Daftar Isi
Error!
No 'toc_widget' widget registered in this installation.

Cara Mudah dan Cepat Melakukan Rekonsiliasi Bank untuk Bisnis Online

arizaz
June 1, 2023

Apa yang dimaksud dengan rekonsiliasi bank dan apa tujuannya? Lalu, seperti apa prosedur yang perlu dilakukan? Temukan jawabannya di artikel berikut.

Dalam melakukan pembukuan bisnis, terkadang Anda akan menjumpai perbedaan saldo rekening bank dan saldo kas di laporan keuangan. Di sinilah pentingnya melakukan rekonsiliasi bank. Dengan melakukan rekonsiliasi bank, Anda bisa mengetahui transaksi apa yang bisa mengakibatkan perbedaan saldo tersebut.

Apa itu rekonsiliasi bank dan apa saja tujuan dari kegiatan ini? Lalu, bagaimana prosedur melakukan rekonsiliasi bank? Yuk, baca penjelasannya di artikel berikut!

Apa Itu Rekonsiliasi Bank?

rekonsiliasi bank

Sumber : Pexels

Rekonsiliasi bank merupakan kegiatan menganalisis catatan informasi untuk mengetahui apakah ada  perbedaan jumlah saldo kas bisnis dengan rekening koran yang diterbitkan bank. 

Selain untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan jumlah saldo kas bisnis dengan saldo rekening bank, rekonsiliasi bank dilakukan untuk mengetahui apa penyebab perbedaan saldo tersebut. Biasanya, rekonsiliasi bank dilakukan secara berkala setiap akhir bulan. 

Tujuan Rekonsiliasi Bank

tujuan rekonsiliasi bank

Sumber : Envato

Apa saja tujuan rekonsiliasi bank? Secara umum, ada tiga tujuan rekonsiliasi bank, yaitu:

  1. Memastikan catatan kas dan saldo di bank sama

Rekonsiliasi bank menggunakan dua dokumen utama dalam pelaksanaannya, yaitu catatan kas bisnis dan rekening koran. Dalam proses rekonsiliasi bank, kedua dokumen ini akan dibandingkan satu dengan lainnya untuk mengetahui apakah ada perbedaan saldo. Jika ada perbedaan, maka penelusuran lebih lanjut perlu dilakukan.

  1. Memastikan ketelitian pencatatan kas

Kegiatan rekonsiliasi bank bisa dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan saldo rekening koran dan saldo di laporan kas bisnis. Karenanya, rekonsiliasi bank bisa dilakukan untuk memastikan ketelitian pencatatan kas. 

Jika ada perbedaan di antara keduanya, maka Anda dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui letak kesalahan pencatatan.

  1. Mengetahui apakah pengelolaan dana sudah dilakukan dengan benar atau belum

Mengecek saldo di rekening koran dan laporan kas bisnis bisa membantu untuk mengetahui apakah dana dikelola dengan baik. Dalam artian, Anda dapat mengetahui apakah dana sudah digunakan sesuai alokasi yang diterapkan atau justru berlebihan.

Melalui kegiatan rekonsiliasi bank, secara tidak langsung Anda dapat mengambil keputusan bisnis yang tepat untuk mencegah keuangan bisnis berantakan. 

Komponen-Komponen dalam Rekonsiliasi Bank

komponen rekonsiliasi bank

Sumber : Envato

Dalam melakukan rekonsiliasi bank, ada beberapa komponen yang penting untuk dicek selain saldo. Komponen-komponen tersebut adalah deposit in transit, outstanding check, dan non-sufficient fund check. 

  1. Deposit-in-transit

Deposit-in-transit merupakan uang tunai dan/atau uang cek yang sudah disetorkan dan dicatat bisnis sebagai aset, namun belum tercatat di bank. Ini biasanya terjadi jika bisnis menyetor uang ke bank di akhir bulan sehingga tidak tercatat di dalam rekening koran bulan tersebut. 

Karena item deposit-in-transit ini sangat berpotensi mengakibatkan perbedaan saldo di laporan keuangan bisnis dan rekening koran, kegiatan rekonsiliasi bank sangat dibutuhkan untuk mengatasi perbedaan saldo tersebut. 

  1. Outstanding check (cek beredar)

Outstanding check merupakan lembar cek yang sudah keluar dan tercatat dalam keuangan bisnis, namun belum dicairkan ke bank oleh penerima cek tersebut. Karena belum dicairkan, maka item ini tidak muncul pada rekening koran. 

  1. Non-sufficient fund (cek kosong)

Non-sufficient fund dapat dideskripsikan sebagai cek yang tidak diterima oleh bank karena dana di dalam rekening bisnis tidak mencukupi. 

Karena bisnis sudah mencatat pengeluaran cek namun bank tidak bisa mengeluarkan dana sejumlah yang tercantum dalam cek, maka pasti akan ada perbedaan saldo di bank serta di laporan keuangan. Pada kasus seperti ini, biasanya bank akan mengenakan biaya pemrosesan.  

baca juga : Prinsip Dasar Mengelola Keuangan - Moota.co

Prosedur Rekonsiliasi Bank

prosedur rekonsiliasi bank

Sumber : Envato

Bagaimanakah prosedur yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan rekonsiliasi bank? Berikut ulasannya.

1. Melakukan perbandingan saldo kas di laporan keuangan dan di rekening koran 

Pertama, Anda perlu menyiapkan laporan keuangan dan rekening koran bisnis. Dari kedua dokumen tersebut, lakukan perbandingan untuk mengetahui perbedaan saldo kas di antara keduanya.

2. Melakukan pencatatan transaksi yang bersifat otomatis 

Beberapa transaksi di rekening bank yang sifatnya otomatis, seperti biaya layanan atau pendapatan bunga bank biasanya belum tercantum dalam laporan keuangan. Dua transaksi seperti inilah yang perlu dicatat ke jurnal umum baru kemudian diteruskan ke step pencatatan berikutnya (buku besar).

3. Mencari tahu transaksi yang sedang diproses

Pada tahapan ini, hal yang perlu Anda lakukan adalah mencari tahu apakah ada deposit-in-transit atau outstanding check. Dua komponen ini bisa menimbulkan perbedaan saldo dalam jumlah yang besar di kedua dokumen (laporan keuangan dan rekening koran).

Setelah mencari tahu apakah ada deposit-in-transit dan outstanding check, Anda bisa menghubungi pihak-pihak terkait untuk menelusuri keberlanjutan proses transaksi tersebut.

4. Membuat lembar kerja rekonsiliasi dan menghitung selisihnya

Langkah selanjutnya adalah membuat lembar kerja rekonsiliasi. Lembar kerja ini dibuat untuk melaporkan keseluruhan transaksi yang menyebabkan perbedaan antara laporan keuangan bisnis dan saldo tercatat di rekening koran.

Setelah membuat laporan rekonsiliasi, Anda perlu menghitung selisih sebenarnya antara saldo bank dan saldo di laporan keuangan bisnis. Pastikan untuk menyertakan data yang Anda dapat dari proses penghitungan rekonsiliasi tadi. 

Jika setelah perhitungan tersebut tidak ada selisih nominal saldo (saldo sudah balanced), maka proses rekonsiliasi bank sudah selesai dilakukan. Akan tetapi, jika masih ada selisih saldo, maka Anda masih perlu melanjutkan proses rekonsiliasi. 

5. Melakukan penelusuran dan pengecekan ulang

Penelusuran dan pengecekan ulang dilakukan untuk mengetahui penyebab mengapa saldo di kedua dokumen tidak balanced.

Biasanya, hal ini disebabkan karena:

  1. Ada transaksi yang belum diinput.
  2. Ada pencatatan transaksi yang tidak sengaja dilakukan sebanyak dua kali.
  3. Ada pembatalan transaksi yang belum dilakukan pencatatannya.

Setelah pengecekan ulang, Anda bisa menyesuaikan lembar kerja rekonsiliasi serta menghitung selisih saldo di dua dokumen tersebut.

Nah, itulah penjelasan mengenai rekonsiliasi bank dan bagaimana cara melakukannya. Semoga bermanfaat, ya!

Agar tidak ada transaksi yang lupa diinput, Anda bisa memanfaatkan Moota untuk mengecek mutasi transaksi dari berbagai bank dalam satu platform. Moota juga bisa Anda akses di berbagai device. Mengecek mutasi transaksi bisa kamu lakukan kapan saja dan di mana saja bersama Moota!

Tunggu apa lagi? Pakai Moota dan kelola mutasi transaksi lebih mudah cukup di satu platform!

Kelola Keuangan Berbagai Akun Bank Dalam Satu Dashboard Dan Cek Transaksi Secara Otomatis
Artikel Terkait

Tangani Komplain Tanpa Defensif: Ubah Marah Jadi Loyal

Tangani komplain tanpa defensif itu bukan sekadar teknik ngomong—ini strategi retensi. Fakta yang sering luput: pelanggan yang marah sebenarnya masih “ingin bertahan”. Mereka belum menutup pintu; mereka sedang mengetuk lebih keras. Di Moota, kita melihatnya tiap hari: mutasi telat terdeteksi, pembayaran belum kebaca, notifikasi bank miss—yang menentukan bukan sempurna-tidaknya sistem, melainkan cara kita menenangkan emosi dan mengembalikan kepercayaan.

Tangani Komplain Tanpa Defensif

Apa yang bikin komplain justru peluang?

Komplain muncul karena pelanggan masih peduli. Kalau mereka sudah tidak peduli, mereka diam lalu pergi. Jadi, alih-alih defensif, kita jadikan komplain sebagai sinyal prioritas: ada friction nyata yang perlu dibereskan. Di momen ini, yang dinilai pelanggan adalah cara kita merespons. Saat kita menghindar, api membesar. Saat kita hadir, akui rasa, dan jelaskan langkah, emosi turun, persepsi naik. Momen “tegang” pun bisa berubah jadi cerita baik tentang brand Anda.

Mengapa defensif itu bahaya (dan kepercayaan harus diselamatkan)?

Defensif menggeser fokus dari solusi ke pembenaran diri. Pelanggan merasa ditolak, bukan ditolong. Padahal tujuan kita bukan menang debat, tapi menyelamatkan kepercayaan. Trust itu aset paling mahal: dia menentukan apakah pelanggan mau mencoba lagi, memaafkan error, dan bahkan merekomendasikan kita ke teman. Di dunia serbacepat, respon yang empatik + rencana jelas lebih bernilai daripada jawaban panjang yang berputar-putar.

Bagaimana cara ngomong yang adem tapi tegas?

Gunakan pola empat langkah ini—sederhana, tapi kuat:

  1. Akui rasa + rangkum masalah singkat.
    “Terima kasih sudah kasih tahu. Paham banget ini bikin nggak nyaman. Kami cek: pembayaran Anda sudah sukses, tapi mutasinya belum terbaca di sistem.”
  2. Alihkan dari ‘salah siapa’ ke ‘langkah perbaikan’.
    “Sekarang kami sinkronkan ulang mutasi dan cek webhook log biar status order Anda terbaca otomatis.”
  3. Janji waktu update yang pasti.
    “Kami update maksimal pukul 16.00 WIB ya, atau lebih cepat kalau sudah beres.”
  4. Tepati + kirim bukti progres.
    “Update: sinkronisasi selesai. Ini bukti kirim/status perbaikan di dashboard. Silakan cek—kalau masih ada yang janggal, kita lanjutkan.”

Contoh singkat yang bisa langsung dipakai (silakan adaptasi):

“Kak, makasih sudah info. Paham ini bikin was-was. Kami lagi sinkron ulang data transaksi biar statusnya kebaca. Paling lambat 16.00 WIB kami kabari lagi dengan bukti ya. Kalau selesai lebih cepat, kami update duluan.”

Siapa yang sebaiknya bergerak (peran tim yang rapi)?

  • CS/Support jadi garda depan: tenangkan emosi + kumpulkan data (email, nominal, waktu transfer, bank).
  • Finance/Operasional: cek mutasi real, konfirmasi rekonsiliasi, dan pastikan tidak ada duplikasi.
  • Teknis/Produk: telusuri webhook, notifikasi Android, dan log integrasi untuk menemukan akar masalah.
    Di Moota, kami biasakan handover yang jelas: CS menenangkan, operasional memastikan data benar, teknis menutup akar masalah—semuanya dalam satu timeline yang transparan ke pelanggan.

Kapan harus merespons (dan mengelola ekspektasi waktu)?

Respon pertama itu secepat mungkin. Bahkan saat solusi belum ada, tandai penerimaan: “Kami terima, sedang kami proses.” Jika di luar jam kerja, pakai auto-reply yang nggak generik dan tetap memberi jam update berikutnya. Misal:

“Terima kasih, Kak. Saat ini tim kami off, tapi pesan Kakak sudah terekam. Kami mulai proses besok pukul 08.30–09.00 WIB dan update maksimal pukul 10.00 WIB.”

Ekspektasi waktu yang spesifik menenangkan. Pastikan janji waktu realistis dan terpenuhi.

Di mana merespons (kanal & bukti yang bikin yakin)?

Pelanggan bisa datang dari mana saja—WA, Telegram, email, DM, marketplace. Kuncinya konsistensi: suara brand sama, janji waktu jelas, update terekam. Moota membantu Anda menyertakan bukti dengan mudah: screenshot status mutasi, history sinkronisasi, atau log notifikasi yang relevan. Untuk pengguna Moota yang mengaktifkan Ambil Mutasi Dari Notifikasi Mobile Banking (via forwarder Android), Anda bisa tunjukkan jejak notifikasi sebagai bukti proses—jelas, rapi, meyakinkan.

Bagaimana mengubah momen panas jadi loyalitas?

Setelah emosi turun, naikkan value sedikit di atas ekspektasi (tanpa lebay). Misalnya, selain mengaktifkan status order, Anda tambahkan ringkasan pencegahan agar kasus serupa tak terulang:

  • “Kami sudah menambah retry pembacaan mutasi tiap 5 menit selama 30 menit pertama.”
  • “Kami aktifkan notifikasi ekstra ke email jika status pending lewat 15 menit.”

Lalu, tunjukkan proses, bukan sekadar kata-kata: kirim tangkapan layar dashboard, ID transaksi, atau status perbaikan yang bisa dilacak. Setelah beres, follow up di H+1:

“Halo Kak, mau memastikan semua sudah lancar ya? Kalau ada kendala baru, tinggal balas pesan ini. Kami siap bantu.”

Di titik ini, pelanggan tidak hanya tenang; mereka merasa dihargai. Percaya deh—banyak testimoni baik lahir tepat setelah masalah paling menegangkan.

Apa indikator bahwa respons Anda sudah on track?

  • Nada mereda dalam 1–2 balasan; pelanggan beralih dari marah ke bertanya/konfirmasi.
  • Data lengkap terkumpul cepat; tidak ada bolak-balik yang melelahkan.
  • Janji waktu terpenuhi; tidak perlu dikejar.
  • Bukti progres terdokumentasi; pelanggan bisa lihat sendiri.
  • Follow up selesai; pelanggan mengiyakan bahwa kasus tuntas.

Kalau salah satu belum terpenuhi, jangan buru-buru menganggap selesai. Tambah clarity atau proof.

Bagaimana Moota mempermudah pola “akui rasa, jelaskan langkah, janji waktu, update”?

  • Akui rasa: template cepat untuk respon pertama—kita bisa siapkan snippet standar agar nada tetap empatik.
  • Jelaskan langkah: gunakan istilah operasional yang sederhana (sinkron ulang mutasi, cek webhook log, validasi VA).
  • Janji waktu: taruh standar SLA internal (mis. jam operasional & slot update) lalu konsisten.
  • Update: sertakan bukti dari dashboard Moota—status transaksi, ID, waktu terbaca, atau catatan sinkronisasi.

Semua ini membuat percakapan ringkas tapi meyakinkan. Anda terlihat serius, bukan sibuk membela diri.

Siapa yang sebaiknya “memegang kendali” saat kasus berat?

Tunjuk satu PIC resolusi yang boleh memutuskan tindakan (mis. mengulang penarikan mutasi, eskalasi ke bank, atau memberi kompensasi kecil bila perlu). PIC bertugas menjaga alur komunikasi tunggal ke pelanggan—tidak tumpang tindih. Untuk brand kecil, owner on call di jam-jam rawan bisa jadi pembeda: cepat ambil keputusan, cepat meredakan situasi.

Kapan kita perlu “lebih” dari sekadar perbaikan teknis?

Saat kasus berkaitan dengan keamanan, keterlambatan yang menyentuh bisnis pelanggan, atau nominal sensitif, jangan hanya memperbaiki sistem; tambahkan penjelasan pencegahan (apa yang berubah ke depan) dan cek ulang di H+1/H+3. Sikap proaktif pasca-insiden seringkali lebih diingat daripada insidennya sendiri.

Di mana latihan paling efektif dimulai? (Aksi 30 menit, langsung praktik)

Ambil satu komplain paling berat minggu ini. Tulis ulang respons Anda dengan pola: akui rasa → jelaskan langkah → janji waktu → update bukti. Simulasikan di dokumen tim, lalu praktekkan saat kasus berikutnya datang. Ingin second opinion? Kirim contoh respon ke tim internal untuk di-review bareng. Versi terbaiknya simpan jadi template—tinggal ganti data, nada tetap adem.

Bagaimana ini nyambung ke operasional & penjualan (bridging ke Traksee)?

Buat Anda yang jualan produk digital (template, e-book, lisensi)—atau multi-channel—banyak komplain lahir dari status order yang kurang jelas. Di sinilah Moota dan Traksee saling melengkapi:

  • Moota memastikan pembacaan mutasi & notifikasi rapi, jadi status “lunas” cepat terbaca.
  • Traksee (coming soon) akan membantu menyatukan order & status pengiriman digital lintas channel, plus memudahkan broadcast update saat ada perbaikan massal.

Bayangin, saat ada gangguan, Anda cukup: cek Moota untuk bukti pembayaran + kirim update status via Traksee—pelanggan merasa dipegang tangannya dari awal sampai akhir.

Raih Peluang Baru untuk Digapai

Pengen jadi yang pertama nyobain alur mulus ini? Join waiting list di traksee.com. Kita bangun sama-sama ekosistem jualan yang minim drama dan maksimal repeat order.

Ringkasnya: dari marah ke loyal itu proses, bukan keajaiban

Mulai dari nada empatik, lanjut ke rencana perbaikan yang jelas, berikan janji waktu yang realistis, dan akhiri dengan bukti nyata + follow up. Dengan pola ini, komplain bukan bencana—komplain itu ujian kepercayaan. Luluskan satu per satu, maka retensi naik dan cerita baik tentang brand Anda menyebar sendiri.

Kalau Anda sudah pakai Moota, manfaatkan semua bukti yang tersedia di dashboard saat update ke pelanggan. Dan untuk manajemen order digital lintas channel yang lebih rapi, daftar waiting list Traksee sekarang—biar setiap komplain punya akhir yang jelas, cepat, dan bikin pelanggan balik lagi.

Baca Selengkapnya

Puluhan Aplikasi Error Barengan?! AWS Rugi Jutaan Dollar

Puluhan Aplikasi ERROR BARENGAN?! Bukan salah Wi-Fi rumah Anda. Pada 20-21 Oktober 2025 (waktu AS), gangguan besar di Amazon Web Services bikin banyak layanan—dari chat, belanja, sampai belajar—mendadak ngadat. Canva, Zoom, Snapchat, Fortnite, hingga berbagai layanan internal perusahaan ikut terdampak, dan Amazon menyatakan layanan kembali normal pada malam hari itu. Ini bukan gangguan biasa—ini masalah di tulang punggung internet modern. (The Verge)

Sebagai gambaran skalanya, berbagai media mencatat estimasi kerugian hingga ~US$75 juta per jam secara global ketika layanan-layanan besar tumbang—angka ini bersifat estimasi, tetapi cukup untuk menggambarkan betapa mahalnya downtime di ekonomi digital. (TechRadar)

Apa yang Terjadi?

Singkatnya, ada masalah jaringan dan DNS/internal subsistem di wilayah pusat data US-EAST-1, region yang dipakai banyak layanan dunia. Dampaknya merembet ke servis AWS lain: error melonjak, latensi tinggi, dan beberapa fitur tak bisa dipakai. AWS menyebut layanan kembali normal di malam hari, tetapi sebagian platform butuh waktu pemulihan bertahap. (ABC News)

Siapa Saja yang Terdampak?

Dampaknya terasa ke beragam kategori: sosial (Snapchat), gim (Fortnite, Roblox), produktivitas (Canva), rumah pintar (Alexa, Ring), layanan finansial, hingga media dan marketplace. Di sisi pendidikan, Canvas sebagai LMS ikut down di sejumlah kampus sehingga proses belajar mengajar tersendat. Pesannya jelas: gangguan satu penyedia cloud bisa merembet ke ribuan organisasi dalam hitungan menit. (TechRadar)

Kapan Tepatnya?

Insiden dimulai pada Senin, 20 Oktober 2025 dini hari waktu AS dan dinyatakan pulih pada malam harinya. Sebagian pengguna masih merasakan sisa dampak sampai 21 Oktober 2025. Banyak bisnis mengambil langkah mitigasi—mulai pause transaksi hingga menutup sementara fitur—selama jam-jam genting tersebut. (The Verge)

Di Mana Dampaknya Paling Terasa?

Pusat masalah ada di US-EAST-1, tetapi efeknya global. Di Indonesia, media juga menyoroti skala gangguan, termasuk imbas ke aplikasi populer dan kekhawatiran keamanan saat sistem besar tidak stabil. Ini pengingat penting untuk pasar lokal yang makin bergantung pada pembayaran digital, e-commerce, dan layanan berbasis cloud. (ABC)

Mengapa Bisa Terjadi?

Sistem raksasa sangat kompleks. DNS/internal network issue di satu region kritikal mampu memicu efek domino ke banyak servis. Analis menilai insiden seperti ini memperlihatkan concentration risk—ketergantungan berlebihan pada satu penyedia atau satu region—yang membuat ribuan bisnis ikut goyah ketika satu titik bermasalah. (TechRadar)

Bagaimana Bisnis Anda Harus Merespons?

Kalau platform sebesar itu bisa down, Kita dan Anda wajib menyiapkan sistem yang tangguh. Prinsipnya: hindari single point of failure dan pastikan jalur cadangan untuk alur kritikal—khususnya order, pembayaran, dan notifikasi pelanggan. Berikut pendekatan praktis yang dekat dengan realita operasional di Indonesia:

1) Desain pembayaran multi-rail.
Jangan hanya andalkan satu gateway. Siapkan backup rails: QRIS, Virtual Account multibank, e-wallet, dan kartu/debit (jika relevan). Saat satu jalur bermasalah, sistem bisa failover otomatis tanpa memaksa pelanggan menunggu. Dampaknya besar untuk keberlanjutan revenue.

2) Pastikan order tetap tercatat meski pembayaran tertunda.
Gunakan arsitektur “queue now, settle later.” Ketika layanan eksternal bermasalah, sistem tetap menangkap order (status “pending/needs confirmation”) dan mengantrekan verifikasi pembayaran untuk dijalankan otomatis saat layanan pulih. Ini mencegah penjualan hilang hanya karena verifikasi sesaat macet.

3) Notifikasi yang transparan dan kontekstual.
Di saat gangguan, pelanggan butuh kepastian. Kirim auto-notify (email/WA/Push) yang menjelaskan status: “order diterima”, “pembayaran tertunda”, plus estimasi update berikutnya. Sediakan status page sederhana agar tim CS tidak overload oleh pertanyaan berulang.

4) Observability & alert yang proaktif.
Pasang monitoring untuk metrik krusial (error rate, payment success rate, webhook latency) berikut threshold yang memicu switch-over otomatis ke jalur cadangan. Tim jadi tidak perlu menunggu laporan pelanggan untuk bertindak.

5) Segmentasi region & vendor.
Jika target pasar lintas negara/region, pertimbangkan multi-region atau multi-provider untuk komponen paling kritikal. Tidak semua komponen harus multi-cloud, tetapi pembayaran dan order intake layak dapat redundansi ekstra.

6) Disaster playbook yang bisa dieksekusi siapa pun.
Dokumentasikan SOP pemadaman: kapan pause transaksi, kapan failover, siapa yang memberi pernyataan ke pelanggan, dan apa yang di-roll-back saat pulih. Latihan game day singkat per kuartal bikin tim lebih sigap ketika kejadian nyata.

Studi Kasus Singkat: Saat Aplikasi Besar Tumbang, Apa Dampaknya?

Pada 20–21 Oktober, layanan populer seperti Canva, Snapchat, Alexa, Ring, Roblox, serta berbagai platform pembayaran dan marketplace mengalami gangguan variatif. Sektor pendidikan pun kena imbas—Canvas LMS di sejumlah universitas sempat tak bisa diakses. Banyak bisnis memilih menjeda transaksi untuk menghindari double-charge atau ketidakkonsistenan data, lalu bertahap membuka kembali ketika indikator stabil. (TechRadar)

Estimasi kerugian ~US$75 juta per jam memantik diskusi tentang biaya downtime dan kesiapan asuransi siber. Beberapa analis menilai klaim asuransi sering punya waiting period 8–12 jam, sehingga tidak semua kerugian langsung tertutup—semakin menegaskan pentingnya pencegahan dan rencana keberlanjutan operasional. (The Economic Times)

Relevansinya dan Kenapa Harus Peduli

  • Operasional: ketika pembayaran ngadat, cashflow terguncang.
  • Kepercayaan pelanggan: status yang tidak jelas bikin CS membludak dan churn meningkat.
  • Biaya: downtime beberapa jam saja bisa setara biaya satu kampanye besar yang hangus.

Karena itu, bisnispun perlu sistem yang tangguh—bukan hanya “jalan saat normal”, tapi tetap aman saat badai.

Dari “Sistem Tangguh” ke “Aplikasi Bisnis Tangguh”

Kebutuhan Anda kemungkinan meliputi: aktivasi e-commerce siap jual, pengelolaan kursus/komunitas berbayar, atau penggalangan dana yang rapi dan transparan. Di sinilah Taut bisa jadi partner implementasi untuk menyiapkan arsitektur, integrasi pembayaran multichannel, alur notifikasi, hingga dashboard keputusan cepat—agar owner tetap jadi owner, bukan terjebak jadi operator setiap kali terjadi insiden eksternal.

Dan jika Anda ingin mulai dari solusi “tinggal pakai”, Traksee (sistem e-commerce siap pakai) membuka waiting list untuk early access. Traksee membantu bisnis membangun toko online mandiri dengan pembayaran & pengiriman terintegrasi, sehingga Anda fokus pada konten dan penawaran, bukan pusing teknis. Gabung waiting list di traksee.com agar mendapatkan early bird & special offering.

Raih Peluang Baru untuk Digapai

Checklist Praktis

Bangun jalur pembayaran cadangan.
Jika gateway A bermasalah, sistem langsung mengarahkan pelanggan ke QRIS/VA/e-wallet alternatif tanpa mengulang proses panjang. Setelah pulih, settlement disinkronkan otomatis agar rekonsiliasi tetap rapi.

Pisahkan order intake dari payment confirmation.
Order yang masuk tidak menunggu verifikasi pembayaran real-time saat ada gangguan. Sistem menandai status “menunggu konfirmasi”, lalu auto-sync saat layanan membaik. Hasilnya: potensi kebocoran penjualan berkurang.

Beri tahu pelanggan, jangan menebak.
Lebih baik kirim update rutin yang jujur—walau hanya “menunggu layanan X pulih”—daripada diam. Kejelasan menjaga trust.

Ukur, jangan menduga.
Pantau payment success rate per jalur, latensi webhook, dan error spesifik vendor. Keputusan pause/resume jadi berbasis data.

Rancang SOP yang mudah dieksekusi.
Tulis langkah ringkas untuk skenario down total, lambat, atau error parsial. Simpan template pesan untuk CS dan status page agar tim tidak mulai dari nol tiap insiden.

Penutup, Badai Digital Pasti Datang Lagi—Siapkan Payungnya

Kejadian Puluhan Aplikasi ERROR BARENGAN?! mengingatkan kita bahwa bahkan pemain terbesar pun tidak kebal. Resiliensi bukan fitur tambahan; ia adalah kompetensi inti. Kita dan Anda bisa mulai hari ini: susun backup rails pembayaran, pastikan order tetap tercatat, siapkan notifikasi otomatis, dan gunakan arsitektur yang siap failover.

Ingin loncat lebih cepat?

  • Bangun bareng Taut untuk arsitektur aplikasi bisnis yang tangguh.
  • Masuk waiting list Traksee di traksee.com untuk e-commerce siap pakai dengan pembayaran & pengiriman terintegrasi—biar fokus Anda tetap di produk dan pelanggan. (Traksee)
Baca Selengkapnya

Chat closing cepat, Jangan bikin calon pembeli banyak mikir

Chat closing cepat bukan soal kata-kata manis, tapi soal jalur pikir yang pendek. Semakin sedikit keputusan yang harus diambil, semakin mudah orang bilang “ya.” Banyak percakapan jualan gagal bukan karena produknya buruk, melainkan karena chat yang panjang, melebar, dan bikin capek. Di artikel ini, Kita jadikan chat sebagai pemandu keputusan: jelas, ringkas, dan menuju transfer bukan sekadar ngobrol.

Siapa yang seharusnya menerapkan panduan ini

Untuk Anda yang jualan lewat WhatsApp, DM Instagram/TikTok, marketplace chat, atau live shopping. Untuk tim kecil yang waktunya sempit, dan untuk UMKM yang ingin chat jualan terasa enteng di kepala. Kalau akhir-akhir ini banyak chat berhenti di “nanti aku pikir dulu ya, kak,” maka yang perlu dibenahi bukan promo dulu, melainkan alur percakapan.

Apa penyebab chat macet (dan diam-diam membunuh konversi)

Tiga hal klasik:
Pertama, terlalu banyak tanya. Begitu Anda minta pelanggan isi detail panjang (warna, ukuran, alamat, preferensi, catatan, dan lain-lain) sebelum mereka yakin, mereka mundur. Kedua, terlalu banyak pilihan size, warna, paket, bonus tanpa panduan. Otak memilih opsi “lewati.” Ketiga, chat tanpa arah: tanya jawab yang berputar tanpa ujung, bikin orang lanjut scroll. Solusinya sederhana: satu chat = satu tujuan.

Kapan chat perlu dipersingkat

Setiap kali calon pembeli sudah menunjukkan minat (lihat katalog, tanya stok, minta foto asli), itulah saatnya mempersingkat. Di fase ini, orang butuh jawaban final: apa manfaat langsung untuk mereka, berapa total yang harus dibayar, kapan barang jalan, dan bagaimana cara bayar. Semakin cepat empat hal ini muncul di layar, semakin cepat juga mereka mengetik “deal”.

Di mana percakapan paling krusial terjadi

Momen penting biasanya di pesan pertama setelah sapaan dan di balasan kedua setelah Anda menjawab pertanyaan inti. Di marketplace dan DM, 2–3 pesan awal menentukan: klik “beli sekarang” atau hilang. Di live shopping, kalimat transisi dari host (manfaat → total → cara bayar) adalah gerbang konversi. Pastikan semua operator/chat admin punya template yang sama agar pengalaman konsisten.

Mengapa orang berhenti mengambil keputusan

Karena beban kognitif (cognitive load) terlalu tinggi. Pilihannya kebanyakan, caranya berbelit, atau informasinya tidak relevan dengan masalah mereka. Orang tidak membeli “serum 30 ml bahan X” mereka membeli kulit yang terasa lebih tenang seharian. Orang tidak membeli “tas canvas 3 mm” mereka membeli punggung yang tidak pegal meski bawa banyak barang. Saat manfaat utama tidak muncul di depan, percakapan jadi mubazir waktu.

Bagaimana membuat chat enteng di kepala (berdasarkan outline Anda)

1) Satu chat fokus satu tujuan
Daripada “Silakan isi warna, ukuran, dan alamatnya sekalian ya,” arahkan dengan pilihan yang terbatas dan konkret:

“Untuk yang ready hari ini ada M dan L. Pilih yang mana?
Satu pertanyaan, jawaban ya/tidak atau A/B. Begitu mereka menjawab, baru lanjut ke langkah berikutnya.

2) Buka dengan manfaat, bukan deskripsi
Manfaat langsung memotong jarak dari “apa” ke “untungnya buat saya”:

“Kita ready kirim hari ini untuk pembayaran sebelum jam 12 siang, jadi barang bisa sampai lebih cepat.”
Nada “untungnya buat Anda” selalu lebih memikat daripada spesifikasi kering.

3) Tampilkan total sejak awal
Harga total menghapus keraguan. Jangan pakai kalkulus di kepala pelanggan.

“Total Rp149.000, sudah termasuk ongkir Magelang.”
Jelas, rapi, tidak perlu hitung-hitungan tambahan.

Bahasa yang bikin orang memutuskan (bukan berpikir ulang)

Pertanyaan yang cukup dijawab ya/tidak
Kuatkan momentum:

“Fix warna hitam ya jadinya?”
“Mau pakai VA atau QRIS?”
Jawaban singkat menghemat energi dan mempercepat transisi ke pembayaran.

Kasih bukti yang wajar dan relevan

“Model ini sudah terjual 200 pcs bulan ini, rating 4,8.”
Tidak perlu hiperbola—cukup angka yang bisa dipercaya. Bila ada garansi tukar 7 hari atau bisa COD di kota tertentu, sebutkan seperlunya.

Latihan praktis: ubah tiga chat terakhir Anda sekarang

Ambil tiga percakapan terbaru yang mentok. Lakukan tiga hal:

  1. Potong kalimat yang tidak mengarah ke keputusan (misal perkenalan merek yang panjang).
  2. Ganti pertanyaan terbuka dengan pilihan ya/tidak atau A/B.
  3. Susun ulang: manfaat → total → opsi bayar → ajakan singkat (“Boleh kita proses sekarang?”).

Kirim satu contoh versi revisi ke partner atau tim untuk review cepat. Lanjutkan iterasi harian sampai Anda menemukan alur paling cocok untuk audiens.

Template singkat (silakan copas & sesuaikan)

Pembuka manfaat + stok

“Kita ready kirim hari ini untuk order sebelum 12.00. Mau size M atau L?”

Total + ongkir

“Totalnya Rp149.000, sudah termasuk ongkir Magelang. Lanjut diproses?

Bukti wajar + kejelasan

“Produk ini sudah terjual 200+ bulan ini, rating 4,8. Ada tukar size 7 hari.”

Arahkan ke pembayaran

“Mau bayar pakai VA atau QRIS? Kita kirim hari ini juga.

Simpan template sebagai snippets di WhatsApp Business/CRM agar semua admin bicara dengan nada yang sama.

Operasional pembayaran: biar uang masuk tanpa bikin mace

Chat yang rapi akan sia-sia kalau pembayaran lambat diverifikasi. Di sinilah Moota berperan sebagai “pit stop” transaksi:

  • Transfer bank, Virtual Account, QRIS, dan cash bisa direkam otomatis.
  • Notifikasi real time memberi sinyal jelas: “duit sudah masuk, proses segera.”
  • Dashboard pemasukan menunjukkan kanal/produk/shift paling cuan, sehingga Anda bisa mengatur jam promo dan stok dengan data, bukan tebak-tebakan.

Dengan alur ini, chat closing cepat berubah jadi cashflow cepat—tim tidak tertahan di cek mutasi manual, pelanggan tidak dibiarkan menunggu.

Pelajari selengkapnya: moota.co

Bonus channel milik sendiri: gesit uji-coba tanpa ribet platform

Kalau Anda ingin A/B test judul, deskripsi, bundling, dan pre-order di “rumah sendiri” (domain & data pelanggan milik Anda), coba lirik Traksee. Idenya sederhana: setup toko online sesimpel marketplace, tapi kontrol penuh tetap di tangan Anda—mantap untuk iterasi cepat yang langsung terlihat efeknya di chat.

Gabung waiting list Traksee:

Raih Peluang Baru untuk Digapai

Contoh alur A–Z (satu skenario, 5 pesan saja)

  1. Manfaat + pilihan
    “Ready kirim hari ini kalau bayar sebelum 12.00. Pilih M atau L ya?”
  2. Jawaban pembeli
    “L.”
  3. Total + bukti wajar
    “Total Rp149.000 termasuk ongkir Magelang. Model ini terjual 200+, rating 4,8.”
  4. Opsi bayar + ya/tidak
    “Mau bayar pakai VA atau QRIS?”
  5. Konfirmasi + janji kirim
    “Siap, kami kirim hari ini dan update resi sore ini.”

Hanya lima pesan, tapi setiap langkah mendorong keputusan, bukan menambah kebingungan.

Kesimpulan, pendekkan jalur pikir, percepat jalur bayar

Hentikan kebiasaan mengobrol tanpa arah. Mulai dari manfaat, tampilkan total, tawarkan opsi bayar, dan gunakan pertanyaan yang bisa dijawab ya/tidak. Sertakan bukti wajar untuk menutup celah ragu. Simpan template, uji setiap hari, dan standarkan nada tim. Dengan alur yang konsisten, chat closing cepat terjadi berulang dan omzet terasa lebih cepat mendarat.

Saat chat makin rapi, pastikan pembayaran makin mulus. Serahkan urusan verifikasi ke Moota supaya Anda fokus ke yang paling penting: melayani pelanggan dan menjaga pengalaman tetap menyenangkan.

Baca Selengkapnya
1 2 3 14
Moota merupakan aplikasi untuk pengecekkan mutasi dan saldo rekening Anda, dimana mutasi rekening Anda kami dapatkan dari akun iBanking Anda.
Office
Jl. Sunda, No 85, Kel. Kb. Pisang, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40112
Workshop
Jl Terusan Cikutra Baru No. 3B Kel. Neglasari Kec. Cibeunying Kaler Bandung
Download Moota di
2024 © All rights reserved
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram