
Siapa sih Milenial itu?
Milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1980an hingga akhir tahun 1990an.
Apakah Anda termasuk dalam rentang umur Millenial?
~Jujur yah, ga usah dikurang-kurangin 😀
Nah, jika kita membahas target pasar (market) dalam bisnis, umur-umur Milenial ini sering kali menjadi bidikan para pebisnis agar membeli dan menggunakan produk yang mereka jual.
Generasi Milenial merupakan target pasar yang sangat potensial bagi para pebisnis karena tingkat daya beli yang luar biasa. Budaya konsumtif yang dimiliki oleh Milenial juga menjadi keuntungan tersendiri untuk meningkatkan pendapatan usaha.
Menurut Kissmetric, pada tahun 2020 diprediksikan generasi Milenial akan mendominasi 50% dalam transaksi pembelian online.
Bahkan pada tahun 2025, angkanya akan semakin naik hingga mencapai 75%.
Oleh karena itu, wajib bagi Anda sebagai pebisnis untuk mempertimbangkan dan memahami calon konsumen ini lebih dalam.
Namun, perlu diingat bahwa generasi Milenial ini butuh perlakuan khusus agar mereka mau membeli dan loyal terhadap produk Anda.
Di bawah ini akan saya share beberapa cara singkat untuk menggaet generasi Milenial yang saya dapatkan dari beberapa sumber dan saya rangkum poin-poin pentingnya.

tips promosi ke milenial (source: pixabay.com)
Dalam sebuah survey (Neil Patel), disebutkan bahwa sekitar 73% generasi millenials lebih memilih untuk membeli produk secara online. Angka yang cukup tinggi dan sangat menggiurkan bagi Anda pelaku bisnis.
Dan kini, setidaknya 50,5% pebisnis sudah memasarkan produknya secara online.
Tidak harus menggunakan website, Anda juga bisa memaksimalkan media sosial seperti facebook, instagram, snapchat dan twitter. Buatlah konten gambar atau video yang menarik.
Namun jika Anda ingin atau sudah memiliki website, maka akan jauh lebih baik.
Jadi, sudah go online kah produk Anda?

cara menjual produk ke milenial (source: pixabay.com)
Milenial itu inginnya cepet dan engga ribet.
Jadi, buatlah proses orderan yang simple dan tidak terlalu lama alias ribet.
Sekitar 52% dari Millenials menggunakan smartphone untuk browsing dan belanja.
Oleh karena itu, ciptakanlah pengalaman berbelanja yang asik dan mudah. Jika terlalu ribet dan panjang, bisa-bisa mereka membatalkan orderan ditengah jalan.
Caranya Anda bisa membuat website yang user friendly berbentuk ecommerce misalnya. Lalu gunakan tampilan yang menarik seperti menggunakan gambar dan icon yang jelas dan besar, tombol yang mudah di klik dan jangan lupa perhatikan kecepatan loading saat mengakses websitenya.
Termasuk juga saat proses checkout dan pembayaran, usahakan prosesnya sesimpel mungkin. Anda juga bisa memanfaatkan sistem cashless untuk lebih memudahkan pembeli dalam bertransaksi.

tips meningkatkan penjualan toko online (source: pixabay.com)
Milenial sangat dekat dengan media sosial dan akan menjadi kekuatan utama bagi usaha Anda.
Menurut riset, sebanyak 66% generasi millenials akan meminta pendapat dari orang-orang yang mereka kenal sebelum membeli sesuatu.
Atau ketika mereka melihat iklan sebuah produk, mereka akan melihat review atau testimoni yang dilakukan orang-orang di internet.
Dan Milenial juga senang untuk membagikan pengalaman saat menggunakan sebuah produk.
Artinya, jika mereka puas dengan produk Anda, maka peluang agar produk Anda direkomendasikan ke orang lain akan sangat besar.
Namun jangan salah, jika Anda tidak menjaga kualitas produk Anda, mereka juga tak segan untuk membagikan pengalaman buruknya sehingga dapat menjatuhkan citra brand Anda.

tips meningkatkan omzet bisnis (source: pixabay.com)
Anda juga bisa meningkatkan citra positif dengan melakukan kampanye atau mendukung aktivitas-aktivitas positif yang disukai oleh Milenial.
Misalnya Anda menjual hijab, lalu Anda melakukan kampanye bahwa 15% dari penjualan hijab tersebut akan di donasikan untuk korban bencara alam.
Atau Anda tingkatkan kekuatan visi dan misi kenapa mereka harus menggunakan produk Anda.
Seperti misalnya dengan menggunakan Moota, maka akan semakin banyak pebisnis online yang terbantu karena tidak perlu cek transferan secara manual.
Dan dengan kemudahan tersebut, bisa memunculkan para pebisnis online baru di Indonesia yang semakin inovatif dan inspiratif.
Itulah sedikit cara menggaet Milenial agar membeli dan menggunakan produk Anda.
Saya harap sharing materi hari ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda. Dan silahkan share informasi ini kepada rekan, teman dan sahabat Anda agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak lagi dengan klik icon media sosial di bawah
Terima kasih ?

