Memilih lokasi yang tepat untuk bisnis retail bagaikan menemukan harta karun. Di era digital yang serba cepat ini, persaingan bisnis semakin ketat, dan tips memilih lokasi usaha yang strategis menjadi kunci utama untuk menarik pelanggan dan meningkatkan keuntungan.
Nah, di artikel dari Moota ini, kita akan kupas tuntas tips jitu untuk memilih lokasi usaha retail yang strategis dan membawa bisnismu ke level selanjutnya. Siapkan catatanmu, ya!
Langkah pertama yang krusial adalah memahami target pasar bisnismu. Siapa yang ingin kamu jangkau dengan produk atau jasamu?
Pelajari demografi, kebiasaan, dan kebutuhan mereka untuk menentukan lokasi yang ideal. Contohnya, jika kamu ingin menargetkan anak muda, pilihlah lokasi yang dekat dengan kampus atau pusat perbelanjaan modern.
Pastikan lokasi usahamu mudah diakses oleh target pasar. Apakah lokasinya mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi, transportasi umum, atau jalan kaki?
Pertimbangkan juga kondisi lalu lintas dan ketersediaan parkir untuk kenyamanan pelanggan.
Setelah itu Lakukan riset dan analisis terhadap pesaing di sekitar lokasi yang kamu tuju. Pelajari kekuatan, kelemahan, dan strategi mereka untuk menentukan posisi yang tepat bagi bisnismu.
Selanjutnya Pilihlah lokasi yang memiliki daya tarik dan fasilitas yang sesuai dengan target pasar dan produkmu.
Jika kamu menjual produk fashion, pilihlah lokasi yang ramai dan trendi. Jika kamu menjual produk kebutuhan rumah tangga, pilihlah lokasi yang dekat dengan pemukiman penduduk.
Biaya sewa atau pembelian tempat usaha merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan. Pastikan biayanya sesuai dengan anggaran dan target keuntungan bisnismu.
Pilihlah lokasi yang memiliki potensi pertumbuhan di masa depan. Pertimbangkan perkembangan infrastruktur, demografi penduduk, dan rencana pembangunan di sekitar lokasi.
Anda tuju untuk mengamati kondisi lingkungan, keramaian, dan potensi pelanggan. Selain itu, lakukan juga simulasi untuk mengetahui waktu-waktu ramai dan sepi di lokasi tersebut.
Jangan ragu untuk meminta saran dan rekomendasi dari orang-orang yang berpengalaman di bidang bisnis retail. Mereka mungkin bisa memberikan masukan yang valuable untuk membantumu memilih lokasi yang tepat.
Selain faktor-faktor logis, pertimbangkan juga faktor emosional dalam memilih lokasi usaha. Pilihlah lokasi yang kamu sukai dan merasa nyaman untuk bekerja di sana.
Jangan ragu untuk menegosiasikan harga sewa atau pembelian tempat usaha dengan pemilik properti. Tunjukkan bahwa kamu adalah calon penyewa/pembeli yang serius dan potensial.
Memilih lokasi usaha retail yang strategis adalah kunci utama untuk meningkatkan keuntungan dan membawa bisnismu ke level selanjutnya. Dengan mengikuti tips-tips yang telah disebutkan di atas, kamu akan lebih mudah menemukan lokasi emas untuk bisnismu.
Ingatlah bahwa kunci utama dalam memilih lokasi adalah dengan melakukan riset yang menyeluruh, memahami target pasar, dan mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan. Dengan ketekunan dan strategi yang tepat, kamu akan menemukan lokasi yang tepat untuk membawa bisnismu meraih kesuksesan.
Selain dari tips-tips diatas berikut adalah tips tambahan yang bisa Anda pertimbangkan:
Maka dari itu semua adalah tips yang bisa kita berikan, pelajari lebih dan Semoga tips-tips ini dari Moota ini bermanfaat!
Hai, teman-teman! Kali ini kita akan membahas tentang Lean Startup, sebuah pendekatan yang cocok untuk pengembangan produk baru. Selanjutnya, disini moota akan bahas bukan hanya teori, tapi bisa diterapkan dengan mudah. Jadi, siap? Mari kita mulai!
Ini adalah metode yang fokus pada eksperimen dan pembelajaran cepat. Tujuannya adalah mengurangi risiko dan memaksimalkan peluang kesuksesan dalam mengembangkan produk atau layanan. Jadi, bukan hanya soal “membuat produk,” tapi juga “membuat produk yang benar.”
Mari kita lihat langkah-langkah praktis untuk mengimplementasikan Lean Startup:
Selanjutnya kita akan coba berikan contoh implementasinya
Bayangkan kita ingin mengembangkan aplikasi pengelola keuangan. Berikut contoh implementasi Lean Startup:
Sekian dari moota, Selamat mencoba dan semoga produk kita sukses! 🚀💡
Kamu pernah nggak sih ngalamin overstock atau malah kehabisan barang di gudang? Nah, dari moota ada solusi keren buat masalah ini, namanya sistem Just-in-Time (JIT). Sistem ini bikin pengelolaan stok barang jadi lebih efisien. Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang JIT dan gimana cara menerapkannya di bisnis kamu.
Sistem Just-in-Time (JIT) bertujuan untuk mengurangi jumlah barang yang disimpan di gudang. Caranya, kita hanya memproduksi atau memesan barang ketika ada permintaan. Dengan begitu, kamu bisa mengurangi biaya penyimpanan dan risiko barang usang atau kadaluarsa.
Tahun 2024, bisnis semakin kompetitif. Pengelolaan stok yang efisien jadi kunci utama untuk tetap bersaing. Data dari Global Market Insights menunjukkan bahwa pasar sistem manajemen inventaris global diperkirakan mencapai $5 miliar pada tahun 2024, naik dari $2,5 miliar pada tahun 2020. Jadi, banyak bisnis yang mulai beralih ke sistem seperti JIT untuk efisiensi.
JIT nggak cuma menghemat biaya, tapi juga meningkatkan produktivitas. Ini juga membantu mengurangi pemborosan, karena barang nggak akan menumpuk di gudang.
Prinsip dasar JIT adalah "produksi sesuai permintaan." Artinya, kamu hanya memproduksi atau memesan barang ketika ada permintaan dari pelanggan. Misalnya, kalau kamu punya toko online yang jualan baju, kamu baru pesan dari supplier ketika ada order dari pelanggan.
Meskipun JIT punya banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi:
Banyak perusahaan besar yang sukses menerapkan JIT. Contohnya, Toyota adalah pelopor JIT dan berhasil mengurangi biaya produksi serta meningkatkan efisiensi. Di Indonesia, beberapa perusahaan manufaktur juga mulai mengadopsi JIT untuk meningkatkan produktivitas.
Mengelola stok barang dengan sistem Just-in-Time (JIT) memang memerlukan persiapan dan investasi, tapi manfaatnya sangat besar untuk efisiensi bisnis. Di era digital dan kompetitif seperti tahun 2024, penggunaan sistem manajemen inventaris yang tepat bisa menjadi keunggulan kompetitif. Dengan JIT, kamu bisa mengurangi biaya penyimpanan, menghindari pemborosan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Jadi, yuk mulai terapkan JIT di bisnis kamu dan rasakan manfaatnya!
Itu dia pembahasan dari moota tentang mengelola stok barang dengan sistem JIT. Semoga bermanfaat dan bisa diterapkan di bisnis kamu! Kalau ada pertanyaan atau butuh bantuan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi kami. Selamat mencoba!
Dalam dunia bisnis yang semakin modern dan digital, memahami berbagai metode pembayaran non-tunai sangat penting. Tidak hanya untuk meningkatkan fleksibilitas dan kenyamanan transaksi, tetapi juga untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan Anda. Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang berbagai metode pembayaran non-tunai yang bisa Anda gunakan di bisnis Anda!
Metode pembayaran ini sudah lama populer dan banyak digunakan. Menurut data Bank Indonesia, penggunaan kartu kredit dan debit terus meningkat setiap tahunnya. Dengan kartu kredit dan debit, pelanggan bisa bertransaksi dengan cepat tanpa harus membawa uang tunai dalam jumlah besar.
Untuk bisnis Anda, menyediakan mesin EDC (Electronic Data Capture) adalah langkah yang tepat. Mesin ini memudahkan pelanggan untuk melakukan pembayaran dengan kartu mereka. Selain itu, transaksi menggunakan kartu kredit dan debit juga lebih aman karena setiap transaksi tercatat dengan baik.
Semakin banyak orang, terutama kalangan milenial dan Gen Z, yang menggemari dompet digital atau e-wallet. Banyak orang memilih platform seperti GoPay, OVO, Dana, dan LinkAja karena kepraktisannya. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melakukan survei dan memperkirakan bahwa penggunaan e-wallet di Indonesia akan meningkat sebesar 30% pada tahun 2024.
Menggunakan e-wallet sebagai metode pembayaran bisa memberikan banyak keuntungan untuk bisnis Anda. Selain transaksi yang cepat dan mudah, e-wallet sering kali menawarkan promosi dan cashback yang menarik bagi pelanggan. Ini bisa menjadi daya tarik tambahan bagi bisnis Anda.
Meski terkesan konvensional, transfer bank masih menjadi salah satu metode pembayaran non-tunai yang banyak digunakan. Keunggulan transfer bank adalah kemudahan dan keamanannya. Hampir semua orang memiliki rekening bank, sehingga metode ini bisa menjangkau lebih banyak pelanggan.
Untuk bisnis, Anda bisa menyediakan berbagai opsi bank untuk memudahkan pelanggan. Pastikan juga nomor rekening dan informasi bank selalu update di platform bisnis Anda, agar pelanggan tidak kesulitan saat ingin melakukan pembayaran.
QR Code adalah metode pembayaran yang semakin populer dan banyak digunakan. Dengan QR Code, pelanggan cukup memindai kode yang tersedia menggunakan aplikasi pembayaran di ponsel mereka. Pembayaran menggunakan QR Code sangat cepat dan praktis, sehingga cocok untuk bisnis yang menginginkan proses transaksi yang efisien.
Bank Indonesia bahkan telah meluncurkan QRIS (QR Code Indonesian Standard) untuk memudahkan integrasi berbagai platform pembayaran dengan satu kode QR. Dengan menggunakan QRIS, bisnis Anda bisa menerima pembayaran dari berbagai e-wallet dan aplikasi perbankan hanya dengan satu kode QR.
Virtual Account adalah metode pembayaran yang menggunakan nomor rekening virtual untuk setiap transaksi. Nomor rekening ini biasanya berbeda untuk setiap transaksi atau pelanggan, sehingga memudahkan identifikasi pembayaran. Bank-bank besar di Indonesia seperti BCA, Mandiri, dan BNI sudah menyediakan layanan Virtual Account.
Keuntungan menggunakan Virtual Account adalah kemudahan rekonsiliasi pembayaran. Setiap pembayaran yang masuk bisa langsung teridentifikasi tanpa perlu konfirmasi manual dari pelanggan. Ini sangat membantu dalam manajemen keuangan bisnis Anda.
Meski belum terlalu umum, pembayaran menggunakan cryptocurrency mulai dilirik oleh beberapa bisnis. Bitcoin, Ethereum, dan Litecoin adalah beberapa contoh cryptocurrency yang bisa digunakan untuk transaksi. Menurut survei dari Chainalysis, penggunaan cryptocurrency di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menunjukkan tren peningkatan.
Menerima pembayaran dengan cryptocurrency bisa menjadi nilai tambah untuk bisnis Anda, terutama jika target pasar Anda adalah komunitas teknologi atau mereka yang aktif di dunia digital. Namun, perlu diingat bahwa volatilitas harga cryptocurrency bisa menjadi tantangan tersendiri.
NFC adalah teknologi yang memungkinkan pembayaran hanya dengan mendekatkan ponsel atau kartu NFC ke terminal pembayaran. Apple Pay, Samsung Pay, dan Google Pay adalah beberapa contoh aplikasi pembayaran yang menggunakan teknologi NFC. Penggunaan NFC meningkat pesat di negara-negara maju dan mulai merambah ke Indonesia.
Untuk bisnis, menyediakan terminal pembayaran yang mendukung NFC bisa meningkatkan kecepatan transaksi dan memberikan pengalaman pembayaran yang lebih modern kepada pelanggan Anda.
Direct Debit adalah metode pembayaran di mana pelanggan memberikan izin kepada perusahaan untuk secara otomatis menarik sejumlah dana dari rekening bank mereka pada waktu yang telah ditentukan. Metode ini sangat berguna untuk pembayaran berulang seperti langganan bulanan atau tagihan utilitas.
Bagi bisnis, Direct Debit menawarkan keuntungan berupa pembayaran yang lebih teratur dan dapat diprediksi. Pelanggan juga cenderung merasa lebih nyaman karena tidak perlu repot mengingat untuk melakukan pembayaran setiap bulan.
Menyediakan berbagai metode pembayaran non-tunai adalah langkah strategis untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan efisiensi bisnis Anda. Dengan memahami dan mengimplementasikan metode pembayaran yang tepat, Anda bisa menjangkau lebih banyak pelanggan dan memberikan mereka fleksibilitas dalam bertransaksi.
