Tentunya kita semua sudah tidak asing dengan bisnis startup, apalagi di Indonesia sendiri terdapat beberapa start up yang sudah berperingkat unikorn, bahkan telah ada yang berada di posisi dekakorn.

Namun sayangnya, banyak pula perusahaan startup di Indonesia hanya bertahan seumur jagung dan lenyap begitu saja. Memulai bisnis memang mudah, tapi mengembangkan dan mempertahankannya bukan persoalan sepele.

Oleh karena itu, sebagai pebisnis pemula, kita juga harus bisa mengembangkan bisnis dengan scale up untuk bisa naik ke tingkatan yang lebih tinggi lagi. Bagaimana cara scale up bisnis kita agar dapat melipatgandakan keuntungan? Berikut sedikit tipsnya.

1. Mencari Investor yang Sesuai

investor bisnis startup (source: pixabay.com)

Bisnis apa saja pasti memerlukan sebuah modal. Besar kecilnya modal tergantung dari jenis bisnis yang akan dikembangkan. Tidak ada jaminan bisnis dengan modal besar akan lebih untung atau sebaliknya, semuanya tergantung dari pengembangan bisnis dan investor yang tepat.

Agar dapat mengembangkan bisnis dengan sukses, kita juga perlu investor yang sesuai, bukan hanya banyaknya modal saja yang digelontorkan. Investor yang salah justru akan membangun bisnis yang baru mulai berjalan, meskipun mereka telah memberikan modal besar.

Kita sebagai pemilik bisnis juga dapat kehilangan fokus bisnis dan bahkan kontrol terhadap perusahaan. Menemukan investor yang tepat dan sesuai sangat wajib dilakukan demi perkembangan bisnis yang lebih baik.

2. Membuat Tim Terbaik yang Solid

membangun tim startup (source: pixabay.com)

Cara scale up bisnis selanjutnya adalah dengan menemukan dan membuat tim-tim terbaik yang solid. Sebesar apapun sebuah bisnis, tetapi tidak memiliki tim yang bekerja dengan baik juga dapat mengancam keberlangsungan bisnis yang sedang dirintis.

Hal ini menjadi salah satu prinsip agar sebuah bisnis dapat scale up. Tidak semua pekerjaan dapat dilakukan sendirian, beberapa pekerjaan memang membutuhkan tenaga ahli dan profesional.

Tim terbaik yang terdiri dari orang-orang yang ahli di bidangnya tentu sangat diperlukan dalam mengembangkan bisnis. Tidak hanya terbaik saja, tim yang dibentuk juga harus solid dan memiliki integritas dalam bekerja.

3. Buatlah Sistem yang Tertata

sop dalam kerja (source: pixabay.com)

Dalam pengembangan bisnis dengan scale up, sistem baik yang tertata juga sangat diperlukan. Hal ini dapat dimulai dengan membuat berbagai kebijakan yang dijalankan secara sistematis, tidak acak. Bisa dengan membuat SOP yang jelas, hak dan kewajiban serta kewenangan karyawan, atau langkah-langkah menghadapi keluhan pelanggan.

Sistem yang tertata dan dijalankan dengan baik akan meningkatkan kinerja bisnis dengan baik pula. Selain itu, efisiensi dan produktivitas juga dapat ditingkatkan dengan sendirinya. Dengan peningkatan kedua hal tersebut, pastinya bisnis yang berjalan akan dapat berkembang lebih baik.

4. Perlunya Membangun Sebuah Personal Brand

apa itu scale up bisnis (source: pixabay.com)

Membangun sebuah personal brand juga merupakan salah satu cara scale up bisnis. Personal brand yang baik tentu memberikan pengalaman yang berbeda kepada konsumen/audience. Bangun reputasi baik di depan para audience agar mereka menganggap kita adalah orang yang tepat dan ahli di bidang bisnis yang digeluti.

5. Memperkuat Jaringan Bisnis

scale up bisnis startup (source: pixabay.com)

Bila bisnis sudah mulai berkembang dan mendapatkan reputasi yang baik, maka saatnya untuk menemukan jaringan baru atau memperkuat jaringan bisnis yang lama. Memiliki koneksi khusus dengan para orang tertentu bisa saja akan sangat menguntungkan.

Koneksi ini diperlukan terutama untuk mengembangkan bisnis agar lebih maju. Sudah banyak buktinya, mereka yang mendapatkan koneksi ke orang yang tepat cenderung memiliki jaringan bisnis yang sangat luas.

 

Setiap usaha tidak hanya dirintis saja, tetapi juga perlu dikembangkan dan ditingkatkan kemajuannya. Maka dari itu, scale up sangat perlu dilakukan, terutama bagi bisnis-bisnis startup.

Apakah sudah paham dengan cara scale up bisnis seperti di atas? Sudah siap untuk mempraktekannya?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Memiliki bisnis kecil namun menghasilkan omzet miliaran rupiah ternyata bukan cuma khayalan semata. Keinginan itu telah dibuktikan oleh Ali Muharam pemilik bisnis cemilan hits Makaroni Ngehe.

Pria kelahiran Tasikmalaya ini sekarang bisa mengantongi omzet hingga 3 miliar rupiah loh!

Namun kesuksesan Ali Muharam tidak lepas dari berbagai rintangan yang dia lewati.

Kehidupannya dulu yang susah dan ngehe ia lewati dengan memaksakan diri untuk bekerja keras mencari pundi-pundi rupiah agar ia tetap bisa bertahan hidup.

Kengehean itu lah yang mengantarkannya untuk berjualan Makaroni Ngehe.

Kenapa ngehe? Dan bagaimana dia memulai bisnisnya itu?

Simak ceritanya di bawah ini

1. Dulu hidupnya Ngehe, sekarang jualan Ngehe

strategi bisnis makaroni ngehe (source: instagram.com/alvow)

Apa sih ngehe itu?

Sedikit terdengar kasar namun kata ngehe memiliki cerita dan arti yang besar bagi Ali Muharam.

Kata ngehe menggambarkan bagaimana perjuangan yang harus dia hadapi untuk bertahan hidup, apalagi saat itu dia tinggal di ibu kota dan hanya bermodalkan lulusan SMA.

Ali sempat menjadi OB (office boy), lalu menjadi sales dan bahkan menjadi penjaga kantin di salah satu kantor di Jakarta.

Pernah juga ia bekerja sebagai penjaga toko baju di Jakarta Utara, namun kosan dia ada di daerah Jakarta Pusat. Dan Ali harus keluar biaya transportasi sampai 20ribu per hari.

Biaya transportasi itu adalah setengah dari total gaji dia yang tidak sampai 1 juta loh. Sehingga dia sering kehabisan uang dan tidak makan seharian. Kurang ngehe apalagi coba hidupnya Ali dulu?

Ngehe sendiri artinya adalah sangat memprihatinkan. Itulah yang melatarbelakangi Ali untuk membuat nama brand Makaroni Ngehe.

Namun dengan kata ngehe itulah nama brandnya memiliki arti yang kuat, simple dan juga mudah diingat.

2. Pinjam Modal Usaha 20juta

kisah inspiratif ali muharam (source: instagram.com/alvow)

Ali berpikir untuk berkembang di dunia bisnis. Dia mencoba untuk meminjam modal dari sahabatnya sebesar 20juta rupiah. Padahal dia sendiri tidak tahu bagaimana nanti mengembalikan pinjamannya.

Namun tekad Ali sangat kuat, bermodal dari cemilan khas lebaran yang sering dibuat oleh ibunya dia berpikir untuk menjual makaroni resep sang ibu tersebut.

Diapun akhirnya menyewa tempat usaha di kawasan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Ali mengkonsep tokonya sendiri mulai dari warna, interior bahkan dia sendiri yang memasak dan melayani pembeli. Hingga diapun rela untuk tidur di dapur tokonya daripada harus keluar uang untuk bayar kosan.

Namun dengan strategi penghematan itu dia bisa mendapatkan omzet 30 ribu rupiah per hari atau 900 ribu tiap bulannya. Dan penghasilannya lebih utuh dibanding ketika dia bekerja menjadi sales karena dia tidak keluar transportasi dan indekos.

Setiap hari pembelinya mulai bertambah mulai dari 100 ribu bahkan 500 ribu rupiah per hari. Dan hingga akhirnya dia bisa membayar cicilan hutangnya.

3. Mulai Membuka Cabang

bisnis makaroni ngehe (source: instagram.com/alvow)

Kehidupannya yang dulu sulit tidak membuat dia lupa diri. Ketika penghasilannya mulai naik, dia tidak berpikir untuk foya-foya melainkan dia alirkan penghasilannya untuk membuka cabang baru Makaroni Ngehe.

Kini Makaroni Ngehe sudah memiliki 30 outlet yang tersebar di berbagai kota mulai dari Jabodetabek, Bandung hingga Yogyakarta.

Dan rata-rata omzet per outletnya mencapai 3 sampai 5 juta rupiah per hari. Kalau ditotal kurang lebih 3 miliar rupiah per bulan.

Tidak hanya penghasilannya yang meningkat, kini dia telah membuka lapangan pekerjaan bagi 400 orang yang menjadi pegawainya.

Outlet Makaroni Ngehe memiliki desain yang mencolok yakni warna merah yang dipakai untuk warna kanopinya. Warna merah ini identik dengan rasa pedas.

Pemilihan warna dalam sebuah brand memang sangat penting. Menurut jurnal Management Decision yang terbit pada tahun 2006, sekitar 62% hingga 90% keputusan pembelian pelanggan berdasarkan dari warna sebuah logo. (marketeers.com)

4. Promosi Offline dan Online

usaha makaroni ngehe (source: instagram.com/alvow)

Dulu Makaroni Ngehe hanya dikenal lewat mulut ke mulut (word of mouth). Butuh perjuangan lebih agar usahanya ini bisa dikenal banyak orang.

Namun kekuatan nama brand yang unik ini ternyata sangat membantu Ali dalam menjual makaroninya.

Hingga munculnya aplikasi antar makanan online atau yang kita kenal GoFood pada 2015 lalu langsung membuat Ali tergerak untuk bekerjasama menjadi salah satu merchantnya.

Dan betul saja, Makaroni Ngehe mulai dikenal lebih luas dan orderanpun semakin bertambah setiap harinya melalui aplikasi GoFood.

Ali Muharam adalah bukti bahwa kesuksesan harus diraih dengan kerja keras. Ketika kegagalan menghampirimu, itu adalah satu jalan menuju jalan lain yang lebih baik. Selalu belajar dari kesalahan dan memperbaikinya.

Dan kisah Ali Muharam ini sudah mulai banyak diekspos bahkan ia sendiri membuat ceritanya dalam sebuah buku berjudul Ngehe yang sangat menginspirasi.

Semoga cerita Ali Muharam ini bisa bermanfaat bagi Anda.

Anda ingin omset bisnis naik?

Ya pasti dong, itu sudah menjadi keinginan yang mutlak lah yaa hehe

Lalu munculah pertanyaan

"tapi gimana caranya biar pendapatan bisnis saya naik?"

"coba naikin harganya"

"wah kalau caranya begitu, pelanggan saya bisa-bisa kabur dong. Ada cara lain?"

Oke, jadi beberapa waktu lalu saya nonton video youtube-nya Denny Santoso seorang digital marketing dan pengusaha Indonesia yang cukup sering saya tonton juga video-videonya.

Di salah satu video youtube-nya berjudul "Cara Jualan Tiket IMAX Captain Marvel Lebih Mahal 10X Lipat", dia membeberkan cara-cara yang menurut saya menarik.

Oleh karena itu, saya ingin berbagi apa yang saya dapatkan dari video tersebut kepada Anda dan semoga bisa bermanfaat.

Jadi begini...

Kita tahu harga tiket nonton film itu kisarannya berapa sih? 50ribuan lah paling ya.

Tapi Denny Santoso ingin menjual tiket nonton film Captain Marvel dengan harga 800ribu per orang, edan!!

Pertanyaannya, emang ada yang beli?

Jawabannya ADA!

Gimana caranya?

-- Hook Story Offer --

(Kaitannya apa? Ceritanya apa? Penawarannya apa?)

Begini, biasanya sebelum atau setelah orang nonton film, mereka akan makan sambil ngobrol-ngobrol. Tapi gimana caranya kegiatan tersebut bisa dikemas dengan hal yang lebih bernilai tinggi.

Nah saat itu dia mencoba untuk memberikan hal baru. Ada kesempatan khusus bagi siapa saja yang ingin ngobrol dan diskusi bisnis secara intimate dan personal sambil dinner bareng Denny Santoso dengan bonus nonton film Captain Marvel.

Apa yang dia jual? Ya sama seperti yang ada di bioskop yaitu jual tiket film. Tapi kemasan dan layanannya dia ubah dengan cara yang berbeda.

Hasilnya, dia bisa meningkatkan harga tiket nonton film menjadi 800ribu per orang.

Intinya adalah "create value".

Bukan karena followers dia banyak tapi ada value atau nilai atau dalam kata lain layanan tambahan yang dia berikan.

Bukan fungsi produknya yang diubah, tapi kebutuhan audiens-nya yang ditambah.

Kalau Anda fokus hanya untuk menjual produk agar laku keras, Anda akan menemukan persaingan harga yang sangat banyak.

Semua kompetitor Anda berlomba-lomba memberikan harga murah agar banyak yang beli. Mahal dikit, pelanggan bisa kabur.

Ketahui apa yang pelanggan Anda butuhkan (selain produk fisik).

Contoh lain, Anda menjual hijab.

Harga hijab berapa coba sekarang? Banyak banget yang murah kan?

Tapi coba Anda berikan pelayanan lebih seperti memberikan garansi kerusakan atau video tutorial hijab untuk berbagai acara dan kegiatan lalu dikemas dalam 1 flashdisk. Anda juga bisa membagikan tips-tips merawat hijab melalui whatsapp atau email sehingga bisa lebih dekat dengan pelanggan Anda.

Apapun itu, asalkan ada value tambah yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan Anda. Dan jika sudah dapat kuncinya, barulah Anda bisa memberikan harga yang sesuai dengan value produk Anda.

Jadi, ketahui target marketnya terlebih dahulu, baru berikan penawarannya (offer).

Offer atau penawarannya sama dengan yang lain yakni jual tiket nonton atau jual hijab.

Tapi Hook dan Story-nya kita ciptakan sendiri sesuai kebutuhan audiens.

Saya harap sharing materi hari ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda. Dan silahkan share informasi ini kepada rekan, teman dan sahabat Anda agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak lagi dengan klik icon media sosial di bawah

Terima kasih ?

Siapa sih Milenial itu?

Milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1980an hingga akhir tahun 1990an.

Apakah Anda termasuk dalam rentang umur Millenial?

~Jujur yah, ga usah dikurang-kurangin 😀

Nah, jika kita membahas target pasar (market) dalam bisnis, umur-umur Milenial ini sering kali menjadi bidikan para pebisnis agar membeli dan menggunakan produk yang mereka jual.

Generasi Milenial merupakan target pasar yang sangat potensial bagi para pebisnis karena tingkat daya beli yang luar biasa. Budaya konsumtif yang dimiliki oleh Milenial juga menjadi keuntungan tersendiri untuk meningkatkan pendapatan usaha.

Menurut Kissmetric, pada tahun 2020 diprediksikan generasi Milenial akan mendominasi 50% dalam transaksi pembelian online.

Bahkan pada tahun 2025, angkanya akan semakin naik hingga mencapai 75%.

Oleh karena itu, wajib bagi Anda sebagai pebisnis untuk mempertimbangkan dan memahami calon konsumen ini lebih dalam.

Namun, perlu diingat bahwa generasi Milenial ini butuh perlakuan khusus agar mereka mau membeli dan loyal terhadap produk Anda.

Di bawah ini akan saya share beberapa cara singkat untuk menggaet generasi Milenial yang saya dapatkan dari beberapa sumber dan saya rangkum poin-poin pentingnya.

1. Lakukan penjualan secara online

tips promosi ke milenial (source: pixabay.com)

Dalam sebuah survey (Neil Patel), disebutkan bahwa sekitar 73% generasi millenials lebih memilih untuk membeli produk secara online. Angka yang cukup tinggi dan sangat menggiurkan bagi Anda pelaku bisnis.

Dan kini, setidaknya 50,5% pebisnis sudah memasarkan produknya secara online.

Tidak harus menggunakan website, Anda juga bisa memaksimalkan media sosial seperti facebook, instagram, snapchat dan twitter. Buatlah konten gambar atau video yang menarik.

Namun jika Anda ingin atau sudah memiliki website, maka akan jauh lebih baik.

Jadi, sudah go online kah produk Anda?

2. Proses order yang simple

cara menjual produk ke milenial (source: pixabay.com)

Milenial itu inginnya cepet dan engga ribet.

Jadi, buatlah proses orderan yang simple dan tidak terlalu lama alias ribet.

Sekitar 52% dari Millenials menggunakan smartphone untuk browsing dan belanja.

Oleh karena itu, ciptakanlah pengalaman berbelanja yang asik dan mudah. Jika terlalu ribet dan panjang, bisa-bisa mereka membatalkan orderan ditengah jalan.

Caranya Anda bisa membuat website yang user friendly berbentuk ecommerce misalnya. Lalu gunakan tampilan yang menarik seperti menggunakan gambar dan icon yang jelas dan besar, tombol yang mudah di klik dan jangan lupa perhatikan kecepatan loading saat mengakses websitenya.

Termasuk juga saat proses checkout dan pembayaran, usahakan prosesnya sesimpel mungkin. Anda juga bisa memanfaatkan sistem cashless untuk lebih memudahkan pembeli dalam bertransaksi.

3. Sharing melalui media sosial

tips meningkatkan penjualan toko online (source: pixabay.com)

Milenial sangat dekat dengan media sosial dan akan menjadi kekuatan utama bagi usaha Anda.

Menurut riset, sebanyak 66% generasi millenials akan meminta pendapat dari orang-orang yang mereka kenal sebelum membeli sesuatu.

Atau ketika mereka melihat iklan sebuah produk, mereka akan melihat review atau testimoni yang dilakukan orang-orang di internet.

Dan Milenial juga senang untuk membagikan pengalaman saat menggunakan sebuah produk.

Artinya, jika mereka puas dengan produk Anda, maka peluang agar produk Anda direkomendasikan ke orang lain akan sangat besar.

Namun jangan salah, jika Anda tidak menjaga kualitas produk Anda, mereka juga tak segan untuk membagikan pengalaman buruknya sehingga dapat menjatuhkan citra brand Anda.

4. Mendukung aktivitas positif

tips meningkatkan omzet bisnis (source: pixabay.com)

Anda juga bisa meningkatkan citra positif dengan melakukan kampanye atau mendukung aktivitas-aktivitas positif yang disukai oleh Milenial.

Misalnya Anda menjual hijab, lalu Anda melakukan kampanye bahwa 15% dari penjualan hijab tersebut akan di donasikan untuk korban bencara alam.

Atau Anda tingkatkan kekuatan visi dan misi kenapa mereka harus menggunakan produk Anda.

Seperti misalnya dengan menggunakan Moota, maka akan semakin banyak pebisnis online yang terbantu karena tidak perlu cek transferan secara manual.

Dan dengan kemudahan tersebut, bisa memunculkan para pebisnis online baru di Indonesia yang semakin inovatif dan inspiratif.

Itulah sedikit cara menggaet Milenial agar membeli dan menggunakan produk Anda.

Saya harap sharing materi hari ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda. Dan silahkan share informasi ini kepada rekan, teman dan sahabat Anda agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak lagi dengan klik icon media sosial di bawah

Terima kasih ?

Gimana sih cara memilih produk yang laku buat dijual?

Menjadi salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh mereka yang ingin memulai berjualan. Bahkan mungkin Anda yang saat ini sudah menjalankan bisnispun masih bertanya-tanya, apakah produk saya ini sebenarnya memang pantas untuk dijual atau tidak?

Memang apa yang pembeli harapkan ketika mereka menghabiskan uang mereka untuk membeli sesuatu?

Jika membahas mengenai jual-beli, saya teringat dengan materi bagus dari salah satu bukunya JOE VITALE yang berjudul Buying Trances, yaitu ada 26 alasan orang membeli barang:

1. Untuk menghasilkan uang
2. Untuk menghemat uang
3. Untuk menghemat waktu
4. Untuk menghindari usaha berat
5. Untuk mendapatkan kenyamanan
6. Untuk mendapatkan kebersihan lebih
7. Agar menjadi lebih sehat
8. Untuk menghindari sakit fisik
9. Untuk mendapatkan pujian
10. Untuk menjadi terkenal
11. Untuk menarik lawan jenis
12. Untuk merawat harta
13. Untuk meningkatkan kesenangan
14. Untuk memuaskan keingintahuan
15. Untuk melindungi keluarga
16. Untuk tetap bergaya
17. Untuk memiliki sesuatu yang indah
18. Untuk memuaskan keinginan
19. Untuk meniru orang lain
20. Untuk menghindari masalah
21. Untuk menghindari kritik
22. Untuk menjadi diri sendiri
23. Untuk menjaga reputasi
24. Untuk mengambil kesempatan
25. Untuk mendapat keamanan
26. Untuk membuat pekerjaan lebih mudah

Setelah mengetahui daftar ini, coba cek lagi apakah produk yang Anda pilih dan tawarkan telah memenuhi kebutuhan konsumen atau belum?

Apakah saat ini Anda sudah menjual ikatan ke satu atau lebih dari 26 alasan orang membeli barang?

Beberapa waktu lalu saya membaca buku yang bagus dari penulis yang keren juga. Mungkin Anda juga sudah ada yang tahu beliau.

Judul bukunya "Easy Copywriting". Ada yang tahu buku siapa?

Yup, bukunya kang Dewa Eka Prayoga yang dikenal sebagai Dewa Selling dan sekarang omzetnya sudah gede, Masya Allah.

Di buku itu ada salah satu dari sekian banyak part yang selalu saya ingat dalam pikiran saya.

Dalam jualan online, prinsipnya sederhana: SHARING-SHARING dahulu, SELLING-SELLING kemudian.

Dalam dunia jualan online, kalau kita sudah mengumpulkan database pelanggan, maka jangan dibiarin gitu aja.

Terus diapain dong?

Ibaratnya seperti kolam yang penuh dengan ikan yang baru saja saya beli dari juragan empang di daerah Cikalong (dimana coba tuh) 😀

Setelah saya dapatkan ikannya apakah akan saya pancing dan langsung dijual kembali??

~Ikannya masih kecil atuh, kasih makan dulu~

Nah itu dia, ikannya saya kasih makan dulu biar seneng.

Jadi kalau kita sudah punya database, jangan cuma jualan tapi sering-sering kasih mereka edukasi sama tips-tips bermanfaat. Beri mereka VALUE sebagai langkah awal kita membangun relationship dengan mereka. Dan ini menjadi hal yang penting bahkan dijadikan prinsip.

Kalau Anda menjual hijab, maka sering-seringlah kasih mereka tips misalnya "tips mencuci hijab agar tidak rusak" , "cara merawat hijab bahan voile yang benar" dan tips-tips lain yang tentunya bermanfaat bagi konsumen.

Apapun bisnis Anda, mendapatkan omzet tinggi itu memang tujuannya. Tapi dengan menjalin kedekatan dengan konsumen dan sharing rutin mengenai hal-hal yang mereka sukai dan butuhkan, akan menciptakan kepercayaan (TRUST) dan memberikan VALUE yang lebih baik dibanding kompetitor.

Karena...

"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain"

(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)

Semoga bermanfaat, dan walaupun sharingnya tidak terlalu banyak tapi saya harap bisa membuat produk Anda semakin laris, Aamiin.

Apa pekerjaan utama Anda? Karyawan, mahasiswa, atau mungkin ibu rumah tangga? Apapun status Anda, tidak ada salahnya untuk memulai usaha sampingan sejak dini.

