Memiliki bisnis kecil namun menghasilkan omzet miliaran rupiah ternyata bukan cuma khayalan semata. Keinginan itu telah dibuktikan oleh Ali Muharam pemilik bisnis cemilan hits Makaroni Ngehe.

Pria kelahiran Tasikmalaya ini sekarang bisa mengantongi omzet hingga 3 miliar rupiah loh!

Namun kesuksesan Ali Muharam tidak lepas dari berbagai rintangan yang dia lewati.

Kehidupannya dulu yang susah dan ngehe ia lewati dengan memaksakan diri untuk bekerja keras mencari pundi-pundi rupiah agar ia tetap bisa bertahan hidup.

Kengehean itu lah yang mengantarkannya untuk berjualan Makaroni Ngehe.

Kenapa ngehe? Dan bagaimana dia memulai bisnisnya itu?

Simak ceritanya di bawah ini

1. Dulu hidupnya Ngehe, sekarang jualan Ngehe

strategi bisnis makaroni ngehe (source: instagram.com/alvow)

Apa sih ngehe itu?

Sedikit terdengar kasar namun kata ngehe memiliki cerita dan arti yang besar bagi Ali Muharam.

Kata ngehe menggambarkan bagaimana perjuangan yang harus dia hadapi untuk bertahan hidup, apalagi saat itu dia tinggal di ibu kota dan hanya bermodalkan lulusan SMA.

Ali sempat menjadi OB (office boy), lalu menjadi sales dan bahkan menjadi penjaga kantin di salah satu kantor di Jakarta.

Pernah juga ia bekerja sebagai penjaga toko baju di Jakarta Utara, namun kosan dia ada di daerah Jakarta Pusat. Dan Ali harus keluar biaya transportasi sampai 20ribu per hari.

Biaya transportasi itu adalah setengah dari total gaji dia yang tidak sampai 1 juta loh. Sehingga dia sering kehabisan uang dan tidak makan seharian. Kurang ngehe apalagi coba hidupnya Ali dulu?

Ngehe sendiri artinya adalah sangat memprihatinkan. Itulah yang melatarbelakangi Ali untuk membuat nama brand Makaroni Ngehe.

Namun dengan kata ngehe itulah nama brandnya memiliki arti yang kuat, simple dan juga mudah diingat.

2. Pinjam Modal Usaha 20juta

kisah inspiratif ali muharam (source: instagram.com/alvow)

Ali berpikir untuk berkembang di dunia bisnis. Dia mencoba untuk meminjam modal dari sahabatnya sebesar 20juta rupiah. Padahal dia sendiri tidak tahu bagaimana nanti mengembalikan pinjamannya.

Namun tekad Ali sangat kuat, bermodal dari cemilan khas lebaran yang sering dibuat oleh ibunya dia berpikir untuk menjual makaroni resep sang ibu tersebut.

Diapun akhirnya menyewa tempat usaha di kawasan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Ali mengkonsep tokonya sendiri mulai dari warna, interior bahkan dia sendiri yang memasak dan melayani pembeli. Hingga diapun rela untuk tidur di dapur tokonya daripada harus keluar uang untuk bayar kosan.

Namun dengan strategi penghematan itu dia bisa mendapatkan omzet 30 ribu rupiah per hari atau 900 ribu tiap bulannya. Dan penghasilannya lebih utuh dibanding ketika dia bekerja menjadi sales karena dia tidak keluar transportasi dan indekos.

Setiap hari pembelinya mulai bertambah mulai dari 100 ribu bahkan 500 ribu rupiah per hari. Dan hingga akhirnya dia bisa membayar cicilan hutangnya.

3. Mulai Membuka Cabang

bisnis makaroni ngehe (source: instagram.com/alvow)

Kehidupannya yang dulu sulit tidak membuat dia lupa diri. Ketika penghasilannya mulai naik, dia tidak berpikir untuk foya-foya melainkan dia alirkan penghasilannya untuk membuka cabang baru Makaroni Ngehe.

Kini Makaroni Ngehe sudah memiliki 30 outlet yang tersebar di berbagai kota mulai dari Jabodetabek, Bandung hingga Yogyakarta.