Saat ini saya lagi senang-senangnya membaca buku tentang copywriting. Dan ada satu buku yang sangat menarik, judulnya Hypnotic Writing yang tak lain penulisnya adalah Joe Vitale.
"Semua komunikasi yang sukses adalah hipnosis" - Milton H. Erikson
Secara umum, Hypnotic Writing adalah semua tulisan yang menarik perhatian Anda dimana Anda dengan sengaja menggunakan kata-kata untuk memandu orang ke dalam keadaan mental yang terfokus dimana mereka cenderung membeli produk atau jasa Anda.
"Keluarlah dari ego Anda dan masuklah ke dalam ego pembaca" - Joe Vitale
Terjemahkan apa yang ingin Anda katakan menjadi kata dan konsep sederhana yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Semua tips, trik, dan panduan dari berbagai artikel untuk menulis deskripsi produk itu benar. Namun, Anda tetap harus menciptakan gaya menulis Anda sendiri untuk membangun karakter brand Anda.
Ada rumus dari Joe Vitale untuk menulis deskripsi yang bisa memengaruhi pembaca.
Tidak terlalu penting panjang pendeknya tulisan Anda asalkan kata-katanya tetap menarik bagi pembaca.
Apa rahasia menulis cerita yang menghipnotis?
Bukan pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak. Namun sebuah pertanyaan yang menggugah pikiran.
Cara apa yang membuat orang mengambil tindakan?
Rasa sakit dan rasa senang berupa kebutuhan dan keinginan. Maka jualah hal itu.
Sekali lagi,
"Keluarlah dari ego Anda dan masuklah ke dalam ego pembaca" - Joe Vitale
Ciptakanlah gaya hypnotic writing Anda dengan menuliskannya, menulis ulang dengan mengukirnya, memahatnya, memolesnya, hingga sempurna. Buat setiap kalimat menjadi aktif, akrab, dan hidup.
Sebagai contoh, jika Anda sadar dan tahu, mengapa di beberapa acara hipnotis ada kata-kata yang sebenarnya selalu diulang?
"mengantuklah... mengantuklah... mengantuklah..."
Kata-kata itulah yang sebenarnya mampu menghipnotis alam bawah sadar pembaca/pendengar.
"Sesungguhnya trik iklan yang paling hebat adalah terus menerus mengulangi saran yang sama sambil mempertahankan kesan baru ide itu" - Kenneth Goode
Berikut beberapa contoh cara menulis judul yang menghipnotis menurut Joe Vitale
Saya akan menyimpulkan apa yang ingin saya katakan lalu menuangkannya ke dalam 1 judul yang saya sendiri harus antusias akan judul tersebut. Walaupun mungkin di akhir akan saya edit agar lebih sesuai dengan proses penulisan.
"Kita memilih apa yang ingin kita baca lewat judul" - Claude Hopkins
Nah sebagai penutup, berikut rangkuman/rumusan hypnotic writing Joe Vitale

Sekarang Anda sudah tahu rahasianya bagaimana menulis cerita atau iklan yang bisa menghipnotis pembaca Anda.
Sstt... Ini hanya materi mentah, karena setelah itu Anda sendiri yang akan mengembangkannya sesuai dengan produk Anda. Sama seperti saya yang masih harus belajar sama expert-expert diluar sana 😀
Saya harap sharing materi hari ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda. Dan silahkan share informasi ini kepada rekan, teman dan sahabat Anda agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak lagi dengan klik icon media sosial di bawah
Terima kasih 🙂

Beberapa waktu lalu saya membaca buku yang bagus dari penulis yang keren juga. Mungkin Anda juga sudah ada yang tahu beliau.
Judul bukunya "Easy Copywriting". Ada yang tahu buku siapa?
Yup, bukunya kang Dewa Eka Prayoga yang dikenal sebagai Dewa Selling dan sekarang omzetnya sudah gede, Masya Allah.
Di buku itu ada salah satu dari sekian banyak part yang selalu saya ingat dalam pikiran saya.
Dalam jualan online, prinsipnya sederhana: SHARING-SHARING dahulu, SELLING-SELLING kemudian.
Dalam dunia jualan online, kalau kita sudah mengumpulkan database pelanggan, maka jangan dibiarin gitu aja.
Terus diapain dong?
Ibaratnya seperti kolam yang penuh dengan ikan yang baru saja saya beli dari juragan empang di daerah Cikalong (dimana coba tuh) 😀
Setelah saya dapatkan ikannya apakah akan saya pancing dan langsung dijual kembali??
~Ikannya masih kecil atuh, kasih makan dulu~
Nah itu dia, ikannya saya kasih makan dulu biar seneng.
Jadi kalau kita sudah punya database, jangan cuma jualan tapi sering-sering kasih mereka edukasi sama tips-tips bermanfaat. Beri mereka VALUE sebagai langkah awal kita membangun relationship dengan mereka. Dan ini menjadi hal yang penting bahkan dijadikan prinsip.
Kalau Anda menjual hijab, maka sering-seringlah kasih mereka tips misalnya "tips mencuci hijab agar tidak rusak" , "cara merawat hijab bahan voile yang benar" dan tips-tips lain yang tentunya bermanfaat bagi konsumen.
Apapun bisnis Anda, mendapatkan omzet tinggi itu memang tujuannya. Tapi dengan menjalin kedekatan dengan konsumen dan sharing rutin mengenai hal-hal yang mereka sukai dan butuhkan, akan menciptakan kepercayaan (TRUST) dan memberikan VALUE yang lebih baik dibanding kompetitor.
Karena...
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain"
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)
Semoga bermanfaat, dan walaupun sharingnya tidak terlalu banyak tapi saya harap bisa membuat produk Anda semakin laris, Aamiin.
