Rupa-rupanya berjualan barang juga ada seninya lho dan salah satunya adalah teknik Cross Selling ini. Dahsyat sekali efek dari teknik cross seliing ini karena bisa melipatgandakan hasil penjualan. Betapa tidak, kita ambil contoh kasus di sebuah retail kecil di mana setelah anda selesai membayar barang di kasir, si petugas kasir dengan serta merta menawarkan barang lainnya dengan kalimat “Mau sekalian dengan pulsanya pak?”…
Contoh kasus lainnya adalah saat kita makan di sebuah gerai cepat saji, pada mulanya mungkin kita hanya ingin membeli daging ayam saja, tapi ketika tidak sengaja melihat ada produk lainnya yang menari, dengan serta merta anda pun kemudian membeli es kopi berikut salad nya. Dengan ini anda beralasan bahwa itu membuat perut cepat kenyang tanpa harus mampir ke gerai makan lainnya.
Kasus lainnya yang tak kalah menarik adalah ketika anda pergi ke warung internet di mana ketika berada di sana bukan Cuma paket internet saja yang ditawarkan tetapi juga makanan dan minuman enak yang akan menemani ketiak anda asyik berselancar di internet. Atau saat anda mampir ke warung makan untuk membeli masakan di sana. Tadinya anda hanya ingin membeli tempe goreng dan sayur bayam saja tapi secara tiba-tiba mendapat penawaran lainnya dari penjual “mau sekalian ikan bumbunya pak ?” hal seperti ini sering luput dari perhatian tapi pada dasarnya ini adalah sebuah bentuk promosi cross selling.
Nah arti dari teknik up selling lain sekali dengan teknik cross selling. Menggunakan teknik up selling berarti ketika anda menawarkan barang kepada konsumen, anda akan menyertainya dengan hal lain seperti fakta manfaat, keunggulan dari produk tersebut, hingga garansi yang diberikan kepada pembeli sehingga mereka merasa diuntungkan. Lebih jelasnya, teknik up selling adalah seni menjual sebuah produk A dan agar penjualan lebih meningkan dijadikanlah produk itu A+, A++ dan seterusnya.
Dengan teknik Up Selling, penjual berusaha menonjolkan sebuah produk yang memang sudah jadi incaran pembeli. Penjual menekankan lagi betapa produk itu layak dibeli dengan menjelaskan kelebihan-kelebihannnya meski tujuannya tetap sama dengan cross selling, agar pembeli membayar untuk membeli produk tertentu.
Contoh kasusnya seperti ini, di satu kesempatan anda pergi ke sebuah gerai komputer untuk membeli flashdisk berkapasitas 4 GB, namun sesampainya di sana, penjual memberi pertimbangan lebih bahwa flashdisk 8 GB jauh lebih bermanfaat karena kapasitas daya tampungnya yang jauh lebih besar, dengan pertimbangan itu pula anda memilih membeli flashdisk berkapasitas 8 GB.
Kasus kedua contohnya seperti ini. Pada mulanya ketika mempunyai sejumlah uang, anda memutuskan untuk membeli sebuah laptop dengan spesifikasi sesuai keinginan. Namun sesampainya di sana, penjual malah memberi arahan bahwa produk B harganya jauh lebih murah dengan spesifikasi yang tak kalah hebat dengan produk A yang tadinya anda inginkan. Akhirnya setelah berpikir masak-masak, anda pun memilih membeli produk B yang dikenal lebih awet dan jempolan.
Anda terhitung sering membeli produk digital ? Karenanya anda pasti sudah familiar dengan up selling. Sebuah kondisi di mana penjual sering menjual produknya dalam beberapa segmen harga. Yang pertama dengan harga normal, kemudian harga kedua dan ketiga dengan produk sejenis tetapi disertai bonus extra mulai dari bonus bergabung dengan group tertentu sampai live video.
Seiring dengan meningkatnya omzet, tentu transaksi pun bertambah. Jika kita mengecek transfer atau mutasi secara manual tentu kita akan kesulitan dan banyak membuang waktu.
Nah, agar lebih produktif dan cepat dalam melakukan upscale bisnis, kita bisa menggunakan website toko online yang sudah terintegrasi sistem automasi. Misalnya Woocommerce, Berdu atau Orderonline. Semua flatform tersebut telah mendukung sistem moota yang canggih untuk mengelola transaksi anda.
Semakin kita pintar memanfaatkan teknologi, tentu kita dengan mudah untuk meningkatkan omzet bisnis online kita.