Dan rata-rata omzet per outletnya mencapai 3 sampai 5 juta rupiah per hari. Kalau ditotal kurang lebih 3 miliar rupiah per bulan.

Tidak hanya penghasilannya yang meningkat, kini dia telah membuka lapangan pekerjaan bagi 400 orang yang menjadi pegawainya.

Outlet Makaroni Ngehe memiliki desain yang mencolok yakni warna merah yang dipakai untuk warna kanopinya. Warna merah ini identik dengan rasa pedas.

Pemilihan warna dalam sebuah brand memang sangat penting. Menurut jurnal Management Decision yang terbit pada tahun 2006, sekitar 62% hingga 90% keputusan pembelian pelanggan berdasarkan dari warna sebuah logo. (marketeers.com)

4. Promosi Offline dan Online

usaha makaroni ngehe (source: instagram.com/alvow)

Dulu Makaroni Ngehe hanya dikenal lewat mulut ke mulut (word of mouth). Butuh perjuangan lebih agar usahanya ini bisa dikenal banyak orang.

Namun kekuatan nama brand yang unik ini ternyata sangat membantu Ali dalam menjual makaroninya.

Hingga munculnya aplikasi antar makanan online atau yang kita kenal GoFood pada 2015 lalu langsung membuat Ali tergerak untuk bekerjasama menjadi salah satu merchantnya.

Dan betul saja, Makaroni Ngehe mulai dikenal lebih luas dan orderanpun semakin bertambah setiap harinya melalui aplikasi GoFood.

Ali Muharam adalah bukti bahwa kesuksesan harus diraih dengan kerja keras. Ketika kegagalan menghampirimu, itu adalah satu jalan menuju jalan lain yang lebih baik. Selalu belajar dari kesalahan dan memperbaikinya.

Dan kisah Ali Muharam ini sudah mulai banyak diekspos bahkan ia sendiri membuat ceritanya dalam sebuah buku berjudul Ngehe yang sangat menginspirasi.

Semoga cerita Ali Muharam ini bisa bermanfaat bagi Anda.

Pernahkah Anda sedang jalan-jalan di Mall tanpa tujuan untuk membeli barang namun tiba-tiba keluar Mall bawa banyak belanjaan?

Atau ketika Anda ke swalayan tujuannya hanya beli barang kebutuhan dapur, tapi pas keluar malah beli barang yang tidak masuk dalam daftar kebutuhan tadi?

Beberapa orang dan termasuk Anda mungkin pernah bahkan sering mengalami hal tersebut, kan?

Gambaran contoh diatas adalah perilaku impulsive buying (pembeli impulsif). Impulsive buying adalah tindakan yang tidak terencana atau dalam hal ini adalah membeli produk atau jasa secara tiba-tiba.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Banyak alasan yang membuat seseorang menjadi impulsive buying yaitu:

1. Pengaruh Kepribadian Individu

pembelian impulsif di indonesia (source: pixabay.com)

Banyak diantara kita yang gemar atau senang sekali berbelanja. Terkadang bagi sebagian orang, berbelanja merupakan satu cara untuk melampiaskan emosi. Ada sebuah kesenangan yang bisa dia rasakan setelah melakukan belanja.

Atau menjadi sebuah pembalasan ketika misalnya dulu seseorang ingin membeli sebuah barang namun tidak punya uang cukup. Setelah dia memiliki pekerjaan dan uang lalu dia membeli barang yang dulu tidak bisa dibeli.

Hal ini dikenal dengan istilah shopaholic atau kegilaan seseorang untuk berbelanja.

2. Perencanaan yang Kurang

pembelian impulsif online (source: pixabay.com)

Kebanyakan dari orang yang melakukan impulsive buying adalah mereka yang hanya berpikir jangka pendek, hidup ya mengalir saja tanpa rencana.

"Bersenang-senang dahulu, bersakit-sakit (menyesal) kemudian".

Eitss, jangan mengikuti peribahasa yang ngaco yaa.

Jangan bersikap konsumtif yang sebentar-sebentar beli barang, padahal tidak benar-benar diperlukan. Jika kita terus-terusan berpikir seperti itu lama-lama tabungan akan terkuras tak jelas.