Bicara soal usaha, memang gampang-gampang susah. Namun, kalau Anda tidak segera memulainya, maka Anda tidak akan tahu apakah Anda bisa berhasil atau tidak. Nah, bagaimana cara memulai usaha sampingan yang menghasilkan?

Apabila Anda masih awam di dunia bisnis, lebih baik simak saja yuk jenis-jenis usaha sampingan yang dapat dikerjakan oleh pemula dan berpotensi memberikan keuntungan besar apabila ditekuni dengan baik

1. Jasa Pembuatan Konten

usaha sampingan online (source: pixabay.com)

Anda punya keahlian menulis? Atau bisa membuat desain-desain grafis nan menarik? Mengapa tidak memanfaatkannya dengan membuat usaha pembuatan konten?

Tentu selain kemampuan, Anda juga membutuhkan promosi yang tepat sasaran. Maka dari itu, buatlah akun media sosial yang menarik dan tawarkan jasa Anda dengan baik. Jangan lupa untuk selalu meriset konten seperti apa yang dibutuhkan oleh orang-orang.

2. Kue Kering

usaha sampingan ibu rumah tangga (source: pixabay.com)

Kue kering tidak hanya diminati pada saat lebaran, lho. Di luar lebaran, banyak juga orang yang memesan makanan yang satu ini. Nah, bagaimana cara agar produk kue kering Anda diminati banyak orang? Tentu inovasi menjadi kunci penting.

Buatlah kemasan produk menarik. Kemudian, jangan lupa untuk membuat rasa-rasa unik. Kue kering semacam nastar dan kastengel mungkin sudah biasa. Namun, bagaimana dengan kue red velvet? Atau kue kering Ovomaltine, dan sebagainya?

Penggunaan kemasan menarik, produk berperisa unik, dan juga promosi yang menyenangkan akan membuat produk Anda mampu mencuri perhatian banyak orang.

3. Busana Kekinian

usaha sampingan fashion (source: pixabay.com)

Tren busana memang akan selalu berganti. Namun, apabila Anda punya passion besar di bidang ini, bukan tidak mungkin Anda dapat meraih kesuksesan.

Buat riset tentang busana-busana apa saja yang sedang diminati. Kemudian, rancanglah bisnis Anda. Apakah Anda akan memproduksi busana sendiri, atau Anda mau menjadi makelar dari supplier besar. Promosikan busana yang Anda jual secara optimal, dan pastikan bahwa produk Anda berkualitas serta nyaman digunakan.

4. Peralatan Bayi

usaha sampingan tanpa modal (source: pixabay.com)

Sejak dulu, peralatan bayi akan selalu laris manis diborong. Maklum, setiap harinya akan selalu ada bayi yang lahir. Nah, daripada sekadar menjadi konsumen, mengapa Anda tidak memulai untuk berbisnis perlengkapan bayi?

Apalagi, semakin banyak saja perempuan yang berfokus pada konten seputar kehidupannya sebagai ibu di Instagram. Ini akan membantu Anda untuk mempromosikan produk sekaligus melihat produk-produk bayi apa saja yang sedang trendy.

Kualitas perlu diperhatikan betul-betul dalam bisnis ini, lho. Soalnya, bayi lebih sensitif daripada orang dewasa. Jangan sampai Anda menjual produk yang berbahaya bagi mereka.

5. Makanan Diet

usaha sampingan untuk karyawan (source: pixabay.com)

Siapa sih, yang tidak mau punya badan ideal? Baik pria maupun wanita tentu menginginkan hal ini. Namun, untuk mewujudkannya, perlu perjuangan panjang. Mengurangi makanan menjadi solusi, tetapi tentu ini sedikit berbahaya bagi kesehatan.

Untuk menanggulangi masalah tersebut, Anda bisa lho membuka usaha katering diet. Ini akan sangat membantu mereka yang sedang berdiet untuk mendapatkan asupan kalori sesuai kebutuhan dan tidak jatuh sakit lantaran kelaparan.

Nah, ajak rekan yang paham soal masalah keseimbangan gizi ya untuk memulainya. Atau, Anda juga bisa berkonsultasi dengan ahli gizi.

Itulah beberapa usaha sampingan yang menghasilkan apabila dijalankan dengan serius dan dipromosikan dengan baik. Pilihlah usaha yang memang sesuai dengan minat Anda, jalankan dengan baik dan juga dengan tekun supaya mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Dalam menjalankan bisnis online, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah strategi email marketing. Dalam mengembangkan bisnis, email marketing merupakan salah satu media promosi yang digunakan untuk menarik minat berbelanja serta menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan.

Email marketing biasanya diisi dengan ajakan untuk berbelanja, berbagai promo, diskon, hingga informasi penting yang akan menuntun pelanggan untuk kembali mengunjungi toko online. Dalam pengaplikasiannya, email marketing harus dilakukan berkali-kali dengan strategi yang tepat.

Nah, untuk lebih jelasnya berikut ini 6 poin penting dalam strategi email marketing.

1. Judul Email

cara membuat strategi email marketing

cara membuat strategi email marketing (source: pixabay.com)

Dalam sebuah email, poin pertama yang akan dilihat oleh pelanggan adalah judul atau subject-nya. Oleh karena itu, langkah pertama dalam menentukan strategi email marketing adalah dengan membuat judul yang menarik. Judul menarik adalah yang menggunakan tata bahasa baik, tanpa istilah spamming dan ringkas.

Gunakan kaidah tata bahasa yang sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia. Hindari istilah spamming yang justru akan memberikan kesan negatif, seperti “klik di sini”, “diskon” atau “gratis”. Terakhir, gunakan judul yang ringkas namun mewakili isi email tanpa berlebihan.

2. Segmentasi

email marketing yang efektif

email marketing yang efektif (source: pixabay.com)

Agar tepat sasaran, Anda harus mengelompokkan pelanggan dalam beberapa kategori tertentu sehingga pesan akan lebih mudah ditargetkan. Hal ini bisa Anda lakukan dengan meminta setiap pelanggan untuk mengisi data diri mereka seperti jenis kelamin, usia, ketertarikan, lokasi tinggal, dan pekerjaan.

Dalam menerapkan strategi email marketing, data tersebut merupakan acuan email apa yang seharusnya Anda kirim pada mereka. Konten unik untuk setiap pelanggan yang berbeda segmen akan memberikan kedekatan personal.

3. Mencoba Berbagai Variasi Email

email marketing untuk meningkatkan penjualan

email marketing untuk meningkatkan penjualan (source: pixabay.com)

Untuk mendapatkan hasil terbaik, sesekali cobalah mengubah berbagai komposisi, seperti pengiriman pagi, siang, dan sore hari. Di antara waktu tersebut, mana yang lebih mendapatkan respons baik. Variasi lainnya bisa juga dengan mengirim email yang isinya sama, namun menggunakan kalimat yang lebih pendek atau panjang pada body dan subject.

4. Frekuensi Pengiriman

platform email marketing

platform email marketing (source: pixabay.com)

Terlalu sering mengirim email akan membuat pelanggan merasa terganggu, sedangkan terlalu jarang justru membuat bisnis Anda terlupakan. Keduanya sama-sama memiliki dampak buruk. Oleh sebab itu, perlu diketahui seberapa sering email harus dikirim.

Setiap pelanggan tentu punya jawaban yang berbeda-beda. Untuk itu, cara terbaik mengatasi masalah ini adalah dengan memberikan pilihan pada pelanggan seberapa sering mereka sebaiknya menerima email. Cara lainnya bisa juga dengan mengganti isi email yang berisi promosi dengan informasi lain yang lebih bermanfaat seputar bisnis Anda.

5. Waktu Mengirim Email

apa itu email marketing

apa itu email marketing (source: pixabay.com)

Meski email bisa dikirim kapan saja, namun waktu mengirim yang salah tidak akan berefek apa pun pada perkembangan bisnis online Anda. Email tersebut hanya akan menjadi pengisi kotak masuk pelanggan yang tidak terbaca.

Berdasarkan Getresponse, sebuah situs yang menyediakan layanan email marketing, waktu terbaik dalam mengirim email adalah saat seseorang membuka email. Dan data dari Mailchimp (penyedia layanan email marketing lainnya), waktu puncak bagi seseorang membuka email adalah antara pukul 14.00 – 17.00.

6. Perbaharui Daftar Email

contoh email marketing yang baik

contoh email marketing yang baik (source: pixabay.com)

Seiring berjalannya waktu, Anda akan mendapati beberapa email dari daftar subscribers yang sudah tidak aktif. Perbaharui daftar email tersebut, karena bila Anda masih menggunakannya tentu akan sia-sia. Caranya adalah dengan memastikan semua email terkirim, periksa ketepatan ejaan email, dan bila perlu lakukan konfirmasi ulang.

 

Dalam berbisnis, terlepas itu bisnis online atau konvensional, mempelajari strategi email marketing adalah hal yang wajib dilakukan. Meskipun terkesan sederhana, namun bila dilakukan dengan cara tepat akan memberikan pengaruh signifikan pada bisnis.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan internet yang semakin pesat, e-commerce di Indonesia mulai dilirik sebagai salah satu bisnis yang perkembangannya cukup pesat. Hal ini terlihat dari beberapa e-commerce yang menjadi unicorn di Indonesia.

Meski begitu, cara mengembangkan bisnis e-commerce tidak semudah dibayangkan. Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dengan sangat matang. Apa saja itu?

1. Melihat dari Sudut Pandang Pelanggan

perkembangan bisnis e-commerce di indonesia

perkembangan bisnis e-commerce di indonesia (source: elements.envato.com)

Cara mengembangkan bisnis e-commerce yang pertama adalah dengan mengetahui keinginan pelanggan. Melihat dari sudut pandang pelanggan adalah cara yang tepat agar produk dapat diterima di masyarakat.

2. Riset Harga Secara Rutin

peluang bisnis e commerce di indonesia

peluang bisnis e commerce di indonesia (source: elements.envato.com)

Untuk mengembangkan bisnis e-commerce, hal yang tidak kalah penting adalah melakukan riset harga pasar. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi harga yang dapat berubah sewaktu-waktu. Harga di pasaran adalah acuan dalam menetapkan harga produk.

Tidak harus selalu sama, Anda bisa memberikan harga sedikit lebih murah atau lebih mahal dengan pelayanan ekstra dan bonus yang menarik. Yang jelas, harga yang akan ditetapkan harus melalui pertimbangan matang.

3. Jual dengan Cara Unik

bisnis e commerce terbesar di indonesia

bisnis e commerce terbesar di indonesia (source: elements.envato.com)

Orang-orang biasanya akan lebih mudah tertarik terhadap sesuatu yang unik. Hal ini juga berlaku dalam bisnis. Bila menawarkan sesuatu yang biasa dengan cara biasa, tidak ada alasan kuat bagi seseorang untuk berbelanja di tempat Anda.

4. Gunakan Media Sosial

bisnis e-commerce melalui medsos

bisnis e-commerce melalui medsos (source: pixabay.com)

Bukan bermaksud menyarankan media sosial sebagai tempat berjualan, karena tentu itu tidak akan efektif. Media sosial bagi pelaku bisnis e-commerce dapat digunakan untuk berbagi informasi terbaru dan wadah interaksi terhadap pelanggan. Dengan penggunaan yang tepat, media sosial akan menjadi media yang sangat mendukung perkembangan bisnis.

5. Pendekatan Funnel

bisnis e commerce yang menjanjikan

bisnis e commerce yang menjanjikan (source: pixabay.com)

Pendekatan funnel adalah cara yang dilakukan pebisnis untuk mendapatkan pelanggan dan mempertahankannya. Pendekatan ini mengedepankan tahapan hingga barang terjual. Dimulai ketika seseorang mengunjungi toko online, merasa tertarik pada salah satu produk, penjual meningkatkan ketertarikan, hingga terciptanya hubungan jual beli yang berkelanjutan.

Di tahap pertama, seseorang hanya akan mengunjungi website saja. Tidak masalah jika mereka hanya berkunjung, karena ini merupakan proses awal. Yang pasti Anda perlu sesuatu untuk membuat banyak orang mengetahui keberadaan bisnis Anda, seperti melalui search engine atau beriklan di Facebook dan Google.

Tahap kedua dimulai dengan membuat pengunjung merasa tertarik dengan website Anda sehingga mereka tidak pergi begitu saja. Salah satunya adalah dengan meningkatkan tampilan website, memberikan informasi padat dan bermanfaat serta user friendly.

Tahapan tidak berhenti di situ, visitor masih memiliki kemungkinan untuk pergi. Maka pada tahap ketiga Anda perlu melakukan follow up. Salah satu caranya adalah melalui newsletter. Dari newsletter Anda bisa memberikan penawaran menarik seperti diskon spesial. Tambahkan pula testimoni sehingga calon pelanggan merasa semakin yakin.

Tahap keempat tidak kalah penting. Bila visitor sudah menjadi pelanggan, jangan terlena. Tingkatkan pelayanan dengan melakukan hubungan yang baik. Ajak pelanggan untuk memberikan masukan terhadap pelayanan dan bila perlu berikan reward atas transaksi yang pernah dilakukannya.

6. Menemukan Pasar yang Tepat

bisnis e commerce terbesar di indonesia

bisnis e commerce terbesar di indonesia (source: pixabay.com)

Terakhir, untuk mengembangkan bisnis, Anda perlu mengetahui target pasar yang tepat. Tidak semua segmen pasar bisa Anda tekuni secara optimal. Oleh sebab itu, pastikan segmen pasar yang akan disasar sejak awal mengembangkan bisnis e-commerce. Sebagai contoh adalah Zilingo yang menyasar fashion anak muda.
Banyak cara mengembangkan bisnis e-commerce yang bisa Anda terapkan, namun yang terpenting adalah semua harus melalui perencanaan yang matang. Karena bisnis tanpa perencanaan sama saja seperti berjalan dengan mata tertutup.

Moota merupakan aplikasi untuk pengecekkan mutasi dan saldo rekening Anda, dimana mutasi rekening Anda kami dapatkan dari akun iBanking Anda.
Jl Terusan Cikutra Baru No. 3B Kel. Neglasari Kec. Cibeunying Kaler Bandung
Jam Layanan
Senin-Jum'at
09.00-19.00 WIB
Sabtu
09.00-14.00 WIB
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram