Tentunya kita semua sudah tidak asing dengan bisnis startup, apalagi di Indonesia sendiri terdapat beberapa start up yang sudah berperingkat unikorn, bahkan telah ada yang berada di posisi dekakorn.
Namun sayangnya, banyak pula perusahaan startup di Indonesia hanya bertahan seumur jagung dan lenyap begitu saja. Memulai bisnis memang mudah, tapi mengembangkan dan mempertahankannya bukan persoalan sepele.
Oleh karena itu, sebagai pebisnis pemula, kita juga harus bisa mengembangkan bisnis dengan scale up untuk bisa naik ke tingkatan yang lebih tinggi lagi. Bagaimana cara scale up bisnis kita agar dapat melipatgandakan keuntungan? Berikut sedikit tipsnya.
Bisnis apa saja pasti memerlukan sebuah modal. Besar kecilnya modal tergantung dari jenis bisnis yang akan dikembangkan. Tidak ada jaminan bisnis dengan modal besar akan lebih untung atau sebaliknya, semuanya tergantung dari pengembangan bisnis dan investor yang tepat.
Agar dapat mengembangkan bisnis dengan sukses, kita juga perlu investor yang sesuai, bukan hanya banyaknya modal saja yang digelontorkan. Investor yang salah justru akan membangun bisnis yang baru mulai berjalan, meskipun mereka telah memberikan modal besar.
Kita sebagai pemilik bisnis juga dapat kehilangan fokus bisnis dan bahkan kontrol terhadap perusahaan. Menemukan investor yang tepat dan sesuai sangat wajib dilakukan demi perkembangan bisnis yang lebih baik.
Cara scale up bisnis selanjutnya adalah dengan menemukan dan membuat tim-tim terbaik yang solid. Sebesar apapun sebuah bisnis, tetapi tidak memiliki tim yang bekerja dengan baik juga dapat mengancam keberlangsungan bisnis yang sedang dirintis.
Hal ini menjadi salah satu prinsip agar sebuah bisnis dapat scale up. Tidak semua pekerjaan dapat dilakukan sendirian, beberapa pekerjaan memang membutuhkan tenaga ahli dan profesional.
Tim terbaik yang terdiri dari orang-orang yang ahli di bidangnya tentu sangat diperlukan dalam mengembangkan bisnis. Tidak hanya terbaik saja, tim yang dibentuk juga harus solid dan memiliki integritas dalam bekerja.
Dalam pengembangan bisnis dengan scale up, sistem baik yang tertata juga sangat diperlukan. Hal ini dapat dimulai dengan membuat berbagai kebijakan yang dijalankan secara sistematis, tidak acak. Bisa dengan membuat SOP yang jelas, hak dan kewajiban serta kewenangan karyawan, atau langkah-langkah menghadapi keluhan pelanggan.
Sistem yang tertata dan dijalankan dengan baik akan meningkatkan kinerja bisnis dengan baik pula. Selain itu, efisiensi dan produktivitas juga dapat ditingkatkan dengan sendirinya. Dengan peningkatan kedua hal tersebut, pastinya bisnis yang berjalan akan dapat berkembang lebih baik.
Membangun sebuah personal brand juga merupakan salah satu cara scale up bisnis. Personal brand yang baik tentu memberikan pengalaman yang berbeda kepada konsumen/audience. Bangun reputasi baik di depan para audience agar mereka menganggap kita adalah orang yang tepat dan ahli di bidang bisnis yang digeluti.
Bila bisnis sudah mulai berkembang dan mendapatkan reputasi yang baik, maka saatnya untuk menemukan jaringan baru atau memperkuat jaringan bisnis yang lama. Memiliki koneksi khusus dengan para orang tertentu bisa saja akan sangat menguntungkan.
Koneksi ini diperlukan terutama untuk mengembangkan bisnis agar lebih maju. Sudah banyak buktinya, mereka yang mendapatkan koneksi ke orang yang tepat cenderung memiliki jaringan bisnis yang sangat luas.
Setiap usaha tidak hanya dirintis saja, tetapi juga perlu dikembangkan dan ditingkatkan kemajuannya. Maka dari itu, scale up sangat perlu dilakukan, terutama bagi bisnis-bisnis startup.
Apakah sudah paham dengan cara scale up bisnis seperti di atas? Sudah siap untuk mempraktekannya?
Memiliki bisnis kecil namun menghasilkan omzet miliaran rupiah ternyata bukan cuma khayalan semata. Keinginan itu telah dibuktikan oleh Ali Muharam pemilik bisnis cemilan hits Makaroni Ngehe.
Pria kelahiran Tasikmalaya ini sekarang bisa mengantongi omzet hingga 3 miliar rupiah loh!
Namun kesuksesan Ali Muharam tidak lepas dari berbagai rintangan yang dia lewati.
Kehidupannya dulu yang susah dan ngehe ia lewati dengan memaksakan diri untuk bekerja keras mencari pundi-pundi rupiah agar ia tetap bisa bertahan hidup.
Kengehean itu lah yang mengantarkannya untuk berjualan Makaroni Ngehe.
Kenapa ngehe? Dan bagaimana dia memulai bisnisnya itu?
Simak ceritanya di bawah ini
Apa sih ngehe itu?
Sedikit terdengar kasar namun kata ngehe memiliki cerita dan arti yang besar bagi Ali Muharam.
Kata ngehe menggambarkan bagaimana perjuangan yang harus dia hadapi untuk bertahan hidup, apalagi saat itu dia tinggal di ibu kota dan hanya bermodalkan lulusan SMA.
Ali sempat menjadi OB (office boy), lalu menjadi sales dan bahkan menjadi penjaga kantin di salah satu kantor di Jakarta.
Pernah juga ia bekerja sebagai penjaga toko baju di Jakarta Utara, namun kosan dia ada di daerah Jakarta Pusat. Dan Ali harus keluar biaya transportasi sampai 20ribu per hari.
Biaya transportasi itu adalah setengah dari total gaji dia yang tidak sampai 1 juta loh. Sehingga dia sering kehabisan uang dan tidak makan seharian. Kurang ngehe apalagi coba hidupnya Ali dulu?
Ngehe sendiri artinya adalah sangat memprihatinkan. Itulah yang melatarbelakangi Ali untuk membuat nama brand Makaroni Ngehe.
Namun dengan kata ngehe itulah nama brandnya memiliki arti yang kuat, simple dan juga mudah diingat.
Ali berpikir untuk berkembang di dunia bisnis. Dia mencoba untuk meminjam modal dari sahabatnya sebesar 20juta rupiah. Padahal dia sendiri tidak tahu bagaimana nanti mengembalikan pinjamannya.
Namun tekad Ali sangat kuat, bermodal dari cemilan khas lebaran yang sering dibuat oleh ibunya dia berpikir untuk menjual makaroni resep sang ibu tersebut.
Diapun akhirnya menyewa tempat usaha di kawasan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Ali mengkonsep tokonya sendiri mulai dari warna, interior bahkan dia sendiri yang memasak dan melayani pembeli. Hingga diapun rela untuk tidur di dapur tokonya daripada harus keluar uang untuk bayar kosan.
Namun dengan strategi penghematan itu dia bisa mendapatkan omzet 30 ribu rupiah per hari atau 900 ribu tiap bulannya. Dan penghasilannya lebih utuh dibanding ketika dia bekerja menjadi sales karena dia tidak keluar transportasi dan indekos.
Setiap hari pembelinya mulai bertambah mulai dari 100 ribu bahkan 500 ribu rupiah per hari. Dan hingga akhirnya dia bisa membayar cicilan hutangnya.
Kehidupannya yang dulu sulit tidak membuat dia lupa diri. Ketika penghasilannya mulai naik, dia tidak berpikir untuk foya-foya melainkan dia alirkan penghasilannya untuk membuka cabang baru Makaroni Ngehe.
Kini Makaroni Ngehe sudah memiliki 30 outlet yang tersebar di berbagai kota mulai dari Jabodetabek, Bandung hingga Yogyakarta.
Dan rata-rata omzet per outletnya mencapai 3 sampai 5 juta rupiah per hari. Kalau ditotal kurang lebih 3 miliar rupiah per bulan.
Tidak hanya penghasilannya yang meningkat, kini dia telah membuka lapangan pekerjaan bagi 400 orang yang menjadi pegawainya.
Outlet Makaroni Ngehe memiliki desain yang mencolok yakni warna merah yang dipakai untuk warna kanopinya. Warna merah ini identik dengan rasa pedas.
Pemilihan warna dalam sebuah brand memang sangat penting. Menurut jurnal Management Decision yang terbit pada tahun 2006, sekitar 62% hingga 90% keputusan pembelian pelanggan berdasarkan dari warna sebuah logo. (marketeers.com)
Dulu Makaroni Ngehe hanya dikenal lewat mulut ke mulut (word of mouth). Butuh perjuangan lebih agar usahanya ini bisa dikenal banyak orang.
Namun kekuatan nama brand yang unik ini ternyata sangat membantu Ali dalam menjual makaroninya.
Hingga munculnya aplikasi antar makanan online atau yang kita kenal GoFood pada 2015 lalu langsung membuat Ali tergerak untuk bekerjasama menjadi salah satu merchantnya.
Dan betul saja, Makaroni Ngehe mulai dikenal lebih luas dan orderanpun semakin bertambah setiap harinya melalui aplikasi GoFood.
Ali Muharam adalah bukti bahwa kesuksesan harus diraih dengan kerja keras. Ketika kegagalan menghampirimu, itu adalah satu jalan menuju jalan lain yang lebih baik. Selalu belajar dari kesalahan dan memperbaikinya.
Dan kisah Ali Muharam ini sudah mulai banyak diekspos bahkan ia sendiri membuat ceritanya dalam sebuah buku berjudul Ngehe yang sangat menginspirasi.
Semoga cerita Ali Muharam ini bisa bermanfaat bagi Anda.
Anda mungkin sudah tidak asing mendengar nama Atta Halilintar ya.
Terlepas dari berita pribadinya, saya sendiri cukup kagum dengan keluarganya.
Dulu susah, kini keluarga Halilintar bisa sesukses sekarang. Bahkan sumber penghasilannya dari banyak cabang.
Keluarga yang terkenal karena bisa berpetualang keliling dunia bersama seluruh anggota keluarga tanpa asisten rumah tangga!
Jadi walaupun anggota keluarganya itu cukup banyak yakni 2 orang tua dan 11 anak, tapi saya salut dengan kerjasama antar saudara yang kompak dan saling melengkapi satu sama lain.
Sesuai dengan judul buku yang ditulis sang ibu "My Family My Team".
Keluarga ini memang kental dengan darah bisnis ya, ternyata sejak dini anak-anaknya sudah dilibatkan dalam bisnis.
"... berniaga merupakan pendidikan yang baik untuk anak-anak karena disitu mereka belajar berhitung, menulis, membaca, berkomunikasi, berhubungan, dan berperilaku" (sumber: inspiratorfreak)
Salah satu strategi memulai bisnis adalah dengan menjual produk yang kita pahami. Kuasai produk yang dijual sehingga lebih mudah memberikan pemahaman kepada pelanggan agar mereka yakin membeli produk tersebut.
Memang ya tak ada obat mujarab untuk meningkatkan bisnis selain menyukai bisnis itu sendiri.
Tanpa kesukaan dalam berbisnis, lama kelamaan menjalankannya akan jadi bosan dan alhasil tak ada ide bisnis baru dan mentok tidak ada inovasi.
Ini yang menjadi salah satu motto bisnis keluarga Gen Halilintar
"We promote, we sell what we wear, what we use, what we utilize"
Apa yang kita miliki adalah aset.
Coba kita lihat apa yang dijual oleh Atta Halilintar.
Fashion, kuliner, kue artis, percetakan, dan travel.
Produk-produk itu yang biasa dia gunakan sehingga dia tahu siapa target pasarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan bagaimana celahnya dia bisa berbisnis itu.
Sama halnya jika Anda saat ini memiliki produk misalnya sebuah platform atau tools online, kuasai sepenuhnya produk Anda agar ketika Anda promosi kepada target pasar, mereka paham apa kelebihannya dan yakin untuk menggunakannya.
Bisnis bukan hanya sekedar profit.
"A satisfied customer is the best business strategy of all" - Michael Leboeuf
Dapat profit gede pasti seneng dong, tapi ada satu hal yang bikin bahagia, yaitu ketika pelanggan puas dengan produk kita.
Contohnya saya yang selalu senyum-senyum sendiri dan bahagia kalau ada Sahabat Moota tiba-tiba balas email terus bilang "Alhamdulillah, semenjak pakai Moota jualan saya jadi makin lancar. Saya jadi ga perlu cek transferan secara manual. Sangat membantu kak, makasih ya" 🙂
Saya harap sharing materi hari ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda. Dan silahkan share informasi ini kepada rekan, teman dan sahabat Anda agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak lagi dengan klik icon media sosial di bawah
Terima kasih ?
Apakah Anda sedang menjalankan bisnis atau malah baru memulainya?
Kemarin saya ngobrol-ngobrol sama teman saya yang sedang merintis bisnis.
Dia jualan hijab lewat marketplace yang oren itu 😀
Terus dia curhat, katanya
"saya tuh jualan hijab tiap hari alhamdulillah ada aja yang beli lewat shopee. tapi keuntungannya gitu-gitu aja euy"
Terus saya tanya dan diskusi, alhasil kita dapat jawabannya bareng-bareng.
Jadi ternyata dia masih bingung bikin laporan keuangan bisnis dia.
Ditambah satu rekening dia masih nyampur antara buat urusan bisnis sama pribadi.
Masalah ini pernah saya bahas dalam artikel yang saya buat beberapa waktu lalu.
Kalau Anda lupa atau belum membacanya, saya share linknya di bawah ini ya
Intinya, mau bisnis kecil atau besar kelola keuangan itu sangat sangat sangat penting.
Karena banyak juga kita tahu bisnis yang gulung tikar gara-gara tidak bisa mengelola keuangan yang masuk dan keluar dengan baik.
Nah, saya coba rangkumkan untuk Anda ya beberapa poin penting yang saya dapatkan dari beberapa artikel. Salah satunya adalah dari Rico Huang, seorang pebisnis muda Indonesia. Ceritanya membangun bisnis sangat menginspirasi.
So, inilah beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh Anda yang saat ini sedang merintis bisnis agar tidak boncos alias rugi.
Setiap pengeluaran dan pemasukkan harus selalu ditulis ke dalam catatan keuangan.
Jika saat ini Anda masih mengelola bisnis sendirian, maka seminimalnya Anda harus sering-sering cek mutasi bank Anda melalui iBanking agar lebih mudah.
Jika Anda tak sempat menuliskan ulang, maka screenshot data mutasinya dan olah datanya selagi Anda memiliki waktu senggang.
Atau ketika Anda melakukan pengeluaran atau ada pemasukan, langsung catat di handphone Anda agar tidak lupa.
Iya, memang sepenting itulah mencatat laporan keuangan bisnis.
Jika sampai ada transaksi yang terlewat untuk dicatat, nantinya akan membuat laporan keuangan menjadi tidak seimbang dan pada akhirnya profit jadi tidak maksimal.
Kalau perlu Anda minta bantuan rekan atau pekerjakan akuntan yang profesional untuk membantu membuat laporan keuangan.
Dengan begitu Anda bisa tetap fokus mengurus dan mengembangkan bisnis Anda.
Mengapa marketing harus dianggarkan paling besar?
Karena untuk merintis bisnis baru, pasti butuh membangun database pelanggan.
Kebanyakan dari mereka yang baru memulai bisnis adalah banyak memproduksi barang kemudian mencari pelanggan. Sehingga budget habis diawal.
Tapi begini, saya beri contoh misal kita mau jual hijab. Terus kita buat saja PO (pre order) dimana kita cari dulu ada berapa orang yang ingin hijab yang kita jual baru kita produksi.
Caranya bisa beriklan di facebook & Instagram, mengumpulkan pelanggan dalam grup whatsapp atau melakukan teknik promosi lainnya.
Dengan begitu, budget yang kita keluarkan akan lebih terkontrol dan jelas. Bahkan kita juga bisa tahu sebenarnya pelanggan kita butuh produk seperti apa.
Bagilah anggaran pengeluaran bisnis Anda ke dalam hal-hal tertentu yang dibutuhkan agar pengeluarannya bisa terkontrol dan tidak melebihi batas.
Hal ini berkaitan dengan arus kas yang jika tidak teratur pemakaiannya bisa-bisa membuat bisnis Anda mengalami kerugian.
Oleh karena itu, sangat perlu menyusun anggaran keuangan secara rutin dan bijaksanalah dalam menggunakan modal usaha.
Uang usaha harus jelas akan digunakan untuk apa.
Banyak kesalahan yang dilakukan oleh pebisnis baru karena hal ini.
Terjadi pula oleh teman saya tadi, dia masih menggunakan rekening yang sama untuk keperluan bisnis dan pribadi sehingga pada akhirnya dia bingung sendiri mana profit yang boleh digunakan untuk hangout dan mana profit yang harus digunakan untuk produksi barang jualan.
Seringnya, karena kita lihat saldo rekening aman jadinya dana usaha terpakai untuk keperluan pribadi.
Agar terhindar dari kesalahan tersebut ya mau tidak mau kita harus memiliki akun rekening lain agar arus kas tidak kacau.
Ingin terhindar dari kesalahan pengelolaan keuangan bisnis?
Kini, Moota hadir membantu Anda untuk mengelola keuangan bisnis menjadi lebih mudah.
Jika saat ini Anda memiliki lebih dari 2 akun rekening, tak perlu lagi repot-repot cek mutasinya satu per satu ke iBanking masing-masing bank karena semuanya tampil dalam 1 dashboard Moota.
Anda bisa mengekspor data-data mutasi bank Anda melalui Microsoft Excel sehingga sangat memudahkan Anda untuk membuat laporan keuangan.
Cek Moota sekarang juga
Anda ingin omset bisnis naik?
Ya pasti dong, itu sudah menjadi keinginan yang mutlak lah yaa hehe
Lalu munculah pertanyaan
"tapi gimana caranya biar pendapatan bisnis saya naik?"
"coba naikin harganya"
"wah kalau caranya begitu, pelanggan saya bisa-bisa kabur dong. Ada cara lain?"
Oke, jadi beberapa waktu lalu saya nonton video youtube-nya Denny Santoso seorang digital marketing dan pengusaha Indonesia yang cukup sering saya tonton juga video-videonya.
Di salah satu video youtube-nya berjudul "Cara Jualan Tiket IMAX Captain Marvel Lebih Mahal 10X Lipat", dia membeberkan cara-cara yang menurut saya menarik.
Oleh karena itu, saya ingin berbagi apa yang saya dapatkan dari video tersebut kepada Anda dan semoga bisa bermanfaat.
Jadi begini...
Kita tahu harga tiket nonton film itu kisarannya berapa sih? 50ribuan lah paling ya.
Tapi Denny Santoso ingin menjual tiket nonton film Captain Marvel dengan harga 800ribu per orang, edan!!
Pertanyaannya, emang ada yang beli?
Jawabannya ADA!
Gimana caranya?
-- Hook Story Offer --
(Kaitannya apa? Ceritanya apa? Penawarannya apa?)
Begini, biasanya sebelum atau setelah orang nonton film, mereka akan makan sambil ngobrol-ngobrol. Tapi gimana caranya kegiatan tersebut bisa dikemas dengan hal yang lebih bernilai tinggi.
Nah saat itu dia mencoba untuk memberikan hal baru. Ada kesempatan khusus bagi siapa saja yang ingin ngobrol dan diskusi bisnis secara intimate dan personal sambil dinner bareng Denny Santoso dengan bonus nonton film Captain Marvel.
Apa yang dia jual? Ya sama seperti yang ada di bioskop yaitu jual tiket film. Tapi kemasan dan layanannya dia ubah dengan cara yang berbeda.
Hasilnya, dia bisa meningkatkan harga tiket nonton film menjadi 800ribu per orang.
Intinya adalah "create value".
Bukan karena followers dia banyak tapi ada value atau nilai atau dalam kata lain layanan tambahan yang dia berikan.
Bukan fungsi produknya yang diubah, tapi kebutuhan audiens-nya yang ditambah.
Kalau Anda fokus hanya untuk menjual produk agar laku keras, Anda akan menemukan persaingan harga yang sangat banyak.
Semua kompetitor Anda berlomba-lomba memberikan harga murah agar banyak yang beli. Mahal dikit, pelanggan bisa kabur.
Ketahui apa yang pelanggan Anda butuhkan (selain produk fisik).
Contoh lain, Anda menjual hijab.
Harga hijab berapa coba sekarang? Banyak banget yang murah kan?
Tapi coba Anda berikan pelayanan lebih seperti memberikan garansi kerusakan atau video tutorial hijab untuk berbagai acara dan kegiatan lalu dikemas dalam 1 flashdisk. Anda juga bisa membagikan tips-tips merawat hijab melalui whatsapp atau email sehingga bisa lebih dekat dengan pelanggan Anda.
Apapun itu, asalkan ada value tambah yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan Anda. Dan jika sudah dapat kuncinya, barulah Anda bisa memberikan harga yang sesuai dengan value produk Anda.
Jadi, ketahui target marketnya terlebih dahulu, baru berikan penawarannya (offer).
Offer atau penawarannya sama dengan yang lain yakni jual tiket nonton atau jual hijab.
Tapi Hook dan Story-nya kita ciptakan sendiri sesuai kebutuhan audiens.
Saya harap sharing materi hari ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda. Dan silahkan share informasi ini kepada rekan, teman dan sahabat Anda agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak lagi dengan klik icon media sosial di bawah
Terima kasih ?
Siapa sih Milenial itu?
Milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1980an hingga akhir tahun 1990an.
Apakah Anda termasuk dalam rentang umur Millenial?
~Jujur yah, ga usah dikurang-kurangin 😀
Nah, jika kita membahas target pasar (market) dalam bisnis, umur-umur Milenial ini sering kali menjadi bidikan para pebisnis agar membeli dan menggunakan produk yang mereka jual.
Generasi Milenial merupakan target pasar yang sangat potensial bagi para pebisnis karena tingkat daya beli yang luar biasa. Budaya konsumtif yang dimiliki oleh Milenial juga menjadi keuntungan tersendiri untuk meningkatkan pendapatan usaha.
Menurut Kissmetric, pada tahun 2020 diprediksikan generasi Milenial akan mendominasi 50% dalam transaksi pembelian online.
Bahkan pada tahun 2025, angkanya akan semakin naik hingga mencapai 75%.
Oleh karena itu, wajib bagi Anda sebagai pebisnis untuk mempertimbangkan dan memahami calon konsumen ini lebih dalam.
Namun, perlu diingat bahwa generasi Milenial ini butuh perlakuan khusus agar mereka mau membeli dan loyal terhadap produk Anda.
Di bawah ini akan saya share beberapa cara singkat untuk menggaet generasi Milenial yang saya dapatkan dari beberapa sumber dan saya rangkum poin-poin pentingnya.
Dalam sebuah survey (Neil Patel), disebutkan bahwa sekitar 73% generasi millenials lebih memilih untuk membeli produk secara online. Angka yang cukup tinggi dan sangat menggiurkan bagi Anda pelaku bisnis.
Dan kini, setidaknya 50,5% pebisnis sudah memasarkan produknya secara online.
Tidak harus menggunakan website, Anda juga bisa memaksimalkan media sosial seperti facebook, instagram, snapchat dan twitter. Buatlah konten gambar atau video yang menarik.
Namun jika Anda ingin atau sudah memiliki website, maka akan jauh lebih baik.
Jadi, sudah go online kah produk Anda?
Milenial itu inginnya cepet dan engga ribet.
Jadi, buatlah proses orderan yang simple dan tidak terlalu lama alias ribet.
Sekitar 52% dari Millenials menggunakan smartphone untuk browsing dan belanja.
Oleh karena itu, ciptakanlah pengalaman berbelanja yang asik dan mudah. Jika terlalu ribet dan panjang, bisa-bisa mereka membatalkan orderan ditengah jalan.
Caranya Anda bisa membuat website yang user friendly berbentuk ecommerce misalnya. Lalu gunakan tampilan yang menarik seperti menggunakan gambar dan icon yang jelas dan besar, tombol yang mudah di klik dan jangan lupa perhatikan kecepatan loading saat mengakses websitenya.
Termasuk juga saat proses checkout dan pembayaran, usahakan prosesnya sesimpel mungkin. Anda juga bisa memanfaatkan sistem cashless untuk lebih memudahkan pembeli dalam bertransaksi.
Milenial sangat dekat dengan media sosial dan akan menjadi kekuatan utama bagi usaha Anda.
Menurut riset, sebanyak 66% generasi millenials akan meminta pendapat dari orang-orang yang mereka kenal sebelum membeli sesuatu.
Atau ketika mereka melihat iklan sebuah produk, mereka akan melihat review atau testimoni yang dilakukan orang-orang di internet.
Dan Milenial juga senang untuk membagikan pengalaman saat menggunakan sebuah produk.
Artinya, jika mereka puas dengan produk Anda, maka peluang agar produk Anda direkomendasikan ke orang lain akan sangat besar.
Namun jangan salah, jika Anda tidak menjaga kualitas produk Anda, mereka juga tak segan untuk membagikan pengalaman buruknya sehingga dapat menjatuhkan citra brand Anda.
Anda juga bisa meningkatkan citra positif dengan melakukan kampanye atau mendukung aktivitas-aktivitas positif yang disukai oleh Milenial.
Misalnya Anda menjual hijab, lalu Anda melakukan kampanye bahwa 15% dari penjualan hijab tersebut akan di donasikan untuk korban bencara alam.
Atau Anda tingkatkan kekuatan visi dan misi kenapa mereka harus menggunakan produk Anda.
Seperti misalnya dengan menggunakan Moota, maka akan semakin banyak pebisnis online yang terbantu karena tidak perlu cek transferan secara manual.
Dan dengan kemudahan tersebut, bisa memunculkan para pebisnis online baru di Indonesia yang semakin inovatif dan inspiratif.
Itulah sedikit cara menggaet Milenial agar membeli dan menggunakan produk Anda.
Saya harap sharing materi hari ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda. Dan silahkan share informasi ini kepada rekan, teman dan sahabat Anda agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak lagi dengan klik icon media sosial di bawah
Terima kasih ?
Saat ini saya lagi senang-senangnya membaca buku tentang copywriting. Dan ada satu buku yang sangat menarik, judulnya Hypnotic Writing yang tak lain penulisnya adalah Joe Vitale.
"Semua komunikasi yang sukses adalah hipnosis" - Milton H. Erikson
Secara umum, Hypnotic Writing adalah semua tulisan yang menarik perhatian Anda dimana Anda dengan sengaja menggunakan kata-kata untuk memandu orang ke dalam keadaan mental yang terfokus dimana mereka cenderung membeli produk atau jasa Anda.
"Keluarlah dari ego Anda dan masuklah ke dalam ego pembaca" - Joe Vitale
Terjemahkan apa yang ingin Anda katakan menjadi kata dan konsep sederhana yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Semua tips, trik, dan panduan dari berbagai artikel untuk menulis deskripsi produk itu benar. Namun, Anda tetap harus menciptakan gaya menulis Anda sendiri untuk membangun karakter brand Anda.
Ada rumus dari Joe Vitale untuk menulis deskripsi yang bisa memengaruhi pembaca.
Tidak terlalu penting panjang pendeknya tulisan Anda asalkan kata-katanya tetap menarik bagi pembaca.
Apa rahasia menulis cerita yang menghipnotis?
Bukan pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak. Namun sebuah pertanyaan yang menggugah pikiran.
Cara apa yang membuat orang mengambil tindakan?
Rasa sakit dan rasa senang berupa kebutuhan dan keinginan. Maka jualah hal itu.
Sekali lagi,
"Keluarlah dari ego Anda dan masuklah ke dalam ego pembaca" - Joe Vitale
Ciptakanlah gaya hypnotic writing Anda dengan menuliskannya, menulis ulang dengan mengukirnya, memahatnya, memolesnya, hingga sempurna. Buat setiap kalimat menjadi aktif, akrab, dan hidup.
Sebagai contoh, jika Anda sadar dan tahu, mengapa di beberapa acara hipnotis ada kata-kata yang sebenarnya selalu diulang?
"mengantuklah... mengantuklah... mengantuklah..."
Kata-kata itulah yang sebenarnya mampu menghipnotis alam bawah sadar pembaca/pendengar.
"Sesungguhnya trik iklan yang paling hebat adalah terus menerus mengulangi saran yang sama sambil mempertahankan kesan baru ide itu" - Kenneth Goode
Berikut beberapa contoh cara menulis judul yang menghipnotis menurut Joe Vitale
Saya akan menyimpulkan apa yang ingin saya katakan lalu menuangkannya ke dalam 1 judul yang saya sendiri harus antusias akan judul tersebut. Walaupun mungkin di akhir akan saya edit agar lebih sesuai dengan proses penulisan.
"Kita memilih apa yang ingin kita baca lewat judul" - Claude Hopkins
Nah sebagai penutup, berikut rangkuman/rumusan hypnotic writing Joe Vitale
Sekarang Anda sudah tahu rahasianya bagaimana menulis cerita atau iklan yang bisa menghipnotis pembaca Anda.
Sstt... Ini hanya materi mentah, karena setelah itu Anda sendiri yang akan mengembangkannya sesuai dengan produk Anda. Sama seperti saya yang masih harus belajar sama expert-expert diluar sana 😀
Saya harap sharing materi hari ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda. Dan silahkan share informasi ini kepada rekan, teman dan sahabat Anda agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak lagi dengan klik icon media sosial di bawah
Terima kasih 🙂
Beberapa waktu lalu saya membaca buku yang bagus dari penulis yang keren juga. Mungkin Anda juga sudah ada yang tahu beliau.
Judul bukunya "Easy Copywriting". Ada yang tahu buku siapa?
Yup, bukunya kang Dewa Eka Prayoga yang dikenal sebagai Dewa Selling dan sekarang omzetnya sudah gede, Masya Allah.
Di buku itu ada salah satu dari sekian banyak part yang selalu saya ingat dalam pikiran saya.
Dalam jualan online, prinsipnya sederhana: SHARING-SHARING dahulu, SELLING-SELLING kemudian.
Dalam dunia jualan online, kalau kita sudah mengumpulkan database pelanggan, maka jangan dibiarin gitu aja.
Terus diapain dong?
Ibaratnya seperti kolam yang penuh dengan ikan yang baru saja saya beli dari juragan empang di daerah Cikalong (dimana coba tuh) 😀
Setelah saya dapatkan ikannya apakah akan saya pancing dan langsung dijual kembali??
~Ikannya masih kecil atuh, kasih makan dulu~
Nah itu dia, ikannya saya kasih makan dulu biar seneng.
Jadi kalau kita sudah punya database, jangan cuma jualan tapi sering-sering kasih mereka edukasi sama tips-tips bermanfaat. Beri mereka VALUE sebagai langkah awal kita membangun relationship dengan mereka. Dan ini menjadi hal yang penting bahkan dijadikan prinsip.
Kalau Anda menjual hijab, maka sering-seringlah kasih mereka tips misalnya "tips mencuci hijab agar tidak rusak" , "cara merawat hijab bahan voile yang benar" dan tips-tips lain yang tentunya bermanfaat bagi konsumen.
Apapun bisnis Anda, mendapatkan omzet tinggi itu memang tujuannya. Tapi dengan menjalin kedekatan dengan konsumen dan sharing rutin mengenai hal-hal yang mereka sukai dan butuhkan, akan menciptakan kepercayaan (TRUST) dan memberikan VALUE yang lebih baik dibanding kompetitor.
Karena...
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain"
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)
Semoga bermanfaat, dan walaupun sharingnya tidak terlalu banyak tapi saya harap bisa membuat produk Anda semakin laris, Aamiin.
Apa yang Anda pikirkan saat mendengar kata "beriklan"? Mungkin pikiran Anda langsung melayang pada iklan yang ada di televisi atau di papan reklame besar. Ya, iklan konvensional memang menggunakan cara-cara tersebut.
Namun zaman berubah, dan Anda bahkan bisa beriklan di media sosial. Salah satu media sosial yang efektif dijadikan media untuk beriklan adalah Facebook.
Di Facebook, Anda bisa beriklan bahkan dengan bujet sebesar sepuluh ribu saja. Sangat menarik bukan? Ini akan menjadi sesuatu yang begitu membantu para pemilik bisnis kecil dan pemula.
Lantas, bagaimana cara sukses beriklan di Facebook untuk meningkatkan penjualan dan engagement produk? Simak di sini ya
Saat akan beriklan di Facebook, gunakan gambar yang efektif. Nah, seperti apa sih, gambar yang efektif itu? Gambar efektif merupakan gambar yang jelas menampilkan produk, jelas, dan tidak mengandung terlalu banyak tulisan.
Informasi berupa tulisan sebaiknya diletakkan pada kolom konten. Nah, jangan berbelit-belit, dan berikan informasi yang singkat, padat, dan jelas. Ini akan menarik banyak pengguna dan membuat mereka bisa memahami apa yang Anda sampaikan dengan jelas.
Gunakan pula gambar yang bebas lisensi atau milik Anda sendiri. Jangan sesekali mengambil gambar orang lain, karena bila otoritas Facebook mengetahui hal ini, iklan Anda bisa-bisa akan dilarang.
Facebook memberikan beberapa pilihan jangkauan iklan, mulai dari jangkauan usia, gender, hingga lokasi. Semakin luas dan spesifik jangkauan, maka semakin besar biaya yang harus Anda bayarkan.
Nah, tentukan berapa bujet Anda, siapa audiens yang mau dijangkau, dan di mana lokasinya. Pilih tempat-tempat yang spesifik, begitu pula usia dan gender. Ini akan mampu menghemat bujet serta membuat iklan menjadi lebih tepat sasaran.
Instagram dan Facebook sudah saling berhubungan, jadi, mengapa tidak mengintegrasikan iklan di Facebook dan Instagram?
Saat Anda membuat iklan di Instagram, Anda bisa menghubungkannya dengan akun Facebook, dan sebaliknya. Jadi, efektifkan pemasaran melalui hal tersebut, supaya pemirsa yang terjaring pun lebih banyak.
Semakin banyak iklan, maka semakin meningkat penjualan? Belum tentu. Iklan yang terlalu banyak justru tak terlalu efektif. Apalagi bila Anda menyiarkannya dalam waktu yang berdekatan.
Selain membosankan, iklan yang terlalu banyak justru akan menyia-nyiakan bujet yang Anda miliki, lho. Lagipula, melakukan serbuan iklan Facebook akan membuat akun Anda dianggap sebagai akun yang doyan menyebarkan spam.
Anda bisa menjadwalkan iklan Anda sesuai kebutuhan. Misalnya 14 hari dalam sebulan.
Saat beriklan di Facebook, Anda juga bisa mengatur waktu siaran. Nah, tentukan berapa lama Anda mau beriklan dan tentukan berapa bujet harian.
Semakin lama Anda beriklan, tentu semakin banyak bujet yang harus dikeluarkan. Nah, untuk menghemat bujet, Anda bisa mempersingkat waktu siaran atau memperkecil jangkauan. Mana yang lebih baik? Tentu itu bergantung pada kebutuhan Anda.
Bila Anda ingin produk terlihat lebih menarik, mengapa tidak beriklan dengan menggunakan video? Video memiliki sifat yang lebih interaktif dan juga mampu menarik perhatian orang.
Misalnya, bila Anda memiliki produk peralatan kecantikan. Anda bisa membuat video tutorial penggunaan produk tersebut. Selain informatif, hal ini akan meningkatkan kepercayaan orang pada kredibilitas produk Anda.
Jadi, bagaimana? Sudah siap untuk sukses beriklan di Facebook? Yuk, mulai sekarang juga supaya bisnis daring Anda bisa meraup keuntungan yang besar.