3. Pengaruh Tampilan Produk dan Toko

pembelian secara impulsif (source: pixabay.com)

Ketika seseorang melihat sesuatu yang menarik, pasti mata dan pikiran langsung terkecoh dan penasaran atau kepo sama barang itu.

Apalagi kalau ditambah dengan cara marketing yang unik, seperti promo, diskon, cashback, buy 1 get 1 atau yang lainnya, sudah pasti bikin penasaran dong produk apa itu.

Awalnya mendekat untuk lihat-lihat saja eh ujungnya beli juga karena promonya yang lumayan. Kalau ada promo itu biasanya merasa "ogah rugi".

Atau misalnya ketika Anda mau bayar ke kasir, lalu sambil nunggu antrian Anda lihat ada barang lucu dan menarik dekat kasir tersebut dan ujung-ujungnya Anda beli juga barangnya.

Otak dasar manusia sifatnya konservatif dan mencari aman atau loss aversion switch. Ketika melihat produk yang sedang diskon lalu pesan itu masuk ke dalam otak kita dan pikiran takut rugi itu muncul alhasil dibelilah barang diskon tadi.

Lalu, bagaimana cara menghindari impulsive buying?

1. Susun Daftar Belanja Tetap

impulsive buying adalah (source: pixabay.com)

Jangan hanya dipikirkan, namun tulislah kebutuhan apa saja yang harus dibeli untuk keperluan pribadi Anda.

Bawalah daftar belanjaan tadi ketika akan pergi belanja agar Anda fokus untuk membeli barang-barang yang ada di daftar tadi.

2. Buat Anggaran Belanja

faktor impulse buying (source: pixabay.com)

Rutinlah membuat anggaran belanjaan Anda setiap bulan bahkan setiap minggu agar pengeluaran bisa Anda kontrol sejak awal.

Lakukan pembagian keuangan menjadi beberapa pos agar uang terebut jelas digunakan untuk apa. Misalnya pos tabungan, pos investasi dan pos belanja.

Nah, gunakan pos belanja tadi khusus hanya untuk membeli barang yang ada di dalam daftar belanjaan yang sudah dibuat. Cobalah untuk berkomitmen tinggi agar tidak membeli barang diluar daftar kebutuhan.

3. Lakukan Pembayaran Cash

impulsive buying online (source: pixabay.com)

Ketika Anda akan pergi belanja, usahakan agar tidak membayar dengan kartu debit apalagi kartu kredit. Karena hal itu malah menjadikan Anda terlalu nyaman dan ujung-ujungnya boros.

Siapkan uang kas sesuai kebutuhan, misalnya Anda hanya akan belanja sekitar Rp. 500.000 maka sebaiknya Anda mengambil uang maksimal Rp. 600.000 sehingga Anda masih bisa mengontrol keuangan Anda.

4. Fokus Pada Tujuan

menghindari impulsive buying (source: pixabay.com)

Sebelum memutuskan untuk membeli barang, coba ingat pada tujuan yang sudah Anda susun.

Beli barang apa? Untuk apa? Jika fungsinya dirasa belum terlalu penting, maka tunda terlebih dahulu. Coba tunggu minimal 2 minggu, apakah setelah 2 minggu itu Anda masih ingin membeli barang tersebut atau tidak.

Pengecekan data keuangan sangatlah penting, karena semua berawal dari dan untuk diri kita sendiri, baru bisa kita implementasikan ke hal yang lebih besar misalnya keuangan perusahaan dan bisnis.

Apakah Anda sedang menjalankan bisnis atau malah baru memulainya?

Kemarin saya ngobrol-ngobrol sama teman saya yang sedang merintis bisnis.

Dia jualan hijab lewat marketplace yang oren itu 😀

Terus dia curhat, katanya

"saya tuh jualan hijab tiap hari alhamdulillah ada aja yang beli lewat shopee. tapi keuntungannya gitu-gitu aja euy"

Terus saya tanya dan diskusi, alhasil kita dapat jawabannya bareng-bareng.

Jadi ternyata dia masih bingung bikin laporan keuangan bisnis dia.

