Bayang-bayang kondisi middle trap income kini mengerayangi kondisi ekonomi bangsa Indonesia. Kondisi stuck atas perkembangan ekonomi dari menengah ke atas menuju berkembang itulah yang dimaksudkan. Pengembangan di sektor industri perlu didukung walaupun hanya dalam skala dropship. Sebagai salah satu referensi pengelolaan bisnis lihat di moota.
Langkah pertama yang dilakukan untuk keluar dari jurang middle income trap adalah dengan melakukan scale up dalam sisi kualitas sumber daya manusianya. Mengapa ini menjadi satu prioritas utama? karena kemajuan sebuah perekonomian Negara dipicu akan kemampuan masyarakatnya dalam menghasilkan sebuah aktivitas yang menyumbang nilai pendapatan nasional.
Pada satu kondisi ketika masyarakat sebagai sumber daya manusia memiliki ketrampilan dan juga kemampuan maka sektor lain juga akan mengalami perkembangan. Dengan keahlian tersebut bisa memanfaatkan sumber daya alam untuk kemudian menjadi sebuah produk. Dimana hal ini juga berkaitan dengan didukungnya beberapa ukm, dengan pemanfaatan digital marketing.
Pengembangan ekonomi inklusif yang dimaksudkan adalah segala hal yang benar-benar secara adil diterapkan untuk menuntaskan kemiskinan yang ada. Ini bisa dilakukan dengan memberikan bantuan keuangan kepada usaha menengah ke bawah. Sehingga kemudian bisa bersaing dalam produktivitas dan juga kreatifitas produknya.
Pemerintah dengan ini mengucurkan dana pinjaman untuk pengembangan usaha. Diharapkan akan banyak usaha-usaha mikro yang bangkit kembali dan semangat untuk membangun jaringan industri kecil dengan pemanfaatan rumahan. Jika semakin banyak jumlahnya, maka kemandirian ekonomi ini diharapkan bisa membantu untuk keluar dari jurang middle trap income.
Revolusi pada stuktur dalam pemerintahan juga harus dilakukan untuk mendukung setiap program yang bersangkutan. Mulai dari tenaga profesionalnya hingga berbagai sistem yang berkaitan dengan mengelola keuangan.
Stabilitas dari Lembaga sosial yang dimaksudkan akan memberikan dampak yang baik bagi kemajuan perekonomian saat ini. Terutama dengan berkembangnya tren bisnis online tentu segala bentuk aturan yang justru memberatkan perlu dipangkas. Agar kemudian birokrasinya lebih mudah dan tidak memberatkan.
Pembangunan budaya investasi merupakan salah satu bentuk dari physical capital yang akan memberikan tambahan omzet bagi pelakunya dengan rate yang lebih tinggi. Sekitar 45% ruang PDB masih bisa kemudian diisi dengan cara tersebut. Dimana hal pertama yang harus dilakukan adalah menghilangkan segala bentuk hambatan dalam pelaksanaannya.
Walaupun jualan online juga merupakan sebuah solusi untuk mandiri secara ekonomi, namun ini belum cukup untuk berhasil keluar dari jurang Middle trap Income. Karena selain pengembangan di dalam tubuh Negara juga harus mulai meningkatkan daya saing dengan negara lain di dunia. Begitulah aturan yang berlaku secara umum.
Perkembangan industri adalah sebuah solusi seperti yang ditawarkan di Moota. Pemanfaatan kemudahan dengan belanja online, bisa jadi satu stimulus yang rendah modal untuk kemudian melakukan penjualan dan pengembangan produktivitas warga dari kalangan bisnis menengah ke bawah.
Tentunya dengan mendukung adanya toko online menjadi salah satunya. Pemanfaatan sumber daya alam dalam pemenuhan kebutuhan bisa dijadikan satu acuan untuk memberikan stimulus perkembangan produktivitas warga masyarakat.
Belajar untuk berwirausaha dengan menjual dan memanfaatkan sumber daya alam dalam pengelolaannya atau hanya sebagai reseller juga tidak menjadi masalah. Jika membutuhkan panduan terkait bisa kunjungi Moota.