Transaksi online menjadi salah satu kebutuhan penting yang tidak bisa dilewatkan terutama bagi pemilik toko online. Namun, banyaknya orderan yang masuk membuat transferan dari pembeli sering terlewatkan sehingga proses pesanan ikut terlambat. untuk membantu para penjual, Moota hadir dengan layanan menarik dan sangat efektif.
Ketika ramai pembeli tak jarang pemilik toko online sering melewatkan beberapa transferan dari pembeli. Ada bayak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, salah satunya terlalu malas atau bahkan lupa untuk cek ATM karena pada umumnya ATM mempunyai antrian yang panjang. Sehingga akan sangat merepotkan untuk bolak-balik hanya sekedar cek mutasi.
Siapa bilang SMS hanya digunakan untuk chatting? Ternyata, SMS juga bisa dimanfaatkan untuk mengecek transaksi keuangan Anda secara mudah dan cepat. Kalau dulu Anda mungkin harus bolak-balik ke ATM hanya untuk mengecek transferan masuk, sekarang Anda bisa melakukannya dari mana saja lewat notifikasi SMS. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan layanan ini. Pastikan nomor telepon yang digunakan sudah terdaftar di bank dan aktif, karena ini sangat penting agar layanan SMS bisa berfungsi dengan baik.
Cara memanfaatkan SMS untuk mengecek transaksi cukup simpel. Pertama-tama, pastikan pulsa di nomor Anda mencukupi, karena biasanya layanan ini dikenakan biaya SMS standar. Setelah itu, buka aplikasi pesan atau fitur SMS di ponsel Anda, lalu ketik format pesan sesuai instruksi bank Anda. Sebagai contoh, Anda bisa mengetik "INFO MUTASI (spasi) password" lalu kirim ke nomor yang disediakan oleh bank, misalnya 3300. Dalam hitungan detik, Anda akan menerima SMS balasan yang berisi informasi lengkap mengenai mutasi rekening atau transfer yang masuk.
Dengan menggunakan layanan SMS ini, Anda bisa lebih efisien dalam mengelola transaksi tanpa harus repot pergi ke ATM. Meskipun kelihatannya sederhana, layanan ini cukup bermanfaat, terutama jika Anda sedang berada di tempat yang sulit mengakses internet atau tidak memiliki aplikasi mobile banking di ponsel Anda. Selain itu, notifikasi SMS juga memberikan kemudahan karena langsung muncul di layar ponsel begitu ada transaksi yang terjadi, sehingga Anda tidak perlu bolak-balik mengecek secara manual.
Di era digital ini, hampir semua orang sudah familiar dengan yang namanya mobile banking atau sering disebut mbanking. Aplikasi ini sudah menjadi kebutuhan bagi banyak orang, terutama yang sering melakukan transaksi online. Dengan mbanking, Anda bisa mengecek transferan masuk, membayar tagihan, hingga mengirim uang ke rekening lain, semuanya hanya dengan beberapa klik di smartphone. Kalau Anda termasuk salah satu pengguna setia mbanking, pasti sudah tahu betapa praktisnya aplikasi ini dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, untuk menggunakan mbanking, Anda perlu melakukan registrasi terlebih dahulu. Biasanya, proses ini dilakukan di ATM atau di bank tempat Anda membuka rekening. Setelah registrasi selesai, Anda bisa langsung mengunduh aplikasi mobile banking sesuai dengan bank yang Anda gunakan. Begitu aplikasinya terpasang, tinggal login menggunakan ID dan password yang sudah Anda buat saat registrasi.
Cara mengecek mutasi transfer menggunakan mbanking juga sangat mudah. Setelah membuka aplikasinya, pilih menu "INFO" atau "INFO MUTASI." Di sini, Anda akan diminta memasukkan password atau PIN yang telah Anda buat untuk mengakses layanan mobile banking. Setelah itu, klik "OK" dan Anda akan segera mendapatkan informasi detail mengenai transaksi yang masuk, lengkap dengan saldo rekening Anda. Dengan menggunakan mbanking, Anda tidak perlu lagi khawatir terlewatkan transfer penting, karena semua informasi sudah tersaji dengan cepat di genggaman Anda.
Selain mobile banking, layanan internet banking atau yang sering disebut ibanking juga bisa menjadi solusi praktis untuk mengecek transferan yang masuk ke rekening Anda. Keunggulan ibanking adalah Anda bisa mengaksesnya dari berbagai perangkat yang terkoneksi internet, baik itu laptop, PC, maupun tablet. Bagi Anda yang lebih suka mengurus transaksi dari komputer atau perangkat yang lebih besar daripada smartphone, ibanking tentu sangat membantu.
Untuk menggunakan layanan ibanking, langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah registrasi di bank tempat Anda membuka rekening. Prosesnya mirip dengan mobile banking, namun biasanya lebih berfokus pada akses melalui browser. Setelah berhasil registrasi, Anda akan mendapatkan ID pengguna dan PIN yang digunakan untuk login ke situs resmi ibanking dari bank Anda.
Cara mengecek transfer masuk menggunakan ibanking cukup praktis. Setelah membuka situs resmi bank, masukkan ID pengguna dan PIN yang sudah Anda buat saat registrasi. Jangan lupa untuk mengisi captcha sebagai verifikasi keamanan. Setelah berhasil login, pilih menu "Rekening" lalu klik sub-menu "Mutasi Rekening." Di sini, Anda bisa memilih periode transaksi yang ingin Anda lihat, misalnya transaksi harian, mingguan, atau bulanan. Begitu semua data dimasukkan, informasi mutasi akan ditampilkan secara rinci, termasuk jumlah transfer yang masuk, waktu transaksi, dan saldo terkini.
Dengan ibanking, Anda bisa memantau semua transaksi dari mana saja, selama ada koneksi internet. Tidak hanya untuk memantau transfer masuk, ibanking juga memudahkan Anda melakukan berbagai transaksi lainnya seperti membayar tagihan, transfer antarbank, hingga membuka rekening tabungan baru.
Dari semua cara yang sudah disebutkan, Moota mungkin adalah opsi paling praktis dan efisien untuk memantau transferan masuk. Moota adalah platform yang memungkinkan Anda untuk memantau semua transaksi dari berbagai rekening bank secara otomatis. Jadi, Anda tidak perlu lagi repot-repot cek mutasi satu per satu di setiap aplikasi perbankan atau bolak-balik login ke internet banking. Semua informasi transaksi sudah terintegrasi dalam satu dashboard yang mudah diakses.
Keunggulan utama Moota adalah kemampuannya untuk mengelola banyak rekening sekaligus. Kalau Anda memiliki lebih dari satu rekening bank, Moota bisa menjadi solusi yang sangat efisien karena semua transaksi dari berbagai rekening tersebut akan otomatis tercatat dan ditampilkan dalam satu tempat. Anda tidak perlu lagi khawatir ada transfer yang terlewat karena sistem Moota akan memberikan notifikasi secara real-time setiap kali ada transaksi yang masuk.
Untuk menggunakan Moota, Anda hanya perlu mendaftar di platformnya dan menghubungkan akun-akun bank yang ingin Anda monitor. Setelah semuanya terhubung, Moota akan otomatis memantau mutasi rekening Anda tanpa perlu intervensi manual. Selain memantau transferan masuk, Anda juga bisa menggunakan Moota untuk mengelola keuangan bisnis secara lebih efisien, karena semua data transaksi bisa diakses dan diorganisir dalam satu dashboard yang rapi.
Banyak pebisnis online yang sudah menggunakan Moota sebagai alat bantu untuk mengelola transaksi mereka, terutama yang menjalankan usaha dengan banyak akun bank. Platform ini sangat membantu dalam mempercepat proses administrasi dan memastikan bahwa semua transaksi tercatat dengan baik. Dengan Moota, Anda bisa fokus pada pengembangan bisnis tanpa perlu khawatir tentang urusan transaksi.
Dengan menggunakan cara-cara di atas, Anda bisa dengan mudah memantau transfer pembayaran secara online, baik itu lewat SMS, mobile banking, internet banking, maupun platform otomatis seperti Moota. Setiap cara memiliki kelebihan masing-masing, jadi Anda bisa memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Yang terpenting adalah memastikan bahwa setiap transaksi tercatat dengan baik dan tidak ada yang terlewatkan.
Nah, itulah ulasan tentang tips untuk mengatasi transfer pembeli yang sering terlewatkan. Untuk pengalaman dan cek mutasi lebih mudah gunakan Moota karena Anda tidak hanya sekedar melihat perkembangan transfer namun juga mengontrol dana lebih efisien. Jadi, tunggu apalagi, segera gunakan Moota supaya proses transaksi lebih tenang.
Pernah merasakan dagangan lagi kenceng-kencengnya, tiba-tiba aturan platform berubah dan arus order ikut ke-suspend? Kasus penutupan TikTok Shop di Indonesia pada Oktober 2023 benar-benar terjadi dan memaksa jutaan penjual putar haluan dalam semalam. Regulasi baru melarang transaksi e-commerce langsung di platform sosial—dan dampaknya masif bagi seller yang 100% bergantung di sana. (Sumber: AP News) Belum lagi tren biaya layanan marketplace yang naik—dari komisi hingga order handling fee—yang perlahan “menggerus” margin Anda. Di 2024–2025, beberapa platform besar memangkas ruang margin seller lewat kenaikan take-rate dan biaya per pesanan (Sumber: 4Cube Asia). Dengan realitas ini, punya toko online sendiri bukan sekadar opsi “nanti aja,” tapi strategi survival plus growth.
Sebelum melangkah lebih jauh, kita harus paham dulu apa sih sebenarnya "toko online sendiri" itu? Simple banget, toko online sendiri adalah website e-commerce yang sepenuhnya Anda miliki dan kendalikan. Beda sama marketplace yang cuma nyediakan etalase, di toko ecommerce sendiri Anda punya kebebasan penuh mulai dari desain, fitur, sampai cara berinteraksi dengan pelanggan.
Bayangkan begini: di marketplace, Anda seperti pedagang di pasar malam yang harus ikut aturan main penyelenggara. Mulai dari jam buka, cara display produk, sampai biaya sewa tempat. Tapi di toko online sendiri, Anda yang jadi tuan rumah. Mau desain warna-warni, mau pakai fitur chat langsung, atau bahkan mau kasih promo khusus member, semua bisa Anda tentukan sendiri. Lebih seru kan?
Nah, ini dia pertanyaan krusial yang sering muncul: "Kenapa sih repot-repot bikin toko online sendiri kalau di marketplace sudah ada banyak pembeli?" Well, jawabannya ada beberapa alasan penting yang bikin Anda harus mikir dua kali kalau cuma ngandelin marketplace.
Pertama, kontrol bisnis. Di marketplace, Anda harus ikut aturan main mereka. Mereka bisa tiba-tiba naikin biaya admin, ubah algoritma pencarian, atau bahkan suspend toko Anda tanpa peringatan. Percaya deh, banyak seller yang ketar-ketir tiap ada update kebijakan marketplace. Dengan toko online sendiri, Anda yang jadi bosnya. Aturan main Anda yang tentukan.
Kedua, soal data. Ini yang paling krusial! Di marketplace, data pelanggan Anda sebenarnya bukan milik Anda sepenuhnya. Platform yang punya akses lengkap ke data pembeli, mulai dari kontak sampai riwayat pembelian. Padahal, data ini adalah emas bagi bisnis jangka panjang. Dengan toko online sendiri, 100% data pelanggan jadi aset berharga yang bisa Anda manfaatkan untuk retensi dan personalisasi penawaran.
Ketiga, branding. Di marketplace, brand Anda bakal kesulitan bersinar karena harus bersaing dengan ribuan penjual lain. Produk Anda muncul sejajar dengan kompetitor, bahkan kadang ditampilkan berdampingan dengan produk serupa yang harga lebih murah. Di toko online sendiri, Anda bisa bangun identitas brand yang kuat dan konsisten. Mau kasih sentuhan personal di setiap halaman? Bisa! Mau cerita story di balik produk? Sangat mungkin!
Mungkin Anda berpikir, "Ah, toko online sendiri itu buat pebisnis besar saja, kan?" Eits, jangan salah! Siapa saja yang serius menjalankan bisnis online sebenarnya butuh toko online sendiri. Mulai dari pemula yang baru merintis, sampai pelaku usaha menengah yang ingin scale up.
Khususnya untuk Anda yang:
Intinya, kalau Anda nggak mau bisnisnya cuma jadi "penumpang" di platform orang lain, maka toko ecommerce sendiri adalah jawabannya. Baik Anda seller fashion, kuliner, digital produk, atau jasa, semua bisa merasakan manfaatnya!
"Kapan sih saat yang tepat bikin toko online sendiri?" Pertanyaan ini sering muncul, terutama bagi Anda yang mungkin masih nyaman berjualan di marketplace. Jawabannya: semakin cepat, semakin baik!
Tapi ada beberapa tanda yang bisa jadi indikator bahwa Anda sudah "ready" untuk punya toko ecommerce sendiri:
Jangan tunggu sampai bisnis Anda "terjebak" di marketplace. Lebih baik prepare dari sekarang, biar ketika saatnya tiba, Anda sudah punya "rumah" sendiri untuk bisnis online Anda.
Nah, ini dia bagian yang sering bikin bingung: "Di mana sih bisa bikin toko online sendiri?" Tenang, sekarang sudah banyak platform yang bisa membantu Anda membuat toko online dengan mudah, bahkan untuk yang gaptek sekalipun!
Beberapa opsi populer di Indonesia:
Yang penting, pilih platform yang sesuai dengan kebutuhan dan budget Anda. Jangan lupa pertimbangkan juga faktor kemudahan integrasi pembayaran dan pengiriman, karena ini akan sangat mempengaruhi operasional toko online Anda nantinya.
Oke, kita sudah sampai di bagian paling praktis: bagaimana sih cara memulai toko online sendiri? Jangan khawatir, meskipun terdengar rumit, sebenarnya langkah-langkahnya cukup straightforward kok!
Pertama, tentukan platform yang ingin Anda gunakan. Kalau Anda ingin yang praktis dan siap pakai, platform seperti Traksee bisa jadi pilihan tepat. Mereka menyediakan sistem eCommerce dengan pembayaran dan pengiriman terintegrasi, jadi Anda tinggal fokus ke konten dan produk.
Kedua, siapkan konten dan produk Anda. Mulai dari foto produk yang menarik, deskripsi yang jelas, sampai cerita brand yang bisa bikin pelanggan jatuh cinta. Ingat, di toko ecommerce sendiri, Anda punya kebebasan penuh untuk berkreasi!
Ketiga, integrasikan sistem pembayaran dan pengiriman. Pastikan Anda pilih opsi yang paling nyaman untuk pelanggan Anda. Traksee, misalnya, sudah terintegrasi dengan moota (Bank transfer, VA, QRIS) dan kurir populer, jadi Anda nggak perlu pusing mikirin teknisnya.
Keempat, mulai promosikan toko online Anda. Manfaatkan database pelanggan yang mungkin sudah Anda punya dari marketplace, atau gunakan strategi digital marketing untuk menarik pelanggan baru.
Nah, bicara soal platform yang memudahkan Anda punya toko ecommerce sendiri, ada kabar baik nih! Traksee, sistem eCommerce buatan lokal, akan segera rilis dalam beberapa bulan ke depan. Mereka menawarkan model SaaS Hybrid dengan biaya berlangganan yang terprediksi, jauh lebih stabil dibanding biaya admin marketplace yang bisa naik tiba-tiba.
Yang paling menarik, dengan Traksee, 100% database pelanggan jadi milik Anda sepenuhnya! Anda juga akan mendapat customer support dalam bahasa Indonesia via WhatsApp, jadi nggak perlu khawatir kalau-kalau ada kendala teknis.
Untuk Anda yang ingin jadi bagian dari early users dan dapat benefit khusus, bisa banget join waiting list Traksee sekarang juga. Siapa tahu, ini bisa jadi langkah awal yang mengubah permainan bisnis online Anda!
Marketplace membantu reach, tetapi toko online sendiri memberi kendali dan keberlanjutan. Dengan tren biaya platform yang cenderung naik dan risiko kebijakan yang bisa berubah kapan saja, memiliki kanal milik sendiri adalah keputusan strategis—bukan hanya hari ini, tapi untuk 3–5 tahun ke depan. Bangun pondasi sekarang, panen repeat order besok.
Siap mulai? Amankan tempat Anda di waiting list Traksee dan siapkan toko ecommerce sendiri yang Anda kontrol, Anda kembangkan, dan Anda skalakan.
Moota mengundang Anda yang masih mengandalkan integrasi API V1 untuk pengiriman data mutasi—termasuk konfirmasi otomatis dan sinkronisasi mutasi—untuk segera beralih ke API V2. Versi terbaru ini sudah teruji stabilitasnya, minim gangguan, dan siap mendukung kebutuhan pengiriman data mutasi via API dengan kecepatan optimal. Dengan lebih banyak pengguna beralih, API V2 kini menjadi fondasi otomasi keuangan yang ditunggu-tunggu untuk menunjang pertumbuhan dan kelancaran operasional bisnis Anda.
Application Programming Interface (API) adalah semacam “jembatan” digital yang menghubungkan sistem Moota dengan aplikasi bisnis Anda. Bayangkan API sebagai jalur tertutup yang memungkinkan data mutasi—baik dari bank transfer maupun virtual account—mengalir langsung ke sistem Anda tanpa campur tangan manual. Tanpa API, tim finance harus menarik laporan mutasi satu per satu, memindai file CSV, atau mengecek email konfirmasi pembayaran secara manual. Tentu saja, itu memakan waktu dan rentan kesalahan, seperti keliru memasukkan data atau melewatkan transaksi penting.
Sejak awal, Moota memperkenalkan API V1 sebagai solusi integrasi. Meski revolusioner di masanya, API V1 mulai menunjukkan keterbatasan ketika volume transaksi dan kompleksitas integrasi meningkat. Banyak pengguna merasakan delay pengiriman data mutasi, gangguan saat beban puncak, atau bahkan kegagalan pengiriman. Dalam ekosistem finansial yang serba cepat, jeda sekecil apa pun bisa berdampak pada arus kas, konfirmasi order, dan kepuasan pelanggan.
Untuk menjawab tantangan ini, Moota merilis API V2. Versi ini adalah perombakan arsitektur backend yang dirancang khusus untuk menghadirkan performa tinggi serta meminimalkan down-time dan risiko kehilangan data.
API V2 mengurangi delay hingga hitungan detik. Anda akan menerima data mutasi segera setelah transaksi tercatat, sehingga proses konfirmasi pembayaran dan rekonsiliasi berjalan mulus.
API V2 dibangun di atas platform yang dioptimasi untuk skala besar. Dengan load balancing dan sistem failover otomatis, gangguan pada satu titik tidak akan menghentikan aliran data. Bahkan saat terjadi lonjakan transaksi—seperti flash sale—API V2 menjaga kestabilan koneksi.
Kegagalan koneksi atau timeout bukan lagi momok. API V2 secara otomatis mencoba mengirim ulang data mutasi hingga sukses, tanpa perlu skrip tambahan atau monitoring manual.
Semua payload API V2 dienkripsi dengan protokol TLS terbaru, melindungi informasi transaksi saat transit. Setiap panggilan API juga dicatat secara terperinci—mulai timestamp, status response, hingga payload—yang dapat diakses di dashboard untuk audit, debugging, atau pelaporan.
Tim support Moota memfokuskan diri pada pengembangan dan pemeliharaan API V2. Anda akan mendapatkan respons lebih cepat dari spesialis yang memahami Webhook, RESTful API, dan best practice integrasi.
API V2 bukan hanya fitur baru, melainkan fondasi stabilitas dan efisiensi operasional bagi bisnis Anda. Dengan pengiriman real-time, retry otomatis, dan enkripsi terbaru, API V2 memastikan data keuangan selalu akurat dan aman. Migrasi cepat, dukungan teknis fokus, serta dokumentasi lengkap memudahkan Anda beralih tanpa gangguan besar.
Pastikan alur data mutasi bisnis Anda selalu aktif, cepat, dan aman dengan API V2 dari Moota. Terima kasih atas kepercayaan Anda
#MootaAPIV2 #UpgradeAPI #FinTechIntegrasi #DataMutasiRealTime
Pernah nggak sih, kita kebingungan sendiri saat cek mutasi pembayaran dari bank, payment gateway, atau virtual account secara manual setiap hari? Kalau iya, webhook Moota ini bisa jadi solusi tepat untuk mempercepat dan memudahkan semua update transaksi Anda. Dengan webhook Moota, setiap kali ada transaksi baru, sistem bisa otomatis menerima data tanpa perlu refresh atau menunggu laporan mutasi bank. Layanan ini membantu tim finance, toko online, hingga startup digital agar bisa langsung mengupdate status pembayaran di aplikasi tanpa harus melakukan input data manual. Namun, di balik kemudahan ini, ada juga beberapa best practice yang wajib dilakukan agar sistem tetap andal, aman, dan tidak ada error saat menerima banyak transaksi sekaligus.
Jadi, sebelum menjalankan webhook ke proses bisnis Anda, yuk, kita pahami dulu kenapa penggunaan async pada webhook Moota itu penting, dan bagaimana langkah-langkah mengimplementasinya tanpa ribet!
Webhook Moota adalah solusi cerdas untuk mengotomasi update transaksi bisnis. Setiap ada transaksi baru di bank, virtual account, atau payment gateway, Moota langsung memberikan notifikasi ke sistem Anda secara real time.
Tapi, banyak yang belum tahu: proses webhook sebaiknya dijalankan secara asynchronous (async), bukan langsung di-handle ke proses bisnis utama. Ini penting agar sistem tetap stabil dan transaksi Anda benar-benar aman.
https://domainanda.com/webhook/moota
).Nah, pertanyaannya: kenapa datanya nggak langsung diproses saja pas webhook diterima? Ada beberapa alasan kuat mengapa async jadi pilihan terbaik:
Webhook dari Moota harus direspons secepat mungkin, idealnya kurang dari 5 detik. Jika proses bisnis (misal: update order, generate invoice, kirim email) dilakukan langsung dalam endpoint webhook, sistem Anda bisa mengalami timeout. Akibatnya, Moota akan menganggap request gagal dan bisa mengirim ulang data yang sama (duplikat).
Kalau proses bisnis yang langsung, ada resiko:
Dengan async, data diterima lalu diproses di background oleh worker terpisah sehingga error bisa diisolasi tanpa ganggu data lain.
Async bikin sistem Anda lebih scalable. Kalau transaksi harian mulai ratusan sampai ribuan, worker bisa dengan mudah dibuat paralel atau diatur antrian, tanpa membuat endpoint webhook jadi bottleneck.
Dengan menyimpan data webhook ke database/queue lebih dulu, Anda bisa melakukan pengecekan:
Perhatikan baik-baik, hanya izinkan request dari Moota dengan whitelist IP:
103.236.201.178
Langkah ini bisa Anda lakukan pada pengaturan firewall/VPS/server agar webhook hanya diterima dari alamat IP resmi Moota.
Di dashboard webhook, peringatannya sangat jelas:
Pastikan whitelist IP 103.236.201.178 untuk transaksi aman dengan Moota, dan tidak menerima dari yang lain, Terima kasih!
Cukup mudah, masuk ke integrasi > webhook pada dashboard Moota, lalu klik “Tambah Webhook”.
Pilih akun bank, VA, atau payment gateway yang ingin Anda hubungkan.
Masukkan URL endpoint webhook, serta secret token untuk keamanan signature.
Di bagian ini, Anda bisa menentukan akun, tipe transaksi, kode unik, hingga memasukkan secret token khusus untuk validasi signature webhook.
Setiap kali terjadi transaksi baru, Moota akan mengirimkan data ke endpoint webhook yang Anda daftarkan dengan metode POST.
Contoh payload JSON yang dikirim:
json
[{"account_number": "12312412312","date": "2019-11-10 14:33:01","description":"TRSF E-BANKING ...", "amount": 50000,...}]
Header request juga mengandung signature dan data identitas dari Moota yang wajib diverifikasi.
Pada setiap request webhook, Moota mengirim header “Signature” yang dapat divalidasi menggunakan secret token milik Anda.
Cara validasinya:
php
$signature = hash_hmac('sha256', $payload_json, $secret); // Cocokan hasil signature ini dengan value 'Signature' di header
Jangan pernah lewatkan tahap ini – signature memastikan data benar-benar dari Moota, bukan pihak lain.
Best practice-nya adalah:
Contoh sederhana di PHP Laravel:
php
public function handle(Request $request) { // Simpan payload WebhookQueue::create([ 'payload' => json_encode($request->all()), 'signature' => $request->header('Signature') ]); // Langsung balas OK ke Moota return response()->json(['status' => 'received'], 200); } // Worker: proses data dari queue public function processQueue() { foreach(WebhookQueue::pending() as $webhook) { // Validasi, update order, dsb } }
Moota menyediakan fitur Sandbox yang memungkinkan Anda mencoba webhook tanpa mengganggu sistem produksi. Coba dari menu “Virtual Account Sandbox” pada dashboard.
Dengan menerapkan teknik asynchronous pada webhook Moota, kita bisa memastikan semua transaksi berjalan tanpa hambatan, sistem anti-jebol saat traffik naik, dan yang terpenting: bisnis Anda jauh lebih aman dari error dan duplikasi data.
Jika ingin tutorial step-by-step sekaligus penjelasan teknis yang lebih rinci, Anda bisa cek langsung halaman panduan lengkap di website Moota.
Atau, butuh inspirasi best practice lain? Jangan ragu baca juga artikel tips otomatisasi transaksi di Moota.co.
Yuk, optimalkan integrasi bisnis Anda bersama Moota! Kita pastikan bisnis semakin otomatis, anti-ribet, dan siap scale ke level berikutnya.
Artikel ini membahas: webhook Moota, cara penggunaan webhook Moota, best practice async webhook, tips mengamankan webhook Moota.