Ditambah satu rekening dia masih nyampur antara buat urusan bisnis sama pribadi.

Masalah ini pernah saya bahas dalam artikel yang saya buat beberapa waktu lalu.

Kalau Anda lupa atau belum membacanya, saya share linknya di bawah ini ya

4 Kesalahan Umum dalam Mengelola Keuangan Bisnis

Intinya, mau bisnis kecil atau besar kelola keuangan itu sangat sangat sangat penting.

Karena banyak juga kita tahu bisnis yang gulung tikar gara-gara tidak bisa mengelola keuangan yang masuk dan keluar dengan baik.

Nah, saya coba rangkumkan untuk Anda ya beberapa poin penting yang saya dapatkan dari beberapa artikel. Salah satunya adalah dari Rico Huang, seorang pebisnis muda Indonesia. Ceritanya membangun bisnis sangat menginspirasi.

So, inilah beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh Anda yang saat ini sedang merintis bisnis agar tidak boncos alias rugi.

1. Buat laporan keuangan

Setiap pengeluaran dan pemasukkan harus selalu ditulis ke dalam catatan keuangan.

Jika saat ini Anda masih mengelola bisnis sendirian, maka seminimalnya Anda harus sering-sering cek mutasi bank Anda melalui iBanking agar lebih mudah.

Jika Anda tak sempat menuliskan ulang, maka screenshot data mutasinya dan olah datanya selagi Anda memiliki waktu senggang.

Atau ketika Anda melakukan pengeluaran atau ada pemasukan, langsung catat di handphone Anda agar tidak lupa.

Iya, memang sepenting itulah mencatat laporan keuangan bisnis.

Jika sampai ada transaksi yang terlewat untuk dicatat, nantinya akan membuat laporan keuangan menjadi tidak seimbang dan pada akhirnya profit jadi tidak maksimal.

Kalau perlu Anda minta bantuan rekan atau pekerjakan akuntan yang profesional untuk membantu membuat laporan keuangan.

Dengan begitu Anda bisa tetap fokus mengurus dan mengembangkan bisnis Anda.

2. Beri anggaran paling besar untuk marketing

Mengapa marketing harus dianggarkan paling besar?

Karena untuk merintis bisnis baru, pasti butuh membangun database pelanggan.

Kebanyakan dari mereka yang baru memulai bisnis adalah banyak memproduksi barang kemudian mencari pelanggan. Sehingga budget habis diawal.

Tapi begini, saya beri contoh misal kita mau jual hijab. Terus kita buat saja PO (pre order) dimana kita cari dulu ada berapa orang yang ingin hijab yang kita jual baru kita produksi.

Caranya bisa beriklan di facebook & Instagram, mengumpulkan pelanggan dalam grup whatsapp atau melakukan teknik promosi lainnya.

Dengan begitu, budget yang kita keluarkan akan lebih terkontrol dan jelas. Bahkan kita juga bisa tahu sebenarnya pelanggan kita butuh produk seperti apa.

3. Susun anggaran bulanan yang jelas

Bagilah anggaran pengeluaran bisnis Anda ke dalam hal-hal tertentu yang dibutuhkan agar pengeluarannya bisa terkontrol dan tidak melebihi batas.

Hal ini berkaitan dengan arus kas yang jika tidak teratur pemakaiannya bisa-bisa membuat bisnis Anda mengalami kerugian.

Oleh karena itu, sangat perlu menyusun anggaran keuangan secara rutin dan bijaksanalah dalam menggunakan modal usaha.

Uang usaha harus jelas akan digunakan untuk apa.

4. Jangan mencampuradukkan uang bisnis dengan uang pribadi.

Banyak kesalahan yang dilakukan oleh pebisnis baru karena hal ini.

Terjadi pula oleh teman saya tadi, dia masih menggunakan rekening yang sama untuk keperluan bisnis dan pribadi sehingga pada akhirnya dia bingung sendiri mana profit yang boleh digunakan untuk hangout dan mana profit yang harus digunakan untuk produksi barang jualan.

Seringnya, karena kita lihat saldo rekening aman jadinya dana usaha terpakai untuk keperluan pribadi.