Tidak ada satu metode yang paling baik, karena setiap bisnis memiliki kebutuhan dan karakteristik pelanggan yang berbeda. Yang terpenting adalah memastikan bahwa bisnis Anda selalu siap beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tren pembayaran yang terus berkembang. Dengan begitu, bisnis Anda bisa tetap kompetitif dan relevan di tengah persaingan yang semakin ketat.
Semoga artikel dari moota ini bisa membantu Anda dalam memilih metode pembayaran non-tunai yang paling cocok untuk bisnis Anda. Selamat berbisnis!
Libut Lebaran sebentar lagi nih, sudah ada rencana liburan kemana Sobat cuan? sudah siap belum dengan rencana keuangannya? Jangan sampai gara-gara liburan, dompet kita jadi kering kerontang ya. Nah, kali ini kita akan membahas 10 tips merencanakan keuangan untuk libur Lebaran. Yuk, simak baik-baik!
Ketika berencana liburan pasti Anda harus menyusun persiapan yang baik seperti tempat tujuan berlibur dan yang paling penting adalah dana yang harus Anda keluarkan. Berikut tips menyusun anggaran untuk liburan agar keuangan tetap terkontrol.
Pertama-tama, kita harus mengevaluasi kebutuhan finansial kita dan keluarga setelah menerima THR. Tentukan kebutuhan yang mendesak dan prioritas penggunaan dana berdasarkan hal tersebut. Jadi, bukan belanja sembarangan ya, Sobat Cuan.
Jika Anda memiliki utang atau cicilan yang perlu dibayar, gunakan sebagian dari THR Anda untuk melunasi atau membayar sebagian dari jumlah yang terutang. Ini akan membantu mengurangi beban finansial di masa mendatang.
Sebagian THR juga disarankan untuk disimpan untuk dana darurat atau investasi. Dana darurat akan memberikan perlindungan keuangan jika terjadi keadaan darurat atau tak terduga. Sedangkan investasi dapat memberikan pengembalian yang menguntungkan di masa depan.
Jika Anda berencana untuk menghabiskan sebagian dari THR untuk hiburan atau liburan, maka terlebih dahulu buatlah perencanaan yang matang. Caranya, dengan membandingkan harga, pertimbangkan diskon atau penawaran khusus, dan tetapkan anggaran yang realistis untuk kegiatan tersebut.
Berkomunikasi dengan keluarga terkait alokasi dana THR juga menjadi tips mengelola THR Lebaran 2024 dengan bijak. Caranya, pertimbangkan kebutuhan semua anggota keluarga dan tetapkan prioritas bersama untuk penggunaan dana tersebut.
Terakhir, kita juga harus memantau pengeluaran secara teratur setelah menerima THR. Jadi, jangan sampai uang THR kita habis begitu saja tanpa kita sadari, ya Sobat Cuan.
Agar liburan Anda menyenangkan lebih baik rencanakan jauh-jauh hari agar kegiatan yang akan Anda lakukan jelas dan tidak bingung pada saat hari H. Pilih tanggal yang cocok dan susunlah kegiatan apa saja yang akan Anda lakukan disana.
Misalnya Anda ingin pergi ke pantai, maka ada beberapa pertanyaan seperti:
Itu beberapa contoh pertanyaan yang minimal harus Anda jawab sebelum berlibur. Masih banyak lagi pertanyaan mengenai rencana liburan tadi, tergantung kebutuhan Anda.
Mulailah untuk memprediksi dana yang harus Anda keluarkan mulai dari biaya transportasi, penginapan, makan hingga biaya untuk belanja dan oleh-oleh. Susun anggaran yang lebih prioritas misalnya Anda lebih menyukai liburan dengan banyak menikmati berbagai destinasi wisata dan kuliner, maka alokasikan anggaran tersebut untuk hal tadi. Jadi Anda bisa mensiasati keuangannya dengan memilih penginapan yang harganya lebih murah sehingga pengeluaran Anda tidak terlalu membengkak.
Kita tidak tahu hal apa yang akan terjadi, sehingga kita harus selalu memiliki optional planning jika misalnya destinasi yang akan kita tuju harganya naik atau bahkan tutup sehingga kita mengganti tujuan wisata. Maka dari itu siapkan juga anggaran tak terduga jika semisal ketika liburan, Anda terpaksa untuk mengeluarkan uang lebih di luar anggaran utama.
Nah, itulah 7 tips merencanakan keuangan untuk libur Lebaran. Jangan lupa pantau semua cek mutasi keuanganmu dengan Moota.co. Semoga bermanfaat dan membuat liburan Lebaran kita lebih nyaman dan bebas stres. Selamat merencanakan, Sobat Cuan! Jadi, sudah ada rencana liburan kemana nih? Semoga tips diatas bisa membantu yaa, selamat berlibur.
