiasaan doom spending? Sebenernya ada beberapa faktor yang bikin hal ini sering terjadi, terutama dalam kondisi mental dan sosial kita.
Stres sering jadi pemicu utama seseorang melakukan doom spending. Ketika merasa tertekan atau cemas, orang mencari cara untuk meredakan perasaan negatif tersebut. Belanja menjadi solusi instan karena memberikan perasaan senang dan puas sesaat. Tapi, efeknya hanya sementara dan tidak menyelesaikan akar masalah.
Belanja memicu otak kita melepaskan dopamin, zat kimia yang berhubungan dengan perasaan senang. Karena itulah, setelah belanja, kita merasa bahagia dan puas. Tapi sayangnya, kebahagiaan ini nggak bertahan lama, dan ketika perasaan stres muncul lagi, kita cenderung melakukan hal yang sama: belanja lagi.
Selain faktor psikologis, faktor sosial seperti FOMO juga sering jadi alasan orang melakukan doom spending. Ketika kita melihat teman atau influencer di media sosial membeli barang-barang tertentu, kita jadi tergoda untuk ikut-ikutan. Kita merasa takut ketinggalan tren atau diskon besar, akhirnya belanja tanpa berpikir panjang.
Teknologi juga punya peran besar dalam memfasilitasi doom spending. Akses mudah ke aplikasi belanja online, notifikasi diskon, dan program loyalty yang menggoda bikin kita makin sulit menahan godaan untuk belanja. Belum lagi, adanya fitur one-click purchase yang membuat belanja semakin cepat tanpa perlu berpikir ulang.
Walaupun belanja bisa memberikan kepuasan jangka pendek, doom spending punya dampak negatif yang nggak bisa diabaikan. Dampaknya bukan cuma ke kondisi finansial, tapi juga kesehatan mental.
Dampak paling nyata dari doom spending adalah keuangan yang berantakan. Karena belanja dilakukan tanpa rencana dan tanpa mempertimbangkan anggaran, kamu bisa tiba-tiba kaget melihat saldo rekening yang menipis atau tagihan kartu kredit yang membengkak. Kebiasaan ini, jika terus dibiarkan, bisa membuat kamu sulit menabung dan bahkan terjerumus dalam utang.
Setelah puas belanja, perasaan senang itu cuma sesaat. Yang tersisa justru penyesalan, apalagi ketika sadar bahwa barang-barang yang dibeli nggak benar-benar dibutuhkan. Stres karena kondisi finansial yang terpuruk juga bakal muncul, dan siklus ini bisa terus berulang: stres – belanja – stres lagi karena uang habis.
Kebiasaan doom spending juga bisa berdampak buruk pada kesehatan mental. Ketika kamu terus-menerus mengandalkan belanja untuk meredakan stres atau kecemasan, kamu nggak benar-benar menyelesaikan masalah emosional yang mendasarinya. Akibatnya, kamu bisa merasa semakin terjebak dalam perasaan cemas atau bahkan depresi.
Untungnya, doom spending bukan sesuatu yang nggak bisa diatasi. Dengan beberapa langkah sederhana, kamu bisa mulai mengontrol kebiasaan belanja impulsif ini dan menjaga kesehatan finansial serta mentalmu tetap stabil.
Langkah pertama untuk mengatasi doom spending adalah menyadari pemicu emosional yang membuat kamu ingin belanja. Apakah kamu belanja saat sedang stres, bosan, atau cemas? Cobalah untuk lebih introspektif dan cari tahu apa yang membuat kamu tergoda untuk mengeluarkan uang secara impulsif.
Membuat anggaran belanja bisa jadi langkah efektif untuk mengontrol pengeluaran. Tetapkan batasan untuk belanja setiap bulannya, dan disiplinlah dalam mengikuti anggaran tersebut. Dengan cara ini, kamu bisa tetap menikmati belanja tanpa harus khawatir kondisi keuanganmu terancam.
Notifikasi diskon, promosi, atau email marketing bisa jadi godaan yang sulit ditolak. Untuk itu, cobalah untuk unsubscribe dari newsletter atau notifikasi toko online yang sering membuat kamu tergoda untuk belanja. Selain itu, hapus aplikasi belanja dari ponselmu jika dirasa perlu.
Karena doom spending sering terjadi saat seseorang mencari pelarian dari stres, kamu perlu menemukan cara lain yang lebih sehat untuk meredakan stres. Misalnya, kamu bisa mencoba meditasi, berolahraga, atau menulis jurnal. Aktivitas-aktivitas ini bisa membantu menenangkan pikiran tanpa harus merusak dompet.
Setiap kali kamu merasa ingin membeli sesuatu, berhenti sejenak dan tanyakan pada dirimu sendiri: apakah barang ini benar-benar aku butuhkan? Apakah aku bisa hidup tanpanya? Latih diri untuk lebih bijak dalam membuat keputusan belanja agar kamu nggak terjebak dalam kebiasaan doom spending.
Salah satu trik lain yang bisa kamu coba adalah membuat wishlist. Jadi, ketika kamu merasa ingin belanja, masukkan barang-barang yang kamu inginkan ke dalam daftar wishlist. Tunggu beberapa hari atau minggu sebelum memutuskan untuk membelinya. Dengan cara ini, kamu bisa menilai lagi apakah barang tersebut benar-benar penting atau hanya keinginan sesaat.
Doom spending memang bisa memberikan kebahagiaan sementara, tapi efek jangka panjangnya bisa sangat merugikan, terutama bagi keuangan dan kesehatan mental kita. Jadi, mulai sekarang coba lebih sadar akan kebiasaan belanjamu dan temukan cara yang lebih sehat untuk mengatasi stres.
Ingat, belanja itu boleh-boleh aja kok, asal dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan. Nggak ada salahnya buat sesekali memanjakan diri, tapi jangan sampai kebiasaan belanja berlebihan ini malah merusak kondisi finansialmu, ya!

Versi WooCommerce minial 3.1.0
Cara menginstall plugin WooCommerce Moota sangatlah mudah.
/ext/woomoota, atau install langsung melalui WordPress plugin secara instan.https://tokoonlineanda.com/?woomoota=pushPastikan Anda daftar di web https://moota.co dan mempunyai minimal 1 akun rekening yang telah didaftarkan.
notifikasi.Push Notif, masukkan API Endpoint pada langkah pertama tadi.Dan silahkan mulai berjualan.
Untuk Download Plugin WordPress Anda Klik Disini