Agar terhindar dari kesalahan tersebut ya mau tidak mau kita harus memiliki akun rekening lain agar arus kas tidak kacau.

Ingin terhindar dari kesalahan pengelolaan keuangan bisnis?

Kini, Moota hadir membantu Anda untuk mengelola keuangan bisnis menjadi lebih mudah.

Jika saat ini Anda memiliki lebih dari 2 akun rekening, tak perlu lagi repot-repot cek mutasinya satu per satu ke iBanking masing-masing bank karena semuanya tampil dalam 1 dashboard Moota.

Anda bisa mengekspor data-data mutasi bank Anda melalui Microsoft Excel sehingga sangat memudahkan Anda untuk membuat laporan keuangan.

Cek Moota sekarang juga

--> MOOTA.CO <--

Terkadang, memiliki gaji standar membuat banyak orang terpaksa harus berutang karena gajinya ternyata tidak mampu mencukupi kebutuhan selama satu bulan. Biasanya ini dialami kebanyakan karyawan fresh graduate yang menerima gaji standar UMR, yaitu 3 juta rupiah. Meski sudah mengatakan ingin menabung, ternyata masih sulit dilakukan.

Padahal mengatur keuangan gaji 3 juta tidak terlalu sulit. Banyak contoh orang yang sukses menabung dan mengatur keuangan dengan baik, padahal memiliki gaji standar 2 sampai 3 juta rupiah per bulan. Nah, mau tau caranya? Berikut ini beberapa tipsnya.

1. Menabung

tips mangatur keuangan dengan menabung

tips mangatur keuangan dengan menabung (source: elements.envato.com)

Sederhana memang, tapi tidak banyak orang yang mampu menerapkan poin pertama ini secara konsisten. Kebanyakan hanya semangat di awal lalu menyerah. Bahkan ada yang belum sempat menabung sudah kehabisan uang. Untuk itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan niat dan komitmen yang kuat dalam diri.

2. Sisihkan Dana Darurat

mengatur keuangan dana darurat

mengatur keuangan dana darurat (source: elements.envato.com)

Selalu ada kemungkinan tak terduga yang bisa terjadi. Untuk itu, selain menabung juga ada dana darurat yang perlu dipersiapkan. Setidaknya endapkan dana darurat yang dapat menopang hidupmu untuk 2 – 3 bulan ke depan. Ini berguna untuk kemungkinan terburuk seperti tertimpa musibah atau PHK. Bedakan antara tabungan dengan dana darurat. Karena dana darurat adalah dana yang bisa dipakai sewaktu-waktu, sedangkan tabungan adalah untuk masa depan.

3. Investasi

memiliki investasi untuk pemula

memiliki investasi untuk pemula (source: elements.envato.com)

Investasi banyak macamnya, modal kecil hingga ratusan juta bisa untuk investasi. Mulai dari logam mulia, saham, hingga tanah dan bangunan bisa jadi investasi yang baik. Terutama tanah dan bangunan yang harganya tidak pernah turun dan cenderung naik setiap tahun.

4. Hati-Hati dalam Berbelanja

atur keinginan belanja

atur keinginan belanja (source: elements.envato.com)

Banyak orang sering kali kalap ketika sedang membawa uang dan berada di pusat perbelanjaan. Setelah sampai di rumah baru lah ia menyesal. Bukan hanya wanita, laki-laki juga ada yang seperti itu. Untuk itu Anda perlu hati-hati dalam berbelanja.

Pastikan barang yang akan dibeli benar-benar sesuai kebutuhan dan bukan hanya sekadar keinginan semu. Pikirkan matang-matang, karena bisa jadi ada kebutuhan yang lebih penting dari itu.

Untuk menghindari belanja barang yang tidak sesuai kebutuhan, Anda bisa membuat daftar belanja bulanan yang wajib dibeli. Catat semua kebutuhan yang perlu dibeli dan jangan membeli selain kebutuhan yang telah dicatat tadi.

5. Tingkatkan Kemampuan Menabung

atur keuangan dengan menabung lebih besar

atur keuangan dengan menabung lebih besar (source: elements.envato.com)

Setelah mampu menabung dengan konsisten selama beberapa bulan, Anda bisa mulai meningkatkan nominal yang ditabung setiap bulan. Jika biasanya menabung 500 ribu per bulan, coba tingkatkan menjadi 700 atau bahkan 1 juta per bulan. Semakin Anda konsisten menabung setiap bulan, maka Anda akan terbiasa hidup hemat dan kedepannya menabung akan terasa seperti kebutuhan yang wajib dilakukan.

6. Jadilah Bendahara untuk Diri Sendiri

atur keuangan pribadi dengan menjadi bendahara baik

atur keuangan pribadi dengan menjadi bendahara baik (source: elements.envato.com)

Inilah cara terakhir mengatur keuangan 3 juta. tidak lengkap rasanya kalau Anda tidak berlaku layaknya bendahara pribadi. Ini sangat berguna untuk mengontrol setiap uang masuk dan uang keluar. Dengan begitu Anda tidak akan kaget ketika mendapati ternyata uang telah habis sebelum gajian selanjutnya. Sudah pasti ini membuat keuangan menjadi lebih sehat.

 

Gaji 3 juta sebenarnya tidak terlalu kecil karena sudah di atas UMR di beberapa daerah. Namun untuk hidup di kota besar memang perlu ketelitian. Tips mengatur keuangan gaji 3 juta di atas bisa jadi acuan untuk Anda memulai kehidupan dengan keuangan yang sehat. Tentu harus diimbangi komitmen dan disiplin tinggi.

Kaya mungkin tujuan hidup Anda. Segala kebutuhan terpenuhi dengan mudah, dapat berlibur ke mana saja serta tabungan melimpah. Hingga akhirnya, segala pekerjaan dilakoni untuk mendapatkan tujuan tersebut. Namun, Anda melupakan satu hal. Bila kaya tidak melulu dari pekerjaan bergaji besar maupun memiliki bisnis yang melimpah ruah di berbagai sudut kota. Akan tetapi, kaya dapat Anda gapai bila mampu melakukan pengelolaan finansial yang tepat. Seperti yang dilakukan orang Cina. Anda dapat mencontoh cara mengatur keuangan orang Cina melalui ulasan singkat berikut.

1. Sederhanakan Hidup Sejak Dini

terbiasa membawa bekal ke kantor

terbiasa membawa bekal ke kantor (source: elements.envato.com)

Seberapa pun penghasilan maupun tabungan yang tersimpan di rekening, jangan hidup berfoya-foya hingga menghamburkan uang untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Hemat, itulah kunci utama agar kesuksesan dapat tercapai.

Sederhanakan hidup Anda sejak dini. Itulah kebiasaan masyarakat Cina agar dapat memiliki tabungan berlebih. Mereka terbiasa membawa bekal untuk bepergian daripada makan di luar. Sejak kecil, mereka pun terbiasa menyisihkan uang yang dimiliki hampir setengahnya.

2. Utang Hanya untuk Mencari Keuntungan

pintar menggunakan utang

pintar menggunakan utang (source: elements.envato.com)

Masyarakat Cina memiliki kebiasaan lain yang patut Anda tiru, yaitu enggan berutang bila tidak ada manfaat yang didapat. Mereka akan berutang bila keadaan mendesak, itu pun secepatnya akan berusaha untuk mengembalikan. Bila tidak sanggup, keluarga akan turut membantu agar tidak terjerat utang terlalu lama. Maka tidak heran bila di Cina kartu kredit merupakan barang yang cukup langka, sebab masyarakat lebih dominan pembayaran menggunakan uang tunai atau memanfaatkan non tunai seperti dompet elektronik daripada kartu kredit.

3. Masa Depan Lebih Utama daripada Masa Lalu

memperhatikan masa depan

memperhatikan masa depan (source: elements.envato.com)

Kesuksesan orang Cina rata-rata didapat karena pandangan mereka jauh ke depan. Ketika mengatur keuangan, mereka tahu akan dibuat apa uang tersebut kelak digunakan. Bahkan, bukan hanya menumpuk dengan tabungan yang terus bertambah atau sekadar memakai simpanan yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan mendadak, tetapi juga dimanfaatkan untuk berbisnis.

Pandai mengatur uang, tentu harus diimbangi dengan kerja keras. Itulah motto hidup orang Cina yang patut Anda tiru. Investasi menjadi andalan mereka agar kekayaan semakin bertambah.

4. Menghargai Uang Sejak Kecil

belajar menabung sejak dini

belajar menabung sejak dini (source: elements.envato.com)

Dalam kepercayaan Konghucu, seorang anak wajib menghormati orang tua dan menjaga kehormatan keluarga dengan cara menghargai sumber daya yang dimiliki. Bila belum mampu menghasilkan uang dari jerih payah sendiri, maka mengelola dengan baik aset keluarga dan tidak berfoya-foya merupakan salah satu cara bentuk menghargai tersebut.

Selain itu, orang Cina terdidik untuk menghargai uang sejak kecil. Bukan hanya melalui kedisiplinan menyisihkan uang saku, tetapi juga belajar berbisnis sejak kecil. Maka tidak heran, jika banyak pebisnis keturunan Tionghoa yang berhasil dalam mengembangkan usaha dan semakin banyak investasi dilakukan.

5. Pertimbangkan Dulu Sebelum Melangkah

mempertimbangkan segala sesuatu

mempertimbangkan segala sesuatu (source: elements.envato.com)

Dalam setiap mengambil keputusan, sudah pasti perlu pertimbangan yang matang agar tidak berdampak buruk bagi keadaan finansial pribadi maupun keluarga. Begitulah orang Cina ketika hendak mengambil langkah seperti memakai kartu kredit. Mereka akan berpikir berulang kali terlebih dahulu, mempertimbangkan untung dan ruginya sebelum menentukan pilihan.

 

Itulah lima hal yang dapat Anda contoh dari cara mengatur keuangan orang Cina untuk mencapai tujuan menjadi orang kaya. Ingatlah, kaya bukan berarti uang menumpuk tanpa diimbangi kerja keras maupun pengelolaan finansial yang kacau. Bila Anda ingin kaya, maka belajarlah untuk mulai mengatur keuangan secara teratur dan disiplin sejak sekarang.

Manfaatkan aplikasi Moota agar mempermudah tujuan Anda. Kelebihan dalam melacak dan melaporkan setiap transaksi yang dilakukan, memudahkan dalam mengatur uang yang Anda miliki. Semoga bermanfaat.

Cashsless kini telah menjadi idola sebagian masyarakat milenial. Pasalnya, bentuknya yang praktis, cepat, serta aman dalam bertransaksi memudahkan Anda maupun yang lain dalam berbelanja maupun bepergian. Tidak perlu lagi takut terkena copet di jalan lantaran membawa uang banyak. Akan tetapi, sebelum mengikuti trend cashless, tentu Anda perlu memahami untung dan ruginya terlebih dahulu. Jangan sampai ketidakinginan mencari tahu lebih lanjut mengenai cashless justru membawa kerugian ketika bertransaksi.

Apa Itu Cashless?

Pertama, Anda tentu perlu mengenali pengertian dari cashless yang ramai diperbincangkan. Bahkan pemerintah dan bank-bank dalam negeri mendukung program ini hingga mengeluarkan beberapa layanan cashless.

Cashless sendiri mengacu pada penggunaan nontunai. Anda tidak perlu lagi membayar menggunakan uang secara fisik, melainkan memakai aplikasi pembayaran digital serupa T-Cash, Gopay, OVO, maupun dompet virtual yang mulai berkembang di Indonesia.

Awal mulai trend cashless berkembang pada tahun 2014 ketika Gerakan Nasional Non Tunai (GNTT) dicanangkan oleh pemerintah melalui pembayaran kereta KRL, Trans Jakarta, maupun tol menggunakan kartu. Hingga di tahun 2017, gerakan itu semakin gencar demi mencapai Go Digital Vision 2020, yaitu Masyarakat Digital pada tahun 2020 dengan memanfaatkan teknologi, tanpa lagi melakukan sistem transaksi tradisional.

Dari trend cashless tersebut, tentu ada sisi baik dan buruknya selayaknya dua mata pisau. Tetap mengikuti tren pembayaran non tunai ataupun tidak, dapat Anda putuskan usai menyimak uraian singkat berikut.

Keuntungan Cashless

Menjadi incaran kaum milenial dalam bertransaksi, tentu trend cashless memberi keuntungan untuk Anda. Di antaranya:

1. Aman, Cepat, Praktis

manfaat praktis sistem cashless (source: pixabay.com)

Sewaktu Anda memutuskan berbelanja dalam nominal besar, tentu diperlukan membawa uang dalam jumlah banyak bila masih mempertahankan pembayaran konvensional. Tentunya hal tersebut rawan terjadinya tindakan kejahatan di sekitar. Mengingat, kejahatan terjadi bukan hanya karena niat, tetapi juga adanya kesempatan ketika si pelaku melihat Anda membawa uang dalam jumlah tidak sedikit.

Berbeda bila pembayaran yang Anda lakukan sudah beralih pada cashless, sehingga hanya perlu membawa kartu maupun smartphone ketika melakukan pembayaran. Lebih aman dengan proses yang relatif lebih cepat, sehingga tidak harus membutuhkan waktu lama ketika bertransaksi. Antrean di belakang pun tidak semakin bertambah panjang.

2. Dapat Dilacak Pergerakannya

kemudahan belanja dengan sistem cashless (source: pixabay.com)

Kelebihan lain, Anda dapat melacak pergerakan transaksi yang dilakukan. Sehingga pemborosan dapat dicegah. Bila menggunakan uang fisik, duit mengalir terus menerus untuk membeli apa pun yang dibutuhkan maupun tidak, tanpa tahu ke mana arus belanja tersebut. Maka, sistem cashless justru membantu Anda dalam memantau pergerakan uang yang keluar. Anda tahu uang tersebut untuk apa, berapa nominal yang dikeluarkan, dan belanja di mana.

3. Terhindar Tindakan Kriminal

menghindari pencurian dengan sistem cashless (source: pixabay.com)

Saat ini, beberapa daerah tengah dalam status rawan kejahatan. Komplotan pencuri maupun pencopet masih marak, terutama di area umum seperti terminal atau pasar. Dengan tidak adanya uang tunai yang berada di dompet, Anda dapat terhindar dari segala macam tindak kriminal tersebut. Berbelanja dapat bebas, sesuka hati tanpa harus memperlihatkan jumlah nominal yang dimiliki. Anda pun bebas bepergian ke mana pun tanpa takut kehabisan uang di jalan.

Kerugian Cashless

Ada keuntungan, tentu ada kerugian yang mengikuti. Nah, berikut ulasan mengenai kerugian dari trend cashless tersebut.

1. Rentan terkena cyber crime

maraknya kejadian cyber crime (source: pixabay.com)

Kemajuan teknologi tidak hanya membawa kemudahan bagi pengguna, tetapi juga bagi para pelaku kejahatan. Pemanfaatan trend cashless tentu berimbas pada data diri yang tersebar di internet, sehingga rentan terjadinya kejahatan cyber crime. Inilah yang membuat Anda perlu berhati-hati dalam bertransaksi online. Gantilah password minimal sebulan sekali.

2. Hobi belanja menggila

belanja dengan menggunakan sistem cashless (source: pixabay.com)

Trend cashless ternyata diimbangi dengan beragam promo dan diskon. Inilah yang membawa efek bagi Anda untuk semakin gencar berbelanja. Segala macam promo tidak akan terlewatkan. Pada akhirnya, hobi belanja semakin menggila.

 

Nah, agar tidak berlebihan dalam berbelanja, Anda dapat memantau transaksi menggunakan Moota. Mudah, cepat, dan hemat waktu. Keadaan keuangan dapat terpantau di mana saja dan kapan saja.

Moota merupakan aplikasi untuk pengecekkan mutasi dan saldo rekening Anda, dimana mutasi rekening Anda kami dapatkan dari akun iBanking Anda.
Jl Terusan Cikutra Baru No. 3B Kel. Neglasari Kec. Cibeunying Kaler Bandung
Jam Layanan
Senin-Jum'at
09.00-19.00 WIB
Sabtu
09.00-14.00 WIB
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram