Ngatur jadwal kerja atau aktivitas sehari-hari bisa jadi hal yang bikin pusing, apalagi kalau lagi sibuk-sibuknya. Untungnya, teknologi sekarang makin canggih dan bikin semuanya lebih mudah, salah satunya Google Calendar. Aplikasi ini ngebantu kamu menjaga jadwal tetap rapi, nggak cuma buat kerjaan kantor, tapi juga buat bisnis online. Dengan Google Calendar, aktivitas sehari-hari bisa lebih teratur dan nggak keteteran. Nah, kalau Google Calendar ini bantu kamu dalam hal jadwal, Moota juga nggak kalah pentingnya dalam urusan transaksi keuangan. Moota punya fitur notifikasi yang selalu kasih kabar kalau ada mutasi baru dari akun bank kamu, jadi nggak ada lagi transaksi yang kelewat.
Sekarang, yuk bahas tips-tips simpel biar jadwalmu makin rapi pakai Google Calendar, plus gimana Moota bisa bantu dalam transaksi bisnis kamu. Santai aja, mudah kok!
Kamu yang punya bisnis online pasti paham banget gimana padatnya jadwal sehari-hari. Kadang, ada kegiatan yang nabrak kegiatan lainnya, dan ini bikin pusing. Nah, fitur pengingat di Google Calendar bisa banget bantu kamu untuk tetap ingat semua jadwal penting. Dengan fitur ini, kamu bisa menjalani rutinitas dengan lebih lancar tanpa takut ada yang kelewat.
Nah, ngomongin soal pengingat, Moota juga punya fitur notifikasi yang nggak kalah keren. Kalau ada mutasi baru di akun bank kamu, Moota langsung kasih notifikasi. Jadi, kamu nggak perlu lagi repot ngecek manual mutasi bank, apalagi takut ada transaksi yang kelewat. Semua laporan keuangan bisa terpantau secara otomatis, bikin bisnis makin lancar dan terarah.
Langkah berikutnya, pastikan kamu menyesuaikan kalendermu. Ini penting banget supaya jadwalmu nggak berantakan. Di Google Calendar, ada banyak fitur yang bisa kamu pakai untuk mengatur jenis kegiatan apa yang harus muncul pertama di notifikasi. Kamu bisa atur sesuai prioritas, baik buat urusan bisnis maupun pribadi.
Sebagai pemilik UKM, misalnya, kamu bisa atur tugas-tugas tim dengan lebih rapi dan memastikan semuanya berjalan sesuai jadwal. Kalau jadwal nggak teratur, bisa-bisa tanggung jawab pegawai nggak terpenuhi, dan itu tentu bikin bisnis kamu berantakan. Apalagi kalau kamu punya reseller yang butuh barang tepat waktu. Dengan fitur penyesuaian di Google Calendar, kamu bisa mengontrol semuanya dengan mudah. Di sisi lain, Moota juga bantu kamu memastikan nggak ada transaksi yang kelewat dengan fitur notifikasi bank mutasinya.
Google Calendar bikin kamu mudah menjadwalkan acara atau kegiatan penting. Kamu bisa atur tanggal acara besar, liburan, atau kegiatan pribadi yang lain biar nggak bentrok dengan jadwal kerjaan. Sebagai pengusaha, waktu itu sangat berharga. Jangan sampai jadwal yang nggak teratur mengganggu produktivitas bisnismu, apalagi kalau lagi dapet banyak pesanan.
Selain itu, dengan Moota, kamu bisa fokus ke jadwal yang udah kamu buat tanpa harus repot cek transaksi manual. Moota yang akan kasih kabar kalau ada mutasi bank baru, jadi kamu bisa fokus ke hal-hal penting lainnya.
Follow up adalah langkah penting buat memastikan semua jadwal yang sudah kamu buat berjalan dengan lancar. Baik itu untuk keperluan pribadi atau bisnis, follow up harus dilakukan secara rutin. Kalau kamu punya tim, pastikan follow up dilakukan supaya tugas-tugas mereka selesai tepat waktu. Dengan jadwal yang tertata, hasil kerja tim pasti lebih akurat, dan otomatis omzet bisnismu juga bisa meningkat.
Di Moota, kamu juga bisa ngecek mutasi bank secara otomatis dan teratur, memastikan nggak ada transaksi yang terlewat. Jadi, kalau kamu udah bikin jadwal follow up untuk cek laporan keuangan, Moota akan bantu ngasih notifikasi tiap ada transaksi masuk atau keluar. Nggak perlu khawatir ada pembayaran yang luput dari perhatianmu.
Salah satu fitur keren di Google Calendar adalah kemampuannya untuk berbagi kalender. Ini sangat bermanfaat kalau kamu bekerja dalam tim atau mau berbagi jadwal dengan keluarga. Kamu bisa bagikan kalender dengan siapa saja, baik rekan kerja, karyawan, atau keluarga, biar semua orang tetap sinkron.
Misalnya, kamu lagi merencanakan dropship usaha untuk beberapa bulan ke depan. Dengan fitur berbagi kalender, kamu dan tim bisa lebih mudah mengatur kegiatan bisnis. Di samping itu, Moota juga bisa membantu memantau transaksi usaha dengan memberikan laporan transaksi secara real-time. Jadi, baik jadwal maupun transaksi, semua bisa diatur dengan rapi dan terstruktur.
Bagi pengusaha, Google Calendar dan Moota bisa jadi kombinasi yang sangat membantu. Google Calendar menjaga jadwal tetap rapi dan teratur, sementara Moota memastikan semua transaksi keuangan tercatat dengan baik. Keduanya saling melengkapi untuk memastikan bisnismu berjalan lancar.
Google Calendar membantu kamu mengatur berbagai hal seperti meeting, deadline, dan acara lainnya. Sementara Moota membantu kamu memantau setiap mutasi bank, memberikan notifikasi setiap kali ada transaksi baru. Dengan begini, kamu bisa lebih fokus pada pengembangan bisnis tanpa harus khawatir ada yang terlewat.
Sebagai pengusaha, waktu adalah aset paling berharga. Dengan Google Calendar, kamu bisa mengelola waktu lebih efisien, sementara Moota memastikan setiap transaksi tercatat dengan baik. Pengelolaan waktu dan transaksi yang baik akan memudahkan kamu dalam menjalankan bisnis sehari-hari.
Nggak cuma itu, kamu juga bisa menghemat waktu dengan memanfaatkan notifikasi otomatis dari Moota. Jadi, nggak perlu repot ngecek mutasi bank secara manual, semua laporan bisa langsung masuk dan kamu terima notifikasinya secara real-time.
Keunggulan lain dari Google Calendar adalah kemampuannya untuk disinkronkan dengan berbagai perangkat. Kamu bisa akses jadwal dari laptop, smartphone, atau tablet di mana saja. Ini sangat praktis, terutama buat kamu yang sering kerja mobile. Dengan fitur ini, semua jadwalmu akan otomatis terupdate di berbagai perangkat.
Begitu juga dengan Moota, yang bisa diakses dari berbagai perangkat. Kamu bisa pantau transaksi di mana pun dan kapan pun. Jadi, mau lagi di rumah atau sedang di perjalanan, kamu tetap bisa cek transaksi bisnismu dengan mudah.
Menggunakan Google Calendar dan Moota adalah cara terbaik untuk memastikan bisnismu berjalan lancar. Google Calendar membantu menjaga jadwal tetap teratur, sementara Moota memastikan setiap transaksi keuangan terpantau dengan baik.
Dengan dua alat ini, kamu nggak perlu lagi khawatir ada jadwal yang terlewat atau transaksi yang kelewatan. Jadi, mulai sekarang, atur jadwalmu dengan Google Calendar, dan biarkan Moota yang urus semua laporan keuangan bisnismu. Bisnis makin lancar, hidup makin teratur!
Anda harus menggarisbawahi bahwa menjadi pebisnis tidak hanya membutuhkan keterampilan mengatur waktu dalam lingkup internal maupun eksternal saja, tetapi juga memerlukan layanan untuk mengendalikan akun rekening dana. Adapun Moota yang dapat Anda percayai untuk proses transaksi bisnis yang cepat dan akurat.
Halo Sobat Moota! Ada kabar gembira nih buat kalian yang pakai layanan BSI Individu di Moota. Setelah beberapa waktu menyesuaikan dengan pembaruan dari internet banking BSI yang sekarang membutuhkan kode OTP setiap kali login, kami akhirnya berhasil menemukan solusinya! 🎉
Sekarang, bot Moota bisa tetap login ke internet banking BSI selama 1–3 hari ke depan tanpa perlu bolak-balik minta OTP. Jadi, kalian tetap bisa menikmati layanan Moota tanpa ribet memasukkan kode OTP setiap saat.
Kami sudah siapkan tutorial terbaru yang bisa kalian ikuti. Lengkap dan jelas banget! Untuk detail langkah-langkahnya, kalian bisa cek disini
Pastikan kalian membaca dan mengikuti panduannya ya, biar lancar tanpa kendala.
Dengan pembaruan ini, interval waktu pengecekan mutasi untuk bot BSI Individu telah disesuaikan menjadi 2 menit sekali. Artinya, transaksi terbaru dari rekening Anda akan diperbarui secara lebih cepat dan akurat di dashboard Moota.
Selama masa penyesuaian ini, harga untuk BSI Individu di Moota tetap sama seperti sebelumnya. Tenang aja, kita nggak buru-buru soal ini. Tapi, karena pembaruan ini membutuhkan resource tambahan (misalnya untuk sistem dan server), nantinya mungkin akan ada penyesuaian harga setelah sistem stabil. Kami akan selalu transparan dan kasih tahu info lebih lanjut soal ini.
Ada beberapa hal yang perlu kalian catat setelah pembaruan ini:
Kalau ada yang kurang jelas atau kalian butuh bantuan, jangan ragu untuk menghubungi tim support Moota. Kami siap bantu supaya pengalaman kalian makin nyaman dan praktis.
Yuk, aktifkan kembali BSI Individu Anda sekarang dan nikmati kemudahan mengelola transaksi dengan Moota! 🚀
Salam sukses,
Tim Moota
pasti belakangan sering dengar kata “pailit”, bukan? Apalagi kalau Sobat mengikuti berita-berita bisnis dan finansial. Bahkan perusahaan besar seperti Sritex, menghadapi situasi ini dan dampaknya tentu nggak kecil. Nah, sebenarnya apa sih pailit itu? Bagaimana sebuah bisnis bisa sampai terkena hal itu, dan apa dampaknya bagi semua pihak yang terlibat?
Dalam artikel ini, kita akan bahas secara santai namun lengkap tentang pailit, mulai dari pengertian dasar, proses hukum, hingga hal-hal yang harus diperhatikan agar Sobat bisa paham situasinya lebih jelas. Yuk, kita mulai!
Secara sederhana, pailit adalah kondisi ketika sebuah perusahaan atau individu tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya terhadap kreditur atau pihak ketiga lainnya. Artinya, mereka udah nggak bisa lagi bayar utang-utang yang ada karena kondisi keuangan yang nggak mendukung. Nah, kalau di Indonesia, status pailit ini harus melalui keputusan pengadilan, dan nggak sembarang orang bisa mengajukan pailit.
Pada umumnya, pengadilan yang menangani kasus pailit adalah Pengadilan Niaga, dan keputusan ini berdasarkan Undang-Undang Kepailitan yang ada di Indonesia. Jadi, kalau perusahaan dinyatakan terkena hal itu, maka aset-asetnya akan diambil alih untuk membayar utang-utang tersebut.
Mungkin Sobat juga sering dengar kata “bangkrut” kan? Meski terdengar mirip, ternyata pailit dan bangkrut itu beda, lho. Pailit adalah status resmi yang ditetapkan oleh pengadilan saat sebuah perusahaan atau individu nggak mampu bayar utang. Sedangkan bangkrut adalah kondisi keuangan seseorang atau perusahaan yang sudah “habis-habisan” tapi belum tentu resmi diputuskan oleh pengadilan.
Jadi, kalau seseorang atau perusahaan bisa aja dibilang bangkrut, tapi belum tentu mereka sudah dinyatakan terkena hal itu secara hukum. Dengan kata lain, pailit adalah istilah resmi, sementara bangkrut lebih mengacu pada situasi ekonomi yang kritis tanpa status hukum yang pasti.
Nah, gimana sih sebuah perusahaan bisa sampai terkena hal itu? Berikut adalah proses umum yang biasanya terjadi hingga sebuah bisnis dinyatakan terkena hal itu:
Sebagai pelaku usaha atau yang punya bisnis, penting banget untuk terus memantau keuangan perusahaan. Dengan bantuan aplikasi seperti Moota, Sobat bisa terus memantau transaksi keuangan dan mutasi rekening agar lebih mudah mengambil langkah antisipasi sebelum masalah keuangan membesar.
Pailit bukan cuma status hukum yang menyeramkan, tapi juga membawa dampak besar bagi perusahaan yang mengalaminya. Beberapa dampak setelah terkena hal itu yang sering terjadi antara lain:
Nah, sekarang Sobat udah tahu gimana proses dan dampak dari pailit. Tentunya, pailit adalah situasi yang nggak diinginkan oleh siapapun. Ada beberapa langkah yang bisa Sobat lakukan untuk mencegah kemungkinan terkena hal itu, terutama jika Sobat menjalankan bisnis sendiri:
Menghadapi krisis keuangan memang nggak mudah, tapi penting untuk tetap tenang dan mencari solusi. Beberapa langkah yang bisa diambil saat bisnis mengalami krisis adalah:
Kurator adalah pihak yang ditunjuk pengadilan untuk mengurus aset perusahaan yang terkena hal itu. Tugas utama kurator adalah mengelola dan menjual aset perusahaan agar hasilnya bisa digunakan untuk membayar utang kepada kreditur. Dalam proses ini, kurator harus bertindak netral dan profesional demi memastikan hak kreditur terpenuhi sesuai ketentuan.
Proses ini seringkali panjang dan membutuhkan transparansi. Bagi kreditur, keberadaan kurator memastikan bahwa ada pihak yang bertanggung jawab mengurus aset perusahaan yang pailit.
Jadi, Sobat sekarang udah lebih paham tentang pailit, kan? Mulai dari pengertian dasar, perbedaan dengan bangkrut, hingga proses dan dampaknya bagi perusahaan. Pailit adalah status hukum yang harus dijalani ketika sebuah perusahaan atau individu nggak bisa memenuhi kewajiban finansialnya. Meskipun situasi ini nggak diinginkan oleh siapapun, penting untuk memahami dan mengambil langkah preventif agar bisnis tetap aman dan stabil.
Dan ingat, Sobat bisa memanfaatkan tools seperti Moota untuk memantau keuangan bisnis, sehingga lebih mudah mendeteksi masalah keuangan sejak dini.
Hai Sobat Cuan! Udah denger kabar tentang kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang bakal jadi 12%? Yap, mulai 1 Januari 2025, pemerintah bakal menaikkan tarif Pajak tersebut dari yang tadinya 11% menjadi 12%. Kenaikan ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Pasti banyak dari Sobat yang bertanya-tanya, barang apa aja sih yang bakal kena dampak dari kenaikan ini? Atau ada juga yang penasaran, apa barang atau jasa tertentu bakal dikecualikan dari kenaikan ini?
Nah, biar lebih jelas, yuk kita kupas satu per satu soal barang dan jasa yang bakal kena pajak, dan barang apa aja yang nggak kena Pajak PPN.
Sobat, PPN atau Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi barang dan jasa di dalam negeri. Jadi, tiap kali kita beli barang atau pakai jasa, sebagian dari harga yang kita bayarkan itu adalah Pajak tersebut. Nah, mulai dari tahun 2025, Sobat akan merasakan sedikit kenaikan harga karena tarif Pajak tersebut bakal naik jadi 12%. Kenaikan ini memang bukan pertama kali, karena sebelumnya Pajak tersebut juga naik dari 10% jadi 11% pada April 2022.
Tujuan utama dari kenaikan ini adalah untuk menambah pemasukan negara. Dan tentu aja, Sobat perlu siap-siap nih buat perubahan harga yang bakal terasa di beberapa sektor. Tapi, tenang, nggak semua barang dan jasa bakal kena Pajak tersebut kok. Ada beberapa pengecualian yang udah diatur dalam undang-undang. Kita bakal bahas lebih lanjut di bawah!
Pertama-tama, kita ngomongin dulu nih barang dan jasa yang nggak kena Pajak tersebut. Menurut Pasal 4A UU HPP, ada beberapa kelompok barang dan jasa yang dibebaskan dari Pajak tersebut, alias nggak bakal terpengaruh kenaikan 12% ini.
Nah, setelah kita bahas barang dan jasa yang bebas dari Pajak, sekarang kita lihat daftar barang dan jasa yang bakal kena PPN 12% di 2025. Mengacu pada UU Nomor 42 Tahun 2009, berikut adalah jenis barang dan jasa yang dikenakan Pajak:
Jadi, misalnya Sobat beli baju, sepatu, atau produk kecantikan, Sobat perlu siap-siap buat kena PPN 12% mulai tahun depan. Begitu juga kalau Sobat langganan layanan streaming kayak Netflix atau Spotify, bakal ada tambahan biaya karena layanan ini juga dikenakan Pajak.
Kenaikan Pajak tersebut dari sebelumnya 11% ke 12% tentu bakal terasa buat sebagian konsumen. Bayangin aja, setiap barang atau jasa yang Sobat beli harganya bakal sedikit naik karena tambahan Pajak. Misalnya, kalau Sobat beli produk elektronik seharga Rp1 juta, dengan PPN 11%, Sobat bakal bayar Rp1,110,000. Tapi dengan Pajak tersebut menjadi 12%, harganya jadi Rp1,120,000. Meskipun perbedaannya cuma sedikit, tapi kalau dikalikan dengan banyak pembelian, tentu bakal terasa.
Selain itu, sektor bisnis juga bakal ikut terpengaruh. Pengusaha harus menyesuaikan harga jual mereka untuk mengimbangi kenaikan Pajak. Meskipun Pajak ini ditanggung oleh konsumen, pengusaha perlu melakukan perubahan dalam sistem penagihan dan administrasi pajak mereka.
Sebagai konsumen, Sobat bisa melakukan beberapa hal untuk menghadapi kenaikan Pajak tersebut. Pertama, Sobat bisa mulai lebih cermat dalam mengatur pengeluaran. Prioritaskan kebutuhan dan alokasikan dana dengan bijak. Kedua, Sobat bisa memanfaatkan promo atau diskon dari penjual untuk mengimbangi kenaikan harga akibat Pajak tersebut. Banyak toko yang biasanya memberikan diskon besar menjelang akhir tahun, jadi manfaatkan kesempatan ini!
Selain itu, penting buat Sobat untuk lebih memahami mana barang yang kena Pajak tersebut dan mana yang nggak. Dengan begitu, Sobat bisa lebih bijak dalam berbelanja dan nggak kaget dengan perubahan harga yang terjadi.
Kenaikan PPN menjadi 12% di tahun 2025 mungkin bikin Sobat Cuan merasa ada beban tambahan saat belanja barang atau jasa. Tapi, dengan pemahaman yang lebih baik tentang apa aja barang dan jasa yang kena atau nggak kena Pajak, Sobat bisa lebih siap dalam menghadapi perubahan ini. Ingat, tujuan dari kenaikan Pajak ini adalah untuk meningkatkan pemasukan negara yang nantinya bisa digunakan buat pembangunan nasional dan layanan publik.
Jadi, jangan terlalu khawatir, Sobat! Selama kita bisa mengatur pengeluaran dengan bijak dan memahami peraturan pajak yang berlaku, kenaikan Pajak tersebut bisa dikatan nggak akan terlalu membebani. Selalu cek lagi harga barang sebelum membeli, dan manfaatkan berbagai diskon yang ada. Siap menyongsong 2025 dengan penuh perencanaan keuangan yang lebih baik? Yuk, atur keuangan Sobat dengan lebih cermat dengan moota mulai sekarang!