Saat ini, usaha jualan online semakin meningkat dan berkembang pesat. Hal ini tidak lepas dari perkembangan teknologi. Agar usaha semakin meningkat, cara mengelola keuntungannya perlu diketahui. Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam mengelola keuntungan adalah transaksi. Proses pengecekan transaksi bisa dilakukan dengan Moota agar hasilnya jelas sehingga keuntungan bisa dikelola.
Cara pertama yang harus dilakukan untuk mengelola keuntungan adalah membuat rekening bank khusus. Pembuatan rekening khusus ini sangat berguna agar transaksi yang masuk bisa diketahui dengan jelas. Jadi, keuntungan yang diperoleh juga diketahui dengan mudah sehingga bisa segera dialokasikan untuk berbagai kebutuhan.
Sobat, kalau mau serius dalam mengelola bisnis, langkah pertama yang harus Sobat lakukan adalah membuat rekening bank khusus. Kenapa penting? Karena dengan memiliki rekening terpisah, Sobat bisa dengan mudah melacak semua transaksi yang masuk dan keluar. Jadi, keuntungan yang Sobat peroleh dari bisnis online bisa diketahui dengan jelas dan tidak tercampur dengan uang pribadi.
Nah, dengan adanya rekening khusus ini, Sobat juga bisa lebih mudah mengalokasikan keuntungan untuk kebutuhan yang berbeda-beda, seperti biaya operasional, investasi, atau tabungan untuk masa depan bisnis. Jangan lupa, pastikan rekening ini dilengkapi dengan fitur mbanking agar semua transaksi bisa dilakukan dengan cepat dan efisien. Fitur mbanking akan sangat membantu, terutama jika Sobat sering melakukan transaksi online.
Selain itu, dengan memisahkan rekening bisnis dari rekening pribadi, Sobat akan lebih mudah dalam mengelola keuangan secara keseluruhan. Ini juga akan memudahkan Sobat saat harus membuat laporan keuangan atau saat melakukan audit. Jadi, jangan ragu untuk segera membuat rekening khusus bagi bisnis Sobat, ya!
Cara kedua yang harus dilakukan untuk mengelola keuntungan adalah memperhatikan kembali perencanaan. Pastikan sudah ada perencanaan yang sudah dibuat untuk mengelola keuangan yang didapat dari keuntungan. Hal ini sangat penting karena bisa menjadi patokan agar keuntungan dari penjualan bisa dialokasikan dengan tepat.
Mengelola keuntungan bukan hanya soal mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, tapi juga tentang bagaimana Sobat merencanakan penggunaan uang tersebut. Perencanaan yang matang adalah kunci utama agar keuntungan yang Sobat peroleh bisa dialokasikan dengan tepat. Tanpa perencanaan yang jelas, keuntungan tersebut bisa saja habis tanpa ada hasil yang maksimal untuk bisnis Sobat.
Sebelum Sobat mulai mengelola keuntungan, pastikan sudah ada rencana yang detail mengenai bagaimana uang tersebut akan digunakan. Misalnya, Sobat bisa membuat alokasi untuk biaya produksi, pemasaran, pengembangan produk, atau bahkan untuk dana darurat. Dengan perencanaan yang baik, Sobat bisa memastikan bahwa setiap rupiah yang dihasilkan dari bisnis digunakan dengan bijak dan efektif.
Ingat, perencanaan yang baik juga bisa membantu Sobat untuk mengembangkan bisnis secara berkelanjutan. Dengan alokasi yang tepat, Sobat bisa menginvestasikan keuntungan untuk meningkatkan kapasitas produksi atau memperluas jangkauan pasar. Jadi, jangan anggap remeh pentingnya perencanaan dalam mengelola keuntungan bisnis, ya!
Cara ketiga untuk mengelola keuntungan adalah mengetahui arus kas baik yang masuk atau keluar. Hal ini sangat penting untuk mengetahui kemana aliran dana mengalir. Pengetahuan arus kas yang baik akan mempermudah pengelolaan keuntungan. Jadi, proses pengecekkan arus kas harus dimasukkan dalam perencanaan terlebih dahulu agar menjadi patokan.
Mengetahui arus kas adalah salah satu langkah yang tidak boleh dilewatkan ketika mengelola keuntungan bisnis. Arus kas ini ibarat nadi bagi bisnis Sobat. Dengan memahami bagaimana uang mengalir masuk dan keluar, Sobat bisa lebih mudah mengelola keuntungan dan memastikan bahwa bisnis selalu dalam kondisi yang sehat.
Penting banget untuk memantau arus kas secara berkala. Sobat harus tahu dari mana uang masuk, apakah dari penjualan, investasi, atau mungkin pinjaman, dan ke mana uang itu pergi, apakah untuk biaya operasional, gaji karyawan, atau pembayaran utang. Dengan demikian, Sobat bisa mengidentifikasi jika ada masalah dalam pengelolaan keuangan dan segera mengambil tindakan yang diperlukan.
Untuk mempermudah Sobat dalam memantau arus kas, Sobat bisa menggunakan layanan seperti Moota. Moota akan membantu Sobat mendapatkan informasi transaksi dari rekening bisnis secara cepat melalui email, SMS, atau webhook. Dengan begitu, Sobat bisa selalu up-to-date dengan kondisi keuangan bisnis dan membuat keputusan yang tepat waktu. Ini akan sangat membantu, terutama jika bisnis Sobat sudah berkembang dan melibatkan banyak transaksi setiap harinya.
Cara keempat untuk mengelola keuntungan adalah mengalokasikannya pada sumber daya usaha. Hal ini harus diperhatikan oleh berbagai jenis usaha termasuk toko online. Sumber daya yang dimaksud disini adalah produksi, modal, dan juga gaji untuk karyawan jika ada. Pengalokasian keuntungan untuk sumber daya usaha dengan tepat akan membuat usaha lancar untuk kedepannya.
Setelah Sobat berhasil mendapatkan keuntungan, langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah mengalokasikan sebagian keuntungan tersebut untuk mengembangkan sumber daya usaha. Sumber daya ini bisa mencakup berbagai hal, mulai dari modal produksi, investasi dalam teknologi, hingga pembayaran gaji karyawan jika Sobat sudah memiliki tim.
Mengapa ini penting? Karena dengan mengalokasikan untuk pengembangan, Sobat memastikan bahwa bisnis tidak stagnan, tapi terus berkembang. Misalnya, jika Sobat menggunakan sebagian keuntungan untuk meningkatkan kapasitas produksi, Sobat bisa memenuhi permintaan pasar yang lebih besar. Atau jika Sobat menginvestasikan keuntungan dalam teknologi, proses operasional bisa menjadi lebih efisien dan hemat biaya.
Selain itu, jika Sobat sudah memiliki tim, mengalokasikan untuk gaji dan insentif karyawan juga sangat penting. Karyawan yang merasa dihargai dan mendapatkan kompensasi yang layak akan bekerja lebih keras dan lebih loyal terhadap bisnis Sobat. Jadi, pastikan Sobat memikirkan dengan matang bagaimana keuntungan bisnis bisa digunakan untuk memperkuat fondasi usaha dan mempersiapkannya untuk pertumbuhan di masa depan.
Cara kelima untuk mengelola keuntungan adalah mengalokasikan pada uang cadangan. Pengalokasian uang cadangan sangat penting untuk berbagai usaha, jualan, dan bisnis online. Dengan adanya uang cadangan, berbagai masalah yang ada dalam proses usaha akan bisa diatasi dengan baik. Oleh karena itu, sediakan uang cadangan baik dalam bentuk rekening maupun tunai.
Sobat, satu hal yang sering kali dilupakan oleh banyak pebisnis adalah pentingnya menyisihkan keuntungan untuk dana cadangan. Dana cadangan ini berfungsi sebagai jaring pengaman bagi bisnis Sobat jika tiba-tiba terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti penurunan penjualan, kenaikan biaya produksi, atau bahkan krisis ekonomi.
Dengan memiliki dana cadangan, Sobat bisa lebih tenang dalam menghadapi berbagai situasi tak terduga. Misalnya, jika tiba-tiba ada penurunan penjualan, Sobat masih memiliki cadangan dana untuk tetap menjalankan bisnis tanpa harus berhutang atau menjual aset dengan harga murah. Dana cadangan ini juga bisa digunakan untuk mengatasi masalah kecil yang mungkin muncul dalam operasional sehari-hari tanpa mengganggu alokasi keuangan lainnya.
Sobat bisa menyisihkan sebagian dari keuntungan setiap bulan untuk dana cadangan ini. Jumlahnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis, namun idealnya dana cadangan ini cukup untuk menutupi biaya operasional bisnis selama beberapa bulan ke depan. Dengan begitu, bisnis Sobat akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan dan tetap berjalan dengan lancar meski situasi kurang mendukung.
Sobat, mengelola keuntungan bisnis memang bukan hal yang mudah, tapi dengan langkah-langkah yang tepat, Sobat bisa memastikan bahwa setiap rupiah yang diperoleh digunakan dengan bijak dan efektif. Selalu ingat untuk memisahkan rekening, membuat perencanaan yang matang, memantau arus kas, mengalokasikan untuk pengembangan usaha, dan tentu saja, menyisihkan untuk dana cadangan. Dengan begitu, bisnis Sobat akan terus tumbuh dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Itulah 5 cara untuk mengelola keuntungan jualan online agar terus meningkat. Kelima cara tersebut harus dipahami dengan baik terutama arus kas agar bisa dialokasikan dengan tepat. Untuk mengetahui arus kas transaksi yang masuk, bisa menggunakan Moota agar bisa mendapatkan informasi secara cepat dan jelas. Jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang layanan ini, kunjungi moota.
Pernah merasakan dagangan lagi kenceng-kencengnya, tiba-tiba aturan platform berubah dan arus order ikut ke-suspend? Kasus penutupan TikTok Shop di Indonesia pada Oktober 2023 benar-benar terjadi dan memaksa jutaan penjual putar haluan dalam semalam. Regulasi baru melarang transaksi e-commerce langsung di platform sosial—dan dampaknya masif bagi seller yang 100% bergantung di sana. (Sumber: AP News) Belum lagi tren biaya layanan marketplace yang naik—dari komisi hingga order handling fee—yang perlahan “menggerus” margin Anda. Di 2024–2025, beberapa platform besar memangkas ruang margin seller lewat kenaikan take-rate dan biaya per pesanan (Sumber: 4Cube Asia). Dengan realitas ini, punya toko online sendiri bukan sekadar opsi “nanti aja,” tapi strategi survival plus growth.
Sebelum melangkah lebih jauh, kita harus paham dulu apa sih sebenarnya "toko online sendiri" itu? Simple banget, toko online sendiri adalah website e-commerce yang sepenuhnya Anda miliki dan kendalikan. Beda sama marketplace yang cuma nyediakan etalase, di toko ecommerce sendiri Anda punya kebebasan penuh mulai dari desain, fitur, sampai cara berinteraksi dengan pelanggan.
Bayangkan begini: di marketplace, Anda seperti pedagang di pasar malam yang harus ikut aturan main penyelenggara. Mulai dari jam buka, cara display produk, sampai biaya sewa tempat. Tapi di toko online sendiri, Anda yang jadi tuan rumah. Mau desain warna-warni, mau pakai fitur chat langsung, atau bahkan mau kasih promo khusus member, semua bisa Anda tentukan sendiri. Lebih seru kan?
Nah, ini dia pertanyaan krusial yang sering muncul: "Kenapa sih repot-repot bikin toko online sendiri kalau di marketplace sudah ada banyak pembeli?" Well, jawabannya ada beberapa alasan penting yang bikin Anda harus mikir dua kali kalau cuma ngandelin marketplace.
Pertama, kontrol bisnis. Di marketplace, Anda harus ikut aturan main mereka. Mereka bisa tiba-tiba naikin biaya admin, ubah algoritma pencarian, atau bahkan suspend toko Anda tanpa peringatan. Percaya deh, banyak seller yang ketar-ketir tiap ada update kebijakan marketplace. Dengan toko online sendiri, Anda yang jadi bosnya. Aturan main Anda yang tentukan.
Kedua, soal data. Ini yang paling krusial! Di marketplace, data pelanggan Anda sebenarnya bukan milik Anda sepenuhnya. Platform yang punya akses lengkap ke data pembeli, mulai dari kontak sampai riwayat pembelian. Padahal, data ini adalah emas bagi bisnis jangka panjang. Dengan toko online sendiri, 100% data pelanggan jadi aset berharga yang bisa Anda manfaatkan untuk retensi dan personalisasi penawaran.
Ketiga, branding. Di marketplace, brand Anda bakal kesulitan bersinar karena harus bersaing dengan ribuan penjual lain. Produk Anda muncul sejajar dengan kompetitor, bahkan kadang ditampilkan berdampingan dengan produk serupa yang harga lebih murah. Di toko online sendiri, Anda bisa bangun identitas brand yang kuat dan konsisten. Mau kasih sentuhan personal di setiap halaman? Bisa! Mau cerita story di balik produk? Sangat mungkin!
Mungkin Anda berpikir, "Ah, toko online sendiri itu buat pebisnis besar saja, kan?" Eits, jangan salah! Siapa saja yang serius menjalankan bisnis online sebenarnya butuh toko online sendiri. Mulai dari pemula yang baru merintis, sampai pelaku usaha menengah yang ingin scale up.
Khususnya untuk Anda yang:
Intinya, kalau Anda nggak mau bisnisnya cuma jadi "penumpang" di platform orang lain, maka toko ecommerce sendiri adalah jawabannya. Baik Anda seller fashion, kuliner, digital produk, atau jasa, semua bisa merasakan manfaatnya!
"Kapan sih saat yang tepat bikin toko online sendiri?" Pertanyaan ini sering muncul, terutama bagi Anda yang mungkin masih nyaman berjualan di marketplace. Jawabannya: semakin cepat, semakin baik!
Tapi ada beberapa tanda yang bisa jadi indikator bahwa Anda sudah "ready" untuk punya toko ecommerce sendiri:
Jangan tunggu sampai bisnis Anda "terjebak" di marketplace. Lebih baik prepare dari sekarang, biar ketika saatnya tiba, Anda sudah punya "rumah" sendiri untuk bisnis online Anda.
Nah, ini dia bagian yang sering bikin bingung: "Di mana sih bisa bikin toko online sendiri?" Tenang, sekarang sudah banyak platform yang bisa membantu Anda membuat toko online dengan mudah, bahkan untuk yang gaptek sekalipun!
Beberapa opsi populer di Indonesia:
Yang penting, pilih platform yang sesuai dengan kebutuhan dan budget Anda. Jangan lupa pertimbangkan juga faktor kemudahan integrasi pembayaran dan pengiriman, karena ini akan sangat mempengaruhi operasional toko online Anda nantinya.
Oke, kita sudah sampai di bagian paling praktis: bagaimana sih cara memulai toko online sendiri? Jangan khawatir, meskipun terdengar rumit, sebenarnya langkah-langkahnya cukup straightforward kok!
Pertama, tentukan platform yang ingin Anda gunakan. Kalau Anda ingin yang praktis dan siap pakai, platform seperti Traksee bisa jadi pilihan tepat. Mereka menyediakan sistem eCommerce dengan pembayaran dan pengiriman terintegrasi, jadi Anda tinggal fokus ke konten dan produk.
Kedua, siapkan konten dan produk Anda. Mulai dari foto produk yang menarik, deskripsi yang jelas, sampai cerita brand yang bisa bikin pelanggan jatuh cinta. Ingat, di toko ecommerce sendiri, Anda punya kebebasan penuh untuk berkreasi!
Ketiga, integrasikan sistem pembayaran dan pengiriman. Pastikan Anda pilih opsi yang paling nyaman untuk pelanggan Anda. Traksee, misalnya, sudah terintegrasi dengan moota (Bank transfer, VA, QRIS) dan kurir populer, jadi Anda nggak perlu pusing mikirin teknisnya.
Keempat, mulai promosikan toko online Anda. Manfaatkan database pelanggan yang mungkin sudah Anda punya dari marketplace, atau gunakan strategi digital marketing untuk menarik pelanggan baru.
Nah, bicara soal platform yang memudahkan Anda punya toko ecommerce sendiri, ada kabar baik nih! Traksee, sistem eCommerce buatan lokal, akan segera rilis dalam beberapa bulan ke depan. Mereka menawarkan model SaaS Hybrid dengan biaya berlangganan yang terprediksi, jauh lebih stabil dibanding biaya admin marketplace yang bisa naik tiba-tiba.
Yang paling menarik, dengan Traksee, 100% database pelanggan jadi milik Anda sepenuhnya! Anda juga akan mendapat customer support dalam bahasa Indonesia via WhatsApp, jadi nggak perlu khawatir kalau-kalau ada kendala teknis.
Untuk Anda yang ingin jadi bagian dari early users dan dapat benefit khusus, bisa banget join waiting list Traksee sekarang juga. Siapa tahu, ini bisa jadi langkah awal yang mengubah permainan bisnis online Anda!
Marketplace membantu reach, tetapi toko online sendiri memberi kendali dan keberlanjutan. Dengan tren biaya platform yang cenderung naik dan risiko kebijakan yang bisa berubah kapan saja, memiliki kanal milik sendiri adalah keputusan strategis—bukan hanya hari ini, tapi untuk 3–5 tahun ke depan. Bangun pondasi sekarang, panen repeat order besok.
Siap mulai? Amankan tempat Anda di waiting list Traksee dan siapkan toko ecommerce sendiri yang Anda kontrol, Anda kembangkan, dan Anda skalakan.
Moota mengundang Anda yang masih mengandalkan integrasi API V1 untuk pengiriman data mutasi—termasuk konfirmasi otomatis dan sinkronisasi mutasi—untuk segera beralih ke API V2. Versi terbaru ini sudah teruji stabilitasnya, minim gangguan, dan siap mendukung kebutuhan pengiriman data mutasi via API dengan kecepatan optimal. Dengan lebih banyak pengguna beralih, API V2 kini menjadi fondasi otomasi keuangan yang ditunggu-tunggu untuk menunjang pertumbuhan dan kelancaran operasional bisnis Anda.
Application Programming Interface (API) adalah semacam “jembatan” digital yang menghubungkan sistem Moota dengan aplikasi bisnis Anda. Bayangkan API sebagai jalur tertutup yang memungkinkan data mutasi—baik dari bank transfer maupun virtual account—mengalir langsung ke sistem Anda tanpa campur tangan manual. Tanpa API, tim finance harus menarik laporan mutasi satu per satu, memindai file CSV, atau mengecek email konfirmasi pembayaran secara manual. Tentu saja, itu memakan waktu dan rentan kesalahan, seperti keliru memasukkan data atau melewatkan transaksi penting.
Sejak awal, Moota memperkenalkan API V1 sebagai solusi integrasi. Meski revolusioner di masanya, API V1 mulai menunjukkan keterbatasan ketika volume transaksi dan kompleksitas integrasi meningkat. Banyak pengguna merasakan delay pengiriman data mutasi, gangguan saat beban puncak, atau bahkan kegagalan pengiriman. Dalam ekosistem finansial yang serba cepat, jeda sekecil apa pun bisa berdampak pada arus kas, konfirmasi order, dan kepuasan pelanggan.
Untuk menjawab tantangan ini, Moota merilis API V2. Versi ini adalah perombakan arsitektur backend yang dirancang khusus untuk menghadirkan performa tinggi serta meminimalkan down-time dan risiko kehilangan data.
API V2 mengurangi delay hingga hitungan detik. Anda akan menerima data mutasi segera setelah transaksi tercatat, sehingga proses konfirmasi pembayaran dan rekonsiliasi berjalan mulus.
API V2 dibangun di atas platform yang dioptimasi untuk skala besar. Dengan load balancing dan sistem failover otomatis, gangguan pada satu titik tidak akan menghentikan aliran data. Bahkan saat terjadi lonjakan transaksi—seperti flash sale—API V2 menjaga kestabilan koneksi.
Kegagalan koneksi atau timeout bukan lagi momok. API V2 secara otomatis mencoba mengirim ulang data mutasi hingga sukses, tanpa perlu skrip tambahan atau monitoring manual.
Semua payload API V2 dienkripsi dengan protokol TLS terbaru, melindungi informasi transaksi saat transit. Setiap panggilan API juga dicatat secara terperinci—mulai timestamp, status response, hingga payload—yang dapat diakses di dashboard untuk audit, debugging, atau pelaporan.
Tim support Moota memfokuskan diri pada pengembangan dan pemeliharaan API V2. Anda akan mendapatkan respons lebih cepat dari spesialis yang memahami Webhook, RESTful API, dan best practice integrasi.
API V2 bukan hanya fitur baru, melainkan fondasi stabilitas dan efisiensi operasional bagi bisnis Anda. Dengan pengiriman real-time, retry otomatis, dan enkripsi terbaru, API V2 memastikan data keuangan selalu akurat dan aman. Migrasi cepat, dukungan teknis fokus, serta dokumentasi lengkap memudahkan Anda beralih tanpa gangguan besar.
Pastikan alur data mutasi bisnis Anda selalu aktif, cepat, dan aman dengan API V2 dari Moota. Terima kasih atas kepercayaan Anda
#MootaAPIV2 #UpgradeAPI #FinTechIntegrasi #DataMutasiRealTime
Pernah nggak sih, kita kebingungan sendiri saat cek mutasi pembayaran dari bank, payment gateway, atau virtual account secara manual setiap hari? Kalau iya, webhook Moota ini bisa jadi solusi tepat untuk mempercepat dan memudahkan semua update transaksi Anda. Dengan webhook Moota, setiap kali ada transaksi baru, sistem bisa otomatis menerima data tanpa perlu refresh atau menunggu laporan mutasi bank. Layanan ini membantu tim finance, toko online, hingga startup digital agar bisa langsung mengupdate status pembayaran di aplikasi tanpa harus melakukan input data manual. Namun, di balik kemudahan ini, ada juga beberapa best practice yang wajib dilakukan agar sistem tetap andal, aman, dan tidak ada error saat menerima banyak transaksi sekaligus.
Jadi, sebelum menjalankan webhook ke proses bisnis Anda, yuk, kita pahami dulu kenapa penggunaan async pada webhook Moota itu penting, dan bagaimana langkah-langkah mengimplementasinya tanpa ribet!
Webhook Moota adalah solusi cerdas untuk mengotomasi update transaksi bisnis. Setiap ada transaksi baru di bank, virtual account, atau payment gateway, Moota langsung memberikan notifikasi ke sistem Anda secara real time.
Tapi, banyak yang belum tahu: proses webhook sebaiknya dijalankan secara asynchronous (async), bukan langsung di-handle ke proses bisnis utama. Ini penting agar sistem tetap stabil dan transaksi Anda benar-benar aman.
https://domainanda.com/webhook/moota
).Nah, pertanyaannya: kenapa datanya nggak langsung diproses saja pas webhook diterima? Ada beberapa alasan kuat mengapa async jadi pilihan terbaik:
Webhook dari Moota harus direspons secepat mungkin, idealnya kurang dari 5 detik. Jika proses bisnis (misal: update order, generate invoice, kirim email) dilakukan langsung dalam endpoint webhook, sistem Anda bisa mengalami timeout. Akibatnya, Moota akan menganggap request gagal dan bisa mengirim ulang data yang sama (duplikat).
Kalau proses bisnis yang langsung, ada resiko:
Dengan async, data diterima lalu diproses di background oleh worker terpisah sehingga error bisa diisolasi tanpa ganggu data lain.
Async bikin sistem Anda lebih scalable. Kalau transaksi harian mulai ratusan sampai ribuan, worker bisa dengan mudah dibuat paralel atau diatur antrian, tanpa membuat endpoint webhook jadi bottleneck.
Dengan menyimpan data webhook ke database/queue lebih dulu, Anda bisa melakukan pengecekan:
Perhatikan baik-baik, hanya izinkan request dari Moota dengan whitelist IP:
103.236.201.178
Langkah ini bisa Anda lakukan pada pengaturan firewall/VPS/server agar webhook hanya diterima dari alamat IP resmi Moota.
Di dashboard webhook, peringatannya sangat jelas:
Pastikan whitelist IP 103.236.201.178 untuk transaksi aman dengan Moota, dan tidak menerima dari yang lain, Terima kasih!
Cukup mudah, masuk ke integrasi > webhook pada dashboard Moota, lalu klik “Tambah Webhook”.
Pilih akun bank, VA, atau payment gateway yang ingin Anda hubungkan.
Masukkan URL endpoint webhook, serta secret token untuk keamanan signature.
Di bagian ini, Anda bisa menentukan akun, tipe transaksi, kode unik, hingga memasukkan secret token khusus untuk validasi signature webhook.
Setiap kali terjadi transaksi baru, Moota akan mengirimkan data ke endpoint webhook yang Anda daftarkan dengan metode POST.
Contoh payload JSON yang dikirim:
json
[{"account_number": "12312412312","date": "2019-11-10 14:33:01","description":"TRSF E-BANKING ...", "amount": 50000,...}]
Header request juga mengandung signature dan data identitas dari Moota yang wajib diverifikasi.
Pada setiap request webhook, Moota mengirim header “Signature” yang dapat divalidasi menggunakan secret token milik Anda.
Cara validasinya:
php
$signature = hash_hmac('sha256', $payload_json, $secret); // Cocokan hasil signature ini dengan value 'Signature' di header
Jangan pernah lewatkan tahap ini – signature memastikan data benar-benar dari Moota, bukan pihak lain.
Best practice-nya adalah:
Contoh sederhana di PHP Laravel:
php
public function handle(Request $request) { // Simpan payload WebhookQueue::create([ 'payload' => json_encode($request->all()), 'signature' => $request->header('Signature') ]); // Langsung balas OK ke Moota return response()->json(['status' => 'received'], 200); } // Worker: proses data dari queue public function processQueue() { foreach(WebhookQueue::pending() as $webhook) { // Validasi, update order, dsb } }
Moota menyediakan fitur Sandbox yang memungkinkan Anda mencoba webhook tanpa mengganggu sistem produksi. Coba dari menu “Virtual Account Sandbox” pada dashboard.
Dengan menerapkan teknik asynchronous pada webhook Moota, kita bisa memastikan semua transaksi berjalan tanpa hambatan, sistem anti-jebol saat traffik naik, dan yang terpenting: bisnis Anda jauh lebih aman dari error dan duplikasi data.
Jika ingin tutorial step-by-step sekaligus penjelasan teknis yang lebih rinci, Anda bisa cek langsung halaman panduan lengkap di website Moota.
Atau, butuh inspirasi best practice lain? Jangan ragu baca juga artikel tips otomatisasi transaksi di Moota.co.
Yuk, optimalkan integrasi bisnis Anda bersama Moota! Kita pastikan bisnis semakin otomatis, anti-ribet, dan siap scale ke level berikutnya.
Artikel ini membahas: webhook Moota, cara penggunaan webhook Moota, best practice async webhook, tips mengamankan webhook Moota.