Sobat Cuan, pernah nggak sih kamu lagi asyik jalan-jalan di Mall tanpa niat belanja, eh malah pulang bawa banyak belanjaan? Atau mungkin saat kita ke swalayan cuma mau beli bahan masak, tapi pas pulang malah bawa barang yang nggak ada di daftar belanja? Pasti pernah kan, Sobat Cuan?
Nah, itu namanya impulsive buying, alias belanja impulsif. Itu lho, tindakan belanja yang nggak direncanakan dan tiba-tiba aja terjadi. Gimana sih bisa gitu?
Ada beberapa alasan nih yang bikin kita jadi belanja impulsif:
Banyak dari kita yang suka banget belanja. Buat sebagian orang, belanja itu cara buat ngelampiaskan emosi. Ada sensasi senang yang bisa kita rasain setelah belanja. Atau bisa jadi semacam balas dendam, misalnya dulu pengen beli barang tertentu tapi nggak punya duit. Nah, setelah punya kerja dan duit, akhirnya beli deh barang yang dulu nggak bisa dibeli. Ini namanya shopaholic, alias kecanduan belanja.
Kebanyakan orang yang belanja impulsif itu mereka yang cuma mikir jangka pendek, hidup mengalir aja tanpa rencana. “Bersenang-senang dulu, nanti kalo udah susah baru mikir.” Eits, jangan ikutin kata-kata ngaco itu ya, Sobat Cuan. Jangan jadi konsumtif yang beli barang terus menerus, padahal nggak benar-benar butuh. Kalo kita terus-terusan mikir gitu, lama-lama tabungan kita bisa habis nggak jelas.
Ketika kita lihat sesuatu yang menarik, mata dan pikiran kita langsung terkecoh dan penasaran sama barang itu. Apalagi kalo ditambah dengan strategi marketing yang unik, seperti promo, diskon, cashback, buy 1 get 1, atau lainnya, pasti bikin penasaran dong produk apa itu. Awalnya cuma deketin buat lihat-lihat aja, eh ujung-ujungnya beli juga karena promonya yang lumayan. Kalo ada promo gitu biasanya kita merasa “sayang kalo nggak beli”.
Atau misalnya pas mau bayar di kasir, sambil nunggu antrian kita lihat ada barang lucu dan menarik dekat kasir, dan akhirnya kita beli juga barangnya. Otak kita itu dasarnya konservatif dan mencari aman atau loss aversion switch. Ketika lihat produk yang lagi diskon, pesan itu masuk ke otak kita dan muncul pikiran takut rugi, akhirnya ya beli deh barang diskon itu.
Lalu, gimana caranya biar kita bisa hindari belanja impulsif?
Jangan cuma dipikirin, tapi tulislah apa aja yang harus kita beli buat keperluan pribadi kita. Bawa daftar belanjaan itu pas mau belanja biar kita bisa fokus beli barang-barang yang ada di daftar itu.
Buatlah anggaran belanjaan kita setiap bulan bahkan setiap minggu biar pengeluaran bisa kita kontrol dari awal. Bagi-bagi keuangan jadi beberapa pos biar jelas uang itu dipake buat apa. Misalnya pos tabungan, pos investasi, dan pos belanja. Nah, gunakan pos belanja itu khusus buat beli barang yang ada di daftar belanjaan yang udah kita buat. Cobalah buat berkomitmen tinggi biar nggak beli barang di luar daftar kebutuhan.
Ketika Sobat Cuan mau pergi belanja, usahakan jangan bayar pakai kartu debit atau kartu kredit ya. Soalnya, hal itu bisa bikin Sobat Cuan jadi terlalu nyaman dan ujung-ujungnya malah boros. Siapin aja uang cash sesuai kebutuhan. Misalnya Sobat Cuan cuma mau belanja sekitar Rp. 500.000, sebaiknya ambil uang maksimal Rp. 600.000 biar Sobat Cuan masih bisa ngontrol keuangan.
Sebelum memutuskan untuk beli barang, coba ingat dulu tujuan yang sudah Sobat Cuan susun. Barang apa yang mau dibeli? Buat apa? Kalo fungsinya dirasa belum terlalu penting, mending tunda dulu deh. Coba tunggu minimal 2 minggu, apakah setelah 2 minggu itu Sobat Cuan masih pengen beli barang tersebut atau nggak.
Yuk, kita coba praktekkan tips di atas biar nggak jadi belanja impulsif lagi, Sobat Cuan! Semoga bermanfaat ya!