
Ada banyak istilah dalam dunia bisnis yang mungkin masih asing bagi masyarakat awam bahkan penggunaannya sering tertukar. Seperti istilah omzet dan profit misalnya. Mungkin masih banyak yang masih salah dalam menggunakan kedua istilah ini. Moota akan membantu Anda dalam mengelola mutasi rekening saat omzet penjualan bisnis berbasis online Anda sudah meningkat.

Anda yang baru akan atau sudah bergelut di dunia bisnis seharusnya memahami istilah-istilah yang digunakan di dalamnya. Misalnya istilah omset dan profit, dimana kedua istilah ini adalah istilah yang berkaitan erat dengan penjualan dalam bisnis. Baik bisnis online atau offline kerap kali menggunakan kedua istilah ini.
Buat Sobat yang sedang mengembangkan bisnis, memahami perbedaan antara omset dan profit adalah langkah awal yang penting. Kedua istilah ini seringkali dianggap sama, padahal sebenarnya punya makna yang berbeda dan sangat krusial dalam mengelola keuangan bisnis. Yuk, kita bahas satu per satu!
Omset itu bisa diartikan sebagai jumlah total penjualan produk dalam kurun waktu tertentu. Jadi, kalau Sobat punya toko online dan menjual produk, nilai total dari semua produk yang terjual itulah yang disebut omset. Misalnya, dalam satu bulan, Sobat berhasil menjual 500 produk dengan total pendapatan Rp50 juta, maka itulah omset Sobat bulan tersebut. Omset ini bisa dibilang sebagai indikator seberapa besar bisnis Sobat berhasil menarik minat pasar.
Di sisi lain, profit adalah uang yang benar-benar masuk ke kantong setelah semua biaya dikeluarkan. Jadi, profit ini adalah hasil bersih setelah dikurangi modal, biaya produksi, biaya operasional, dan biaya lainnya yang terkait dengan penjualan produk. Misalnya, dari Rp50 juta omset tadi, setelah dikurangi semua biaya, Sobat memperoleh Rp20 juta, maka itulah profitnya. Profit ini penting banget karena inilah yang bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis lebih lanjut.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, omset adalah hasil kotor penjualan, sementara profit adalah keuntungan bersih yang benar-benar bisa dinikmati. Kedua istilah ini sama-sama penting dalam dunia bisnis, tapi memahami perbedaannya akan membantu Sobat untuk fokus pada apa yang benar-benar penting untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Sekarang kita masuk ke cara mendapatkan omzet dan profit yang besar. Tentu saja, keduanya memerlukan pendekatan yang berbeda, tergantung dari jenis bisnis yang Sobat jalani. Kalau Sobat ingin meningkatkan omset, maka fokus utamanya adalah pada perputaran produk yang cepat. Bisnis dengan produk yang punya masa kedaluwarsa singkat, seperti makanan atau produk kecantikan, biasanya bisa menghasilkan omset besar karena perputaran stok yang cepat. Jadi, semakin cepat produk Sobat terjual, semakin besar pula omset yang bisa didapatkan.
Namun, memiliki omset besar tidak selalu berarti profit besar. Karena itu, penting bagi Sobat untuk juga mengelola arus kas dan biaya operasional dengan cermat. Misalnya, Sobat perlu memastikan bahwa setiap produk yang dijual tidak hanya cepat laku, tapi juga memiliki margin keuntungan yang cukup. Kalau tidak, besar kemungkinan omset yang besar hanya akan menghasilkan profit yang kecil.
Di sisi lain, jika fokus Sobat adalah profit yang besar, maka pilihan bisnisnya mungkin sedikit berbeda. Produk yang tidak punya masa kedaluwarsa atau memiliki nilai jual tinggi biasanya bisa memberikan profit yang lebih besar. Produk semacam ini bisa disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama, dan Sobat bisa menjualnya dengan harga yang lebih tinggi ketika permintaan meningkat. Ini adalah strategi yang sering digunakan dalam bisnis ritel atau bisnis produk investasi, seperti properti atau barang koleksi.
Sekarang, setelah Sobat memahami perbedaan dan cara mendapatkannya, penting untuk mengerti bagaimana omset dan profit berperan dalam keberlangsungan bisnis. Omset adalah indikator awal yang menunjukkan seberapa baik produk Sobat diterima di pasar. Kalau omset Sobat tinggi, artinya produk Sobat diminati dan bisnis Sobat punya potensi untuk berkembang lebih jauh. omzet ini juga membantu Sobat untuk memantau kesehatan penjualan secara keseluruhan.
Namun, jangan lupa, omset saja tidak cukup. Profit yang sebenarnya adalah yang benar-benar penting untuk memastikan bisnis Sobat bisa bertahan dan berkembang. Dan inilah yang menjadi tolak ukur seberapa efisien Sobat dalam mengelola bisnis, mulai dari produksi hingga pemasaran. Profit juga yang akhirnya akan menarik perhatian investor atau digunakan untuk ekspansi bisnis.
Sebagai contoh, bayangkan Sobat menjalankan toko online yang memiliki omzet besar, tapi jika profitnya kecil, bisnis Sobat mungkin tidak akan bisa bertahan lama. Sebaliknya, jika Sobat berhasil menjaga profit yang stabil atau bahkan meningkat dari waktu ke waktu, bisnis Sobat tidak hanya akan bertahan, tapi juga bisa tumbuh lebih cepat.
Oleh karena itu, penting banget untuk selalu mengejar profit tanpa melupakan omzet. Keduanya harus seimbang agar bisnis Sobat bisa terus scale up. Selain itu, jangan lupa untuk selalu memantau arus keuangan secara rutin, baik itu omzet maupun profit, menggunakan tools yang bisa diandalkan seperti Moota. Dengan begitu, Sobat bisa fokus pada hal-hal yang penting dan menjaga agar bisnis Sobat tetap berada di jalur yang benar menuju kesuksesan.
Nah, itu tadi adalah penjelasan tentang perbedaan omset dan profit dari beberapa aspek. Untuk bisa meningkatkan sebuah usaha, apalagi bisnis berbasis online, peningkatan pengelolaan keuangannya pun harus dilakukan peningkatan. Moota adalah tools yang bisa Anda percaya untuk membantu hal tersebut. Memantau mutasi transaksi berbagai rekening bank kini bisa dilakukan dari satu tools dan dengan satu cara mudah.