Tentunya kita semua sudah tidak asing dengan bisnis startup, apalagi di Indonesia sendiri terdapat beberapa start up yang sudah berperingkat unikorn, bahkan telah ada yang berada di posisi dekakorn.
Namun sayangnya, banyak pula perusahaan startup di Indonesia hanya bertahan seumur jagung dan lenyap begitu saja. Memulai bisnis memang mudah, tapi mengembangkan dan mempertahankannya bukan persoalan sepele.
Oleh karena itu, sebagai pebisnis pemula, kita juga harus bisa mengembangkan bisnis dengan scale up untuk bisa naik ke tingkatan yang lebih tinggi lagi. Bagaimana cara scale up bisnis kita agar dapat melipatgandakan keuntungan? Berikut sedikit tipsnya.
Bisnis apa saja pasti memerlukan sebuah modal. Besar kecilnya modal tergantung dari jenis bisnis yang akan dikembangkan. Tidak ada jaminan bisnis dengan modal besar akan lebih untung atau sebaliknya, semuanya tergantung dari pengembangan bisnis dan investor yang tepat.
Agar dapat mengembangkan bisnis dengan sukses, kita juga perlu investor yang sesuai, bukan hanya banyaknya modal saja yang digelontorkan. Investor yang salah justru akan membangun bisnis yang baru mulai berjalan, meskipun mereka telah memberikan modal besar.
Kita sebagai pemilik bisnis juga dapat kehilangan fokus bisnis dan bahkan kontrol terhadap perusahaan. Menemukan investor yang tepat dan sesuai sangat wajib dilakukan demi perkembangan bisnis yang lebih baik.
Cara scale up bisnis selanjutnya adalah dengan menemukan dan membuat tim-tim terbaik yang solid. Sebesar apapun sebuah bisnis, tetapi tidak memiliki tim yang bekerja dengan baik juga dapat mengancam keberlangsungan bisnis yang sedang dirintis.
Hal ini menjadi salah satu prinsip agar sebuah bisnis dapat scale up. Tidak semua pekerjaan dapat dilakukan sendirian, beberapa pekerjaan memang membutuhkan tenaga ahli dan profesional.
Tim terbaik yang terdiri dari orang-orang yang ahli di bidangnya tentu sangat diperlukan dalam mengembangkan bisnis. Tidak hanya terbaik saja, tim yang dibentuk juga harus solid dan memiliki integritas dalam bekerja.
Dalam pengembangan bisnis dengan scale up, sistem baik yang tertata juga sangat diperlukan. Hal ini dapat dimulai dengan membuat berbagai kebijakan yang dijalankan secara sistematis, tidak acak. Bisa dengan membuat SOP yang jelas, hak dan kewajiban serta kewenangan karyawan, atau langkah-langkah menghadapi keluhan pelanggan.
Sistem yang tertata dan dijalankan dengan baik akan meningkatkan kinerja bisnis dengan baik pula. Selain itu, efisiensi dan produktivitas juga dapat ditingkatkan dengan sendirinya. Dengan peningkatan kedua hal tersebut, pastinya bisnis yang berjalan akan dapat berkembang lebih baik.
Membangun sebuah personal brand juga merupakan salah satu cara scale up bisnis. Personal brand yang baik tentu memberikan pengalaman yang berbeda kepada konsumen/audience. Bangun reputasi baik di depan para audience agar mereka menganggap kita adalah orang yang tepat dan ahli di bidang bisnis yang digeluti.
Bila bisnis sudah mulai berkembang dan mendapatkan reputasi yang baik, maka saatnya untuk menemukan jaringan baru atau memperkuat jaringan bisnis yang lama. Memiliki koneksi khusus dengan para orang tertentu bisa saja akan sangat menguntungkan.
Koneksi ini diperlukan terutama untuk mengembangkan bisnis agar lebih maju. Sudah banyak buktinya, mereka yang mendapatkan koneksi ke orang yang tepat cenderung memiliki jaringan bisnis yang sangat luas.
Setiap usaha tidak hanya dirintis saja, tetapi juga perlu dikembangkan dan ditingkatkan kemajuannya. Maka dari itu, scale up sangat perlu dilakukan, terutama bagi bisnis-bisnis startup.
Apakah sudah paham dengan cara scale up bisnis seperti di atas? Sudah siap untuk mempraktekannya?
Memiliki bisnis kecil namun menghasilkan omzet miliaran rupiah ternyata bukan cuma khayalan semata. Keinginan itu telah dibuktikan oleh Ali Muharam pemilik bisnis cemilan hits Makaroni Ngehe.
Pria kelahiran Tasikmalaya ini sekarang bisa mengantongi omzet hingga 3 miliar rupiah loh!
Namun kesuksesan Ali Muharam tidak lepas dari berbagai rintangan yang dia lewati.
Kehidupannya dulu yang susah dan ngehe ia lewati dengan memaksakan diri untuk bekerja keras mencari pundi-pundi rupiah agar ia tetap bisa bertahan hidup.
Kengehean itu lah yang mengantarkannya untuk berjualan Makaroni Ngehe.
Kenapa ngehe? Dan bagaimana dia memulai bisnisnya itu?
Simak ceritanya di bawah ini
Apa sih ngehe itu?
Sedikit terdengar kasar namun kata ngehe memiliki cerita dan arti yang besar bagi Ali Muharam.
Kata ngehe menggambarkan bagaimana perjuangan yang harus dia hadapi untuk bertahan hidup, apalagi saat itu dia tinggal di ibu kota dan hanya bermodalkan lulusan SMA.
Ali sempat menjadi OB (office boy), lalu menjadi sales dan bahkan menjadi penjaga kantin di salah satu kantor di Jakarta.
Pernah juga ia bekerja sebagai penjaga toko baju di Jakarta Utara, namun kosan dia ada di daerah Jakarta Pusat. Dan Ali harus keluar biaya transportasi sampai 20ribu per hari.
Biaya transportasi itu adalah setengah dari total gaji dia yang tidak sampai 1 juta loh. Sehingga dia sering kehabisan uang dan tidak makan seharian. Kurang ngehe apalagi coba hidupnya Ali dulu?
Ngehe sendiri artinya adalah sangat memprihatinkan. Itulah yang melatarbelakangi Ali untuk membuat nama brand Makaroni Ngehe.
Namun dengan kata ngehe itulah nama brandnya memiliki arti yang kuat, simple dan juga mudah diingat.
Ali berpikir untuk berkembang di dunia bisnis. Dia mencoba untuk meminjam modal dari sahabatnya sebesar 20juta rupiah. Padahal dia sendiri tidak tahu bagaimana nanti mengembalikan pinjamannya.
Namun tekad Ali sangat kuat, bermodal dari cemilan khas lebaran yang sering dibuat oleh ibunya dia berpikir untuk menjual makaroni resep sang ibu tersebut.
Diapun akhirnya menyewa tempat usaha di kawasan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Ali mengkonsep tokonya sendiri mulai dari warna, interior bahkan dia sendiri yang memasak dan melayani pembeli. Hingga diapun rela untuk tidur di dapur tokonya daripada harus keluar uang untuk bayar kosan.
Namun dengan strategi penghematan itu dia bisa mendapatkan omzet 30 ribu rupiah per hari atau 900 ribu tiap bulannya. Dan penghasilannya lebih utuh dibanding ketika dia bekerja menjadi sales karena dia tidak keluar transportasi dan indekos.
Setiap hari pembelinya mulai bertambah mulai dari 100 ribu bahkan 500 ribu rupiah per hari. Dan hingga akhirnya dia bisa membayar cicilan hutangnya.
Kehidupannya yang dulu sulit tidak membuat dia lupa diri. Ketika penghasilannya mulai naik, dia tidak berpikir untuk foya-foya melainkan dia alirkan penghasilannya untuk membuka cabang baru Makaroni Ngehe.
Kini Makaroni Ngehe sudah memiliki 30 outlet yang tersebar di berbagai kota mulai dari Jabodetabek, Bandung hingga Yogyakarta.
Dan rata-rata omzet per outletnya mencapai 3 sampai 5 juta rupiah per hari. Kalau ditotal kurang lebih 3 miliar rupiah per bulan.
Tidak hanya penghasilannya yang meningkat, kini dia telah membuka lapangan pekerjaan bagi 400 orang yang menjadi pegawainya.
Outlet Makaroni Ngehe memiliki desain yang mencolok yakni warna merah yang dipakai untuk warna kanopinya. Warna merah ini identik dengan rasa pedas.
Pemilihan warna dalam sebuah brand memang sangat penting. Menurut jurnal Management Decision yang terbit pada tahun 2006, sekitar 62% hingga 90% keputusan pembelian pelanggan berdasarkan dari warna sebuah logo. (marketeers.com)
Dulu Makaroni Ngehe hanya dikenal lewat mulut ke mulut (word of mouth). Butuh perjuangan lebih agar usahanya ini bisa dikenal banyak orang.
Namun kekuatan nama brand yang unik ini ternyata sangat membantu Ali dalam menjual makaroninya.
Hingga munculnya aplikasi antar makanan online atau yang kita kenal GoFood pada 2015 lalu langsung membuat Ali tergerak untuk bekerjasama menjadi salah satu merchantnya.
Dan betul saja, Makaroni Ngehe mulai dikenal lebih luas dan orderanpun semakin bertambah setiap harinya melalui aplikasi GoFood.
Ali Muharam adalah bukti bahwa kesuksesan harus diraih dengan kerja keras. Ketika kegagalan menghampirimu, itu adalah satu jalan menuju jalan lain yang lebih baik. Selalu belajar dari kesalahan dan memperbaikinya.
Dan kisah Ali Muharam ini sudah mulai banyak diekspos bahkan ia sendiri membuat ceritanya dalam sebuah buku berjudul Ngehe yang sangat menginspirasi.
Semoga cerita Ali Muharam ini bisa bermanfaat bagi Anda.
Anda mungkin sudah tidak asing mendengar nama Atta Halilintar ya.
Terlepas dari berita pribadinya, saya sendiri cukup kagum dengan keluarganya.
Dulu susah, kini keluarga Halilintar bisa sesukses sekarang. Bahkan sumber penghasilannya dari banyak cabang.
Keluarga yang terkenal karena bisa berpetualang keliling dunia bersama seluruh anggota keluarga tanpa asisten rumah tangga!
Jadi walaupun anggota keluarganya itu cukup banyak yakni 2 orang tua dan 11 anak, tapi saya salut dengan kerjasama antar saudara yang kompak dan saling melengkapi satu sama lain.
Sesuai dengan judul buku yang ditulis sang ibu "My Family My Team".
Keluarga ini memang kental dengan darah bisnis ya, ternyata sejak dini anak-anaknya sudah dilibatkan dalam bisnis.
"... berniaga merupakan pendidikan yang baik untuk anak-anak karena disitu mereka belajar berhitung, menulis, membaca, berkomunikasi, berhubungan, dan berperilaku" (sumber: inspiratorfreak)
Salah satu strategi memulai bisnis adalah dengan menjual produk yang kita pahami. Kuasai produk yang dijual sehingga lebih mudah memberikan pemahaman kepada pelanggan agar mereka yakin membeli produk tersebut.
Memang ya tak ada obat mujarab untuk meningkatkan bisnis selain menyukai bisnis itu sendiri.
Tanpa kesukaan dalam berbisnis, lama kelamaan menjalankannya akan jadi bosan dan alhasil tak ada ide bisnis baru dan mentok tidak ada inovasi.
Ini yang menjadi salah satu motto bisnis keluarga Gen Halilintar
"We promote, we sell what we wear, what we use, what we utilize"
Apa yang kita miliki adalah aset.
Coba kita lihat apa yang dijual oleh Atta Halilintar.
Fashion, kuliner, kue artis, percetakan, dan travel.
Produk-produk itu yang biasa dia gunakan sehingga dia tahu siapa target pasarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan bagaimana celahnya dia bisa berbisnis itu.
Sama halnya jika Anda saat ini memiliki produk misalnya sebuah platform atau tools online, kuasai sepenuhnya produk Anda agar ketika Anda promosi kepada target pasar, mereka paham apa kelebihannya dan yakin untuk menggunakannya.
Bisnis bukan hanya sekedar profit.
"A satisfied customer is the best business strategy of all" - Michael Leboeuf
Dapat profit gede pasti seneng dong, tapi ada satu hal yang bikin bahagia, yaitu ketika pelanggan puas dengan produk kita.
Contohnya saya yang selalu senyum-senyum sendiri dan bahagia kalau ada Sahabat Moota tiba-tiba balas email terus bilang "Alhamdulillah, semenjak pakai Moota jualan saya jadi makin lancar. Saya jadi ga perlu cek transferan secara manual. Sangat membantu kak, makasih ya" 🙂
Saya harap sharing materi hari ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda. Dan silahkan share informasi ini kepada rekan, teman dan sahabat Anda agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak lagi dengan klik icon media sosial di bawah
Terima kasih ?
Apakah Anda sedang menjalankan bisnis atau malah baru memulainya?
Kemarin saya ngobrol-ngobrol sama teman saya yang sedang merintis bisnis.
Dia jualan hijab lewat marketplace yang oren itu 😀
Terus dia curhat, katanya
"saya tuh jualan hijab tiap hari alhamdulillah ada aja yang beli lewat shopee. tapi keuntungannya gitu-gitu aja euy"
Terus saya tanya dan diskusi, alhasil kita dapat jawabannya bareng-bareng.
Jadi ternyata dia masih bingung bikin laporan keuangan bisnis dia.
Ditambah satu rekening dia masih nyampur antara buat urusan bisnis sama pribadi.
Masalah ini pernah saya bahas dalam artikel yang saya buat beberapa waktu lalu.
Kalau Anda lupa atau belum membacanya, saya share linknya di bawah ini ya
Intinya, mau bisnis kecil atau besar kelola keuangan itu sangat sangat sangat penting.
Karena banyak juga kita tahu bisnis yang gulung tikar gara-gara tidak bisa mengelola keuangan yang masuk dan keluar dengan baik.
Nah, saya coba rangkumkan untuk Anda ya beberapa poin penting yang saya dapatkan dari beberapa artikel. Salah satunya adalah dari Rico Huang, seorang pebisnis muda Indonesia. Ceritanya membangun bisnis sangat menginspirasi.
So, inilah beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh Anda yang saat ini sedang merintis bisnis agar tidak boncos alias rugi.
Setiap pengeluaran dan pemasukkan harus selalu ditulis ke dalam catatan keuangan.
Jika saat ini Anda masih mengelola bisnis sendirian, maka seminimalnya Anda harus sering-sering cek mutasi bank Anda melalui iBanking agar lebih mudah.
Jika Anda tak sempat menuliskan ulang, maka screenshot data mutasinya dan olah datanya selagi Anda memiliki waktu senggang.
Atau ketika Anda melakukan pengeluaran atau ada pemasukan, langsung catat di handphone Anda agar tidak lupa.
Iya, memang sepenting itulah mencatat laporan keuangan bisnis.
Jika sampai ada transaksi yang terlewat untuk dicatat, nantinya akan membuat laporan keuangan menjadi tidak seimbang dan pada akhirnya profit jadi tidak maksimal.
Kalau perlu Anda minta bantuan rekan atau pekerjakan akuntan yang profesional untuk membantu membuat laporan keuangan.
Dengan begitu Anda bisa tetap fokus mengurus dan mengembangkan bisnis Anda.
Mengapa marketing harus dianggarkan paling besar?
Karena untuk merintis bisnis baru, pasti butuh membangun database pelanggan.
Kebanyakan dari mereka yang baru memulai bisnis adalah banyak memproduksi barang kemudian mencari pelanggan. Sehingga budget habis diawal.
Tapi begini, saya beri contoh misal kita mau jual hijab. Terus kita buat saja PO (pre order) dimana kita cari dulu ada berapa orang yang ingin hijab yang kita jual baru kita produksi.
Caranya bisa beriklan di facebook & Instagram, mengumpulkan pelanggan dalam grup whatsapp atau melakukan teknik promosi lainnya.
Dengan begitu, budget yang kita keluarkan akan lebih terkontrol dan jelas. Bahkan kita juga bisa tahu sebenarnya pelanggan kita butuh produk seperti apa.
Bagilah anggaran pengeluaran bisnis Anda ke dalam hal-hal tertentu yang dibutuhkan agar pengeluarannya bisa terkontrol dan tidak melebihi batas.
Hal ini berkaitan dengan arus kas yang jika tidak teratur pemakaiannya bisa-bisa membuat bisnis Anda mengalami kerugian.
Oleh karena itu, sangat perlu menyusun anggaran keuangan secara rutin dan bijaksanalah dalam menggunakan modal usaha.
Uang usaha harus jelas akan digunakan untuk apa.
Banyak kesalahan yang dilakukan oleh pebisnis baru karena hal ini.
Terjadi pula oleh teman saya tadi, dia masih menggunakan rekening yang sama untuk keperluan bisnis dan pribadi sehingga pada akhirnya dia bingung sendiri mana profit yang boleh digunakan untuk hangout dan mana profit yang harus digunakan untuk produksi barang jualan.
Seringnya, karena kita lihat saldo rekening aman jadinya dana usaha terpakai untuk keperluan pribadi.
Agar terhindar dari kesalahan tersebut ya mau tidak mau kita harus memiliki akun rekening lain agar arus kas tidak kacau.
Ingin terhindar dari kesalahan pengelolaan keuangan bisnis?
Kini, Moota hadir membantu Anda untuk mengelola keuangan bisnis menjadi lebih mudah.
Jika saat ini Anda memiliki lebih dari 2 akun rekening, tak perlu lagi repot-repot cek mutasinya satu per satu ke iBanking masing-masing bank karena semuanya tampil dalam 1 dashboard Moota.
Anda bisa mengekspor data-data mutasi bank Anda melalui Microsoft Excel sehingga sangat memudahkan Anda untuk membuat laporan keuangan.
Cek Moota sekarang juga
Anda ingin omset bisnis naik?
Ya pasti dong, itu sudah menjadi keinginan yang mutlak lah yaa hehe
Lalu munculah pertanyaan
"tapi gimana caranya biar pendapatan bisnis saya naik?"
"coba naikin harganya"
"wah kalau caranya begitu, pelanggan saya bisa-bisa kabur dong. Ada cara lain?"
Oke, jadi beberapa waktu lalu saya nonton video youtube-nya Denny Santoso seorang digital marketing dan pengusaha Indonesia yang cukup sering saya tonton juga video-videonya.
Di salah satu video youtube-nya berjudul "Cara Jualan Tiket IMAX Captain Marvel Lebih Mahal 10X Lipat", dia membeberkan cara-cara yang menurut saya menarik.
Oleh karena itu, saya ingin berbagi apa yang saya dapatkan dari video tersebut kepada Anda dan semoga bisa bermanfaat.
Jadi begini...
Kita tahu harga tiket nonton film itu kisarannya berapa sih? 50ribuan lah paling ya.
Tapi Denny Santoso ingin menjual tiket nonton film Captain Marvel dengan harga 800ribu per orang, edan!!
Pertanyaannya, emang ada yang beli?
Jawabannya ADA!
Gimana caranya?
-- Hook Story Offer --
(Kaitannya apa? Ceritanya apa? Penawarannya apa?)
Begini, biasanya sebelum atau setelah orang nonton film, mereka akan makan sambil ngobrol-ngobrol. Tapi gimana caranya kegiatan tersebut bisa dikemas dengan hal yang lebih bernilai tinggi.
Nah saat itu dia mencoba untuk memberikan hal baru. Ada kesempatan khusus bagi siapa saja yang ingin ngobrol dan diskusi bisnis secara intimate dan personal sambil dinner bareng Denny Santoso dengan bonus nonton film Captain Marvel.
Apa yang dia jual? Ya sama seperti yang ada di bioskop yaitu jual tiket film. Tapi kemasan dan layanannya dia ubah dengan cara yang berbeda.
Hasilnya, dia bisa meningkatkan harga tiket nonton film menjadi 800ribu per orang.
Intinya adalah "create value".
Bukan karena followers dia banyak tapi ada value atau nilai atau dalam kata lain layanan tambahan yang dia berikan.
Bukan fungsi produknya yang diubah, tapi kebutuhan audiens-nya yang ditambah.
Kalau Anda fokus hanya untuk menjual produk agar laku keras, Anda akan menemukan persaingan harga yang sangat banyak.
Semua kompetitor Anda berlomba-lomba memberikan harga murah agar banyak yang beli. Mahal dikit, pelanggan bisa kabur.
Ketahui apa yang pelanggan Anda butuhkan (selain produk fisik).
Contoh lain, Anda menjual hijab.
Harga hijab berapa coba sekarang? Banyak banget yang murah kan?
Tapi coba Anda berikan pelayanan lebih seperti memberikan garansi kerusakan atau video tutorial hijab untuk berbagai acara dan kegiatan lalu dikemas dalam 1 flashdisk. Anda juga bisa membagikan tips-tips merawat hijab melalui whatsapp atau email sehingga bisa lebih dekat dengan pelanggan Anda.
Apapun itu, asalkan ada value tambah yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan Anda. Dan jika sudah dapat kuncinya, barulah Anda bisa memberikan harga yang sesuai dengan value produk Anda.
Jadi, ketahui target marketnya terlebih dahulu, baru berikan penawarannya (offer).
Offer atau penawarannya sama dengan yang lain yakni jual tiket nonton atau jual hijab.
Tapi Hook dan Story-nya kita ciptakan sendiri sesuai kebutuhan audiens.
Saya harap sharing materi hari ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda. Dan silahkan share informasi ini kepada rekan, teman dan sahabat Anda agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak lagi dengan klik icon media sosial di bawah
Terima kasih ?
Siapa sih Milenial itu?
Milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1980an hingga akhir tahun 1990an.
Apakah Anda termasuk dalam rentang umur Millenial?
~Jujur yah, ga usah dikurang-kurangin 😀
Nah, jika kita membahas target pasar (market) dalam bisnis, umur-umur Milenial ini sering kali menjadi bidikan para pebisnis agar membeli dan menggunakan produk yang mereka jual.
Generasi Milenial merupakan target pasar yang sangat potensial bagi para pebisnis karena tingkat daya beli yang luar biasa. Budaya konsumtif yang dimiliki oleh Milenial juga menjadi keuntungan tersendiri untuk meningkatkan pendapatan usaha.
Menurut Kissmetric, pada tahun 2020 diprediksikan generasi Milenial akan mendominasi 50% dalam transaksi pembelian online.
Bahkan pada tahun 2025, angkanya akan semakin naik hingga mencapai 75%.
Oleh karena itu, wajib bagi Anda sebagai pebisnis untuk mempertimbangkan dan memahami calon konsumen ini lebih dalam.
Namun, perlu diingat bahwa generasi Milenial ini butuh perlakuan khusus agar mereka mau membeli dan loyal terhadap produk Anda.
Di bawah ini akan saya share beberapa cara singkat untuk menggaet generasi Milenial yang saya dapatkan dari beberapa sumber dan saya rangkum poin-poin pentingnya.
Dalam sebuah survey (Neil Patel), disebutkan bahwa sekitar 73% generasi millenials lebih memilih untuk membeli produk secara online. Angka yang cukup tinggi dan sangat menggiurkan bagi Anda pelaku bisnis.
Dan kini, setidaknya 50,5% pebisnis sudah memasarkan produknya secara online.
Tidak harus menggunakan website, Anda juga bisa memaksimalkan media sosial seperti facebook, instagram, snapchat dan twitter. Buatlah konten gambar atau video yang menarik.
Namun jika Anda ingin atau sudah memiliki website, maka akan jauh lebih baik.
Jadi, sudah go online kah produk Anda?
Milenial itu inginnya cepet dan engga ribet.
Jadi, buatlah proses orderan yang simple dan tidak terlalu lama alias ribet.
Sekitar 52% dari Millenials menggunakan smartphone untuk browsing dan belanja.
Oleh karena itu, ciptakanlah pengalaman berbelanja yang asik dan mudah. Jika terlalu ribet dan panjang, bisa-bisa mereka membatalkan orderan ditengah jalan.
Caranya Anda bisa membuat website yang user friendly berbentuk ecommerce misalnya. Lalu gunakan tampilan yang menarik seperti menggunakan gambar dan icon yang jelas dan besar, tombol yang mudah di klik dan jangan lupa perhatikan kecepatan loading saat mengakses websitenya.
Termasuk juga saat proses checkout dan pembayaran, usahakan prosesnya sesimpel mungkin. Anda juga bisa memanfaatkan sistem cashless untuk lebih memudahkan pembeli dalam bertransaksi.
Milenial sangat dekat dengan media sosial dan akan menjadi kekuatan utama bagi usaha Anda.
Menurut riset, sebanyak 66% generasi millenials akan meminta pendapat dari orang-orang yang mereka kenal sebelum membeli sesuatu.
Atau ketika mereka melihat iklan sebuah produk, mereka akan melihat review atau testimoni yang dilakukan orang-orang di internet.
Dan Milenial juga senang untuk membagikan pengalaman saat menggunakan sebuah produk.
Artinya, jika mereka puas dengan produk Anda, maka peluang agar produk Anda direkomendasikan ke orang lain akan sangat besar.
Namun jangan salah, jika Anda tidak menjaga kualitas produk Anda, mereka juga tak segan untuk membagikan pengalaman buruknya sehingga dapat menjatuhkan citra brand Anda.
Anda juga bisa meningkatkan citra positif dengan melakukan kampanye atau mendukung aktivitas-aktivitas positif yang disukai oleh Milenial.
Misalnya Anda menjual hijab, lalu Anda melakukan kampanye bahwa 15% dari penjualan hijab tersebut akan di donasikan untuk korban bencara alam.
Atau Anda tingkatkan kekuatan visi dan misi kenapa mereka harus menggunakan produk Anda.
Seperti misalnya dengan menggunakan Moota, maka akan semakin banyak pebisnis online yang terbantu karena tidak perlu cek transferan secara manual.
Dan dengan kemudahan tersebut, bisa memunculkan para pebisnis online baru di Indonesia yang semakin inovatif dan inspiratif.
Itulah sedikit cara menggaet Milenial agar membeli dan menggunakan produk Anda.
Saya harap sharing materi hari ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda. Dan silahkan share informasi ini kepada rekan, teman dan sahabat Anda agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak lagi dengan klik icon media sosial di bawah
Terima kasih ?
Saat ini saya lagi senang-senangnya membaca buku tentang copywriting. Dan ada satu buku yang sangat menarik, judulnya Hypnotic Writing yang tak lain penulisnya adalah Joe Vitale.
"Semua komunikasi yang sukses adalah hipnosis" - Milton H. Erikson
Secara umum, Hypnotic Writing adalah semua tulisan yang menarik perhatian Anda dimana Anda dengan sengaja menggunakan kata-kata untuk memandu orang ke dalam keadaan mental yang terfokus dimana mereka cenderung membeli produk atau jasa Anda.
"Keluarlah dari ego Anda dan masuklah ke dalam ego pembaca" - Joe Vitale
Terjemahkan apa yang ingin Anda katakan menjadi kata dan konsep sederhana yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Semua tips, trik, dan panduan dari berbagai artikel untuk menulis deskripsi produk itu benar. Namun, Anda tetap harus menciptakan gaya menulis Anda sendiri untuk membangun karakter brand Anda.
Ada rumus dari Joe Vitale untuk menulis deskripsi yang bisa memengaruhi pembaca.
Tidak terlalu penting panjang pendeknya tulisan Anda asalkan kata-katanya tetap menarik bagi pembaca.
Apa rahasia menulis cerita yang menghipnotis?
Bukan pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak. Namun sebuah pertanyaan yang menggugah pikiran.
Cara apa yang membuat orang mengambil tindakan?
Rasa sakit dan rasa senang berupa kebutuhan dan keinginan. Maka jualah hal itu.
Sekali lagi,
"Keluarlah dari ego Anda dan masuklah ke dalam ego pembaca" - Joe Vitale
Ciptakanlah gaya hypnotic writing Anda dengan menuliskannya, menulis ulang dengan mengukirnya, memahatnya, memolesnya, hingga sempurna. Buat setiap kalimat menjadi aktif, akrab, dan hidup.
Sebagai contoh, jika Anda sadar dan tahu, mengapa di beberapa acara hipnotis ada kata-kata yang sebenarnya selalu diulang?
"mengantuklah... mengantuklah... mengantuklah..."
Kata-kata itulah yang sebenarnya mampu menghipnotis alam bawah sadar pembaca/pendengar.
"Sesungguhnya trik iklan yang paling hebat adalah terus menerus mengulangi saran yang sama sambil mempertahankan kesan baru ide itu" - Kenneth Goode
Berikut beberapa contoh cara menulis judul yang menghipnotis menurut Joe Vitale
Saya akan menyimpulkan apa yang ingin saya katakan lalu menuangkannya ke dalam 1 judul yang saya sendiri harus antusias akan judul tersebut. Walaupun mungkin di akhir akan saya edit agar lebih sesuai dengan proses penulisan.
"Kita memilih apa yang ingin kita baca lewat judul" - Claude Hopkins
Nah sebagai penutup, berikut rangkuman/rumusan hypnotic writing Joe Vitale
Sekarang Anda sudah tahu rahasianya bagaimana menulis cerita atau iklan yang bisa menghipnotis pembaca Anda.
Sstt... Ini hanya materi mentah, karena setelah itu Anda sendiri yang akan mengembangkannya sesuai dengan produk Anda. Sama seperti saya yang masih harus belajar sama expert-expert diluar sana 😀
Saya harap sharing materi hari ini bisa bermanfaat dan berguna untuk Anda. Dan silahkan share informasi ini kepada rekan, teman dan sahabat Anda agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak lagi dengan klik icon media sosial di bawah
Terima kasih 🙂
Beberapa waktu lalu saya membaca buku yang bagus dari penulis yang keren juga. Mungkin Anda juga sudah ada yang tahu beliau.
Judul bukunya "Easy Copywriting". Ada yang tahu buku siapa?
Yup, bukunya kang Dewa Eka Prayoga yang dikenal sebagai Dewa Selling dan sekarang omzetnya sudah gede, Masya Allah.
Di buku itu ada salah satu dari sekian banyak part yang selalu saya ingat dalam pikiran saya.
Dalam jualan online, prinsipnya sederhana: SHARING-SHARING dahulu, SELLING-SELLING kemudian.
Dalam dunia jualan online, kalau kita sudah mengumpulkan database pelanggan, maka jangan dibiarin gitu aja.
Terus diapain dong?
Ibaratnya seperti kolam yang penuh dengan ikan yang baru saja saya beli dari juragan empang di daerah Cikalong (dimana coba tuh) 😀
Setelah saya dapatkan ikannya apakah akan saya pancing dan langsung dijual kembali??
~Ikannya masih kecil atuh, kasih makan dulu~
Nah itu dia, ikannya saya kasih makan dulu biar seneng.
Jadi kalau kita sudah punya database, jangan cuma jualan tapi sering-sering kasih mereka edukasi sama tips-tips bermanfaat. Beri mereka VALUE sebagai langkah awal kita membangun relationship dengan mereka. Dan ini menjadi hal yang penting bahkan dijadikan prinsip.
Kalau Anda menjual hijab, maka sering-seringlah kasih mereka tips misalnya "tips mencuci hijab agar tidak rusak" , "cara merawat hijab bahan voile yang benar" dan tips-tips lain yang tentunya bermanfaat bagi konsumen.
Apapun bisnis Anda, mendapatkan omzet tinggi itu memang tujuannya. Tapi dengan menjalin kedekatan dengan konsumen dan sharing rutin mengenai hal-hal yang mereka sukai dan butuhkan, akan menciptakan kepercayaan (TRUST) dan memberikan VALUE yang lebih baik dibanding kompetitor.
Karena...
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain"
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)
Semoga bermanfaat, dan walaupun sharingnya tidak terlalu banyak tapi saya harap bisa membuat produk Anda semakin laris, Aamiin.
Apa yang Anda pikirkan saat mendengar kata "beriklan"? Mungkin pikiran Anda langsung melayang pada iklan yang ada di televisi atau di papan reklame besar. Ya, iklan konvensional memang menggunakan cara-cara tersebut.
Namun zaman berubah, dan Anda bahkan bisa beriklan di media sosial. Salah satu media sosial yang efektif dijadikan media untuk beriklan adalah Facebook.
Di Facebook, Anda bisa beriklan bahkan dengan bujet sebesar sepuluh ribu saja. Sangat menarik bukan? Ini akan menjadi sesuatu yang begitu membantu para pemilik bisnis kecil dan pemula.
Lantas, bagaimana cara sukses beriklan di Facebook untuk meningkatkan penjualan dan engagement produk? Simak di sini ya
Saat akan beriklan di Facebook, gunakan gambar yang efektif. Nah, seperti apa sih, gambar yang efektif itu? Gambar efektif merupakan gambar yang jelas menampilkan produk, jelas, dan tidak mengandung terlalu banyak tulisan.
Informasi berupa tulisan sebaiknya diletakkan pada kolom konten. Nah, jangan berbelit-belit, dan berikan informasi yang singkat, padat, dan jelas. Ini akan menarik banyak pengguna dan membuat mereka bisa memahami apa yang Anda sampaikan dengan jelas.
Gunakan pula gambar yang bebas lisensi atau milik Anda sendiri. Jangan sesekali mengambil gambar orang lain, karena bila otoritas Facebook mengetahui hal ini, iklan Anda bisa-bisa akan dilarang.
Facebook memberikan beberapa pilihan jangkauan iklan, mulai dari jangkauan usia, gender, hingga lokasi. Semakin luas dan spesifik jangkauan, maka semakin besar biaya yang harus Anda bayarkan.
Nah, tentukan berapa bujet Anda, siapa audiens yang mau dijangkau, dan di mana lokasinya. Pilih tempat-tempat yang spesifik, begitu pula usia dan gender. Ini akan mampu menghemat bujet serta membuat iklan menjadi lebih tepat sasaran.
Instagram dan Facebook sudah saling berhubungan, jadi, mengapa tidak mengintegrasikan iklan di Facebook dan Instagram?
Saat Anda membuat iklan di Instagram, Anda bisa menghubungkannya dengan akun Facebook, dan sebaliknya. Jadi, efektifkan pemasaran melalui hal tersebut, supaya pemirsa yang terjaring pun lebih banyak.
Semakin banyak iklan, maka semakin meningkat penjualan? Belum tentu. Iklan yang terlalu banyak justru tak terlalu efektif. Apalagi bila Anda menyiarkannya dalam waktu yang berdekatan.
Selain membosankan, iklan yang terlalu banyak justru akan menyia-nyiakan bujet yang Anda miliki, lho. Lagipula, melakukan serbuan iklan Facebook akan membuat akun Anda dianggap sebagai akun yang doyan menyebarkan spam.
Anda bisa menjadwalkan iklan Anda sesuai kebutuhan. Misalnya 14 hari dalam sebulan.
Saat beriklan di Facebook, Anda juga bisa mengatur waktu siaran. Nah, tentukan berapa lama Anda mau beriklan dan tentukan berapa bujet harian.
Semakin lama Anda beriklan, tentu semakin banyak bujet yang harus dikeluarkan. Nah, untuk menghemat bujet, Anda bisa mempersingkat waktu siaran atau memperkecil jangkauan. Mana yang lebih baik? Tentu itu bergantung pada kebutuhan Anda.
Bila Anda ingin produk terlihat lebih menarik, mengapa tidak beriklan dengan menggunakan video? Video memiliki sifat yang lebih interaktif dan juga mampu menarik perhatian orang.
Misalnya, bila Anda memiliki produk peralatan kecantikan. Anda bisa membuat video tutorial penggunaan produk tersebut. Selain informatif, hal ini akan meningkatkan kepercayaan orang pada kredibilitas produk Anda.
Jadi, bagaimana? Sudah siap untuk sukses beriklan di Facebook? Yuk, mulai sekarang juga supaya bisnis daring Anda bisa meraup keuntungan yang